49

33.5K 1.9K 27
                                    

Pasangan yang baru saja kembali membaik hubungannya beberapa hari lalu akhirnya berlibur ke Pulau Seribu setelah mendapat persetujuan dokter kandungan Ginela. Mereka sampai di sebuat resort mewah di Pulau H yang menyediakan villa mewah dan prestige. Alaric mengenal pemilik pulau tersebut sehingga dia bisa menyewa tempat di sana dengan bantuan Leo.

Ginela dan Alaric merebahkan tubuhnya di atas kasur, mereka menatap langit-langit sesampainya di kamar. Lelah setelah menikmati keindahan pulau dengan berjalan kaki. Apalagi bagi Ginela yang tengah hamil muda.

"Ini luar biasa. Ternyata di sini sangat bagus."

"Kamu menyukainya?"

Ginela menoleh. "Tentu saja. Terima kasih." Ginela mengecup pipi Alaric dan membut pria itu tersipu merah. Setiap sentuhan Ginela akhir-akhir ini sungguh mujarab. Ingatan-ingatan yang menghilang kembali datang perlahan.

"Aku tahu kamu sangat menyukai pantai."

Ginela menaikkan alisnya. "Kamu mengingat tentangku?"

Alaric tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Aku menyukai pantai tapi nggak lebih dari menyukaimu."

"Harus itu!"

Alaric mendekat dan mencium lembut Ginela. "Love you."

Mendengarnya Ginela membelalakkan mata tidak percaya. Bibirnya bergetar sulit untuk berbicara. Pelukan erat dan air mata jadi reaksi kebahagiaannya saat ini.

"Love you more," ucap Ginela dengan susah payah, air matanya terus mengalir dan hidungnya penuh ingus karena tangisan.

Alaric mengusap pipi istrinya dan mengecup bibir Ginela berulang kali. Hidup tidak selalu berjalan mulus meski yang orang lihat hidupnya tidak pernah bermasalah karena uang yang dimilikinya. Tapi Alaric tidak peduli, yang dia lakukan adalah melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri. Seperti membuat dirinya lebih bugar dengan hidup sehat.

Memperbaiki diri sehingga kesehatan mentalnya pun membaik. Saat dia puas dan bahagia tentu akan membuat sekitarnya bahagia. Orang di sekitarnya tidak akan terkena imbas moodnya yang buruk karena masalahnya karena dia bisa memanage masalah dirinya dengan baik.

Dari situ dia belajar untuk membahagiakan Ginela. Jika Ginela bahagia makan dia akan bahagia. Akan terus melihat senyum dan tawa istrinya yang bisa membuatnya menggila.

"Apa kita perlu mencoba wahana watersport di sini?" tanya Alaric.

Ginela diam berpikir sejenak. Dia mengingat saat honeymoon dulu. Dia menghabiskan banyak waktu untuk bermain dan mengabaikan Alaric. Dia pun menggeleng pelan. "Kita di kamar saja menikmati pemandangan dan minum teh."

"Kenapa? Kalau kamu suka, ayo, lakukan!"

"Kamu lupa aku sedang hamil?" Ginela cemberut, kesal.

"Maafkan papamu ini, Sayang. Papa hanya ingin Mamamu bahagia." Alaric mengusap dan mencium perut Ginela. Dia menyesal melupakan hal penting. Dia hanya ingin menebus kesalahannya saat honeymoon dulu dan membahagiakan Ginela karena sering melukai. Dia sungguh menyesal kini justru melukai calon anaknya.

"Papamu jahat!" Ginela mambuang muka masih kesal pada Alaric.

Alaric terus menerus meminta maaf dan mencium perut Ginela. Dia mengakui dia sangat salah. Bukan niat hati melupakan calon anaknya.

"Gin, Sayang. Maaf. Aku akan melakukan apapun biar kamu memaafkanku."

Ginela melirik Alaric dan memberikan senyum liciknya.

"Beneran?"

"Bener."

"Kalau gitu kamu harus melakukan semua wahana watersport. Jangan ngeluh! Aku akan menikmati pemandangan suamiku ketakutan dan kelelahan."

One Night StandDonde viven las historias. Descúbrelo ahora