Part 6🍭

614 45 0
                                    

"Jangan bermain api dengan ku
Jika tidak siap ingin di bakar."
-Alvano Prakasa-

♡♡♡

Hari yang cerah untuk awal pagi yang gembira. Tapi tidak dengan Hana yang masih dengan dunia lamunannya.

Hana menatap ke dua sahabatnya yang tertidur di sofa dengan posisi yang kurang nyaman. Hana tersenyum tulus menatap sahabatnya, yang menemaninya hingga detik ini, ikut serta dalam cerita takdir yang di tulis tuhan untuknya. Dan ia pun ikut serta dalam takdir sahabatnya.

"Apa mereka tidak mau sekolah?" gumam Hana, ia melirik jam pukul 06.15.

Hana memilih bangkit dari ranjang dengan menyeret infus-nya. Hana mendekati ke duanya dengan langkah pelan, karena tiba tiba saja kepalanya menjadi pening karena tadi langsung bangun. Tapi tidak ia pedulikan. Ia sampai di hadapan sahabatnya yang masih tidur.

"BELLA!, STILLA!, KALIAN NGGAK MAU KE SEKOLAH!?" teriak Hana dengan menggunakan toa asli suaranya, bisa membuat Bella dan Stilla bangun di detik pertama. Untungnya ruangan yang Hana tempati kedap suara, hingga tidak ada yang bisa mendengar suaranya di luar.

Keduanya menggerang khas orang bangun tidur.

"Astagfirullah Han..." ujar Stilla masih setengah tidur.

Bella dengan semua nyawa  terkumpul menegakkan tubuhnya, lalu memperhatikan Hana yang berdiri di depan mereka.

"Astaga Hana!!" pekik Bella dan Stilla
kompak

"Aduh.., kalian kenapa sih, teriak - teriak" ujar Hana seraya menutup kedua telinganya.

"Sabar Bella, sahabat lo lagi sakit, sabar dikit" gumam Bella menenangkan dirinya sendiri.

"Bella kenapa elus elus dada?, dada Bella sakit?, Hana panggil dokter?" tanya Hana bercanda.

Bella menggeleng frustasi, "Nggak usah" tolak Bella dengan menahan gemas.

"Udah yuk, Ayo makan" seru Stilla antusias.

"Astaga Stilla, ini baru jam enam loh.. masih pagi banget" ucap Bella geleng geleng.

"Bagus dong Bella, kalian kan mau sekolah" ujar Hana.

"Kita nggak sekolah hari ini" Stilla mengangguk setuju dengan keputusan Bella.

"Yaudah. Ayo beli makanan," ajak Stilla. "Bella yang teraktir" sambungnya.

"Yeee, enak aja. Lo orang kaya lho Stilla, kok suka teraktiran" sindir Bella.

"Kan biar Hemat, hemat pangkal kaya, iya nggak" ujar Stilla menaik turunkan alisnya.

"Terserah!" seru Bella dan Hana bersamaan.

"Hana emang boleh ke kantin?" tanya Hana.

Bella dan Stilla menggeleng kompak. "Nggak Boleh!".

"Tapi Hana nggak suka makanan Rumah Sembuh ini" kata Hana dengan muka memelas.

"Rumah Sakit Hana" kata Bella meralat kata Hana tadi.

Hana menggeleng, "Kalau Rumah Sakit, salah dong Bella. Kan orang yang sakit datang ke sini, pulang pasti sembuh"

"Bener sih" ujar Stilla, "Udah yuk, kita kekantin aja, Hana lo tiduran aja yaa" ujar Stilla lalu menarik Bella keluar.

"Dasar lo, suka banget tarik - tarik orang. Han!, kita ke kantin dulu yaa" kata Bella, Hana melambaikan tangannya melihat kudua sahabatnya yang juga sama sepertinya.

Hana kembali duduk di ranjang masih dengan infus yang melekat di tangan kirinya.

Hana duduk termenung, ingatanya melanyang pada kejadian lima tahun lalu.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now