40

26.2K 2K 78
                                    

Mata sayu dengan kantong mata panda terlihat jelas di wajah Ginela. Tidak hanya wajahnya, jiwanya juga sayu dan lesu. Beberapa hari di RS menunggu Alaric sadar setelah beberapa tindakan media dilakukan membuatnya seperti mayat hidup.

Ginela bersyukur operasi berjalan lancar dan kondisi Alaric stabil hingga bisa dipindahkan ke ruang rawat. Tapi dia masih tidak bersemangat, hanya bisa menangis di samping ranjang Alaric sembari berharap suaminya segera sadar.

Saat melihat jemari Alaric yang dia genggam bergerak, Ginela langsung memanggil dokter. Dia berharap-harap cemas di luar saat dokter memeriksa keadaan Alaric.

Jantungnya berdetak lebih cepat saat dokter mempersilakan keluarga kembali masuk ke ruangan. Ginela berjalan mendekat dengan kaki gemetar dan langsung menghambur memeluk Alaric. Tangisnya pecah seketika melihat suaminya sudah membuka mata.

"Syukurlah kamu sadar. Tolong jangan tinggalkan aku."

Alaric mendorong Ginela agar melepas pelukannya.

"Mah." Susah payah Alaric berusaha membuka suara.

"Ya?"

"Aku haus."

Ginela dengan sigap mengambil gelas di meja.

"Kamu siapa?"

Ginela meboleh pada dokter di sampingnya lalu beralih pada Saras dan kembali menatap Alaric.

"Aric, dia istrimu," ucap Darian.

Alaric memperhatikan Ginela dari atas sampai bawah dengan kening berkerut.

"Pa, ini nggak lucu. Kalian nggak bisa memaksaku untuk menikah apalagi dengan dia. Siapa dia?"

"Dok, apa yang terjadi dengan anak saya?"

"Kami akan melakukan pemeriksaan kembali mengenai gejala pasca operasi ini."

"Aric, apa kamu mengenal mereka?" tanya Dokter Irwan.

"Tentu saja. Mereka orangtuaku. Aku hanya nggak mengenalnya." Alaric mesih memandang Ginela dengan tatapan tidak suka.

Sementara Ginela hanya bisa diam mematung. Pada akhirnya kebahagiaan itu hilang dan dia dilupakan. Ginela syok hingga tidak bisa berkata-kata.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku bisa di sini?"

"Apa hal terakhir yang kamu ingat?" tanya dokter Irwan.

"Aku pergi dengan Leo lalu aku mulai merasa pusing karena terlalu banyak minum. Apa aku mabuk dan mengalami kecelakaan saat pulang?"

"Ingat tanggal berapa itu?"

"Awal tahun tanggal 1. Aku ingat malam itu kami merayakan tahun baru bersama."

Dokter Irwan menoleh ke arah orangtua Alaric dan memberitahu akan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dia juga meminta Ginela untuk ke ruangannya.

Ginela yang sejak tadi hanya diam, menoleh saat Saras memeluknya. Membawanya ke ruangan dokter Irwan untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas atas apa yang terjadi pada Alaric.

***

"Pa, siapa sebenarnya wanita itu?"

"Dia Ginela, istrimu."

"Bagaimana mungkin aku menikah. Aku saja nggak mengenalnya."

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Darian yang tidak ingin menjelaskan apapun pada orang yang baru saja sadar dan lolos dari maut.

"Aku merasa baik. Tapi siapa dia, Pa? Jangan mengalihkan pembicaraan."

"Dia istrimu. Kamu mau jawaban apalagi? Bagaimana bisa kamu melupakan istrimu? Dan sekarang sudah akhir tahun."

One Night StandWhere stories live. Discover now