Part 43🎠(SELESAI)

543 27 0
                                    

Aku mencintai mu dengan cara ku sendiri.
--Alvano Prakasa--

♡♡♡

Hana dengan kaca mata hitam yang bertengger manis di hidungnya untuk menutupi matanya yang sembap akibat terlalu banyak menangis.

Vino yang di gandeng Hana diam. Menyaksiakan proses pemakaman yang berlangsung di depan matanya, Vino menggigit bibirnya agar tak kembali menangis.

Ia harus kuat. Vino memejamka matanya saat melihat peti mati itu turun di tanah. Dadanya bergemuruh dengan perasan sedih.

"M-mom. Ki-kita pulang saja. Vino tidak kuat..." kata Vino. Hana menunduk melihat purtanya yang menangis.

"Baiklah. Ayo" kata Hana dengan serak. Lalu keluar dari tempat pemakaman elit itu.

Ia memasuki mobil hitam, bersama Vino yang masih menangis dalam diam.

"Jalan Pak" perintah Hana.

Hana mengusap rambut Vino yang tidur di pangkuannya. Anak itu bergerak gusar dalam tidurnya. Bahakan sering menggumamkan kata, Daddy.

"Daddy, jangan tinggalkan Vino"

Hana menggigit bibirnya agar tak mengeluarkan isakan yang dapat membangunkan Vino.

Bahkan di alam bawah sadarnya Vino terus memikirkan Daddynya. Hal itu membuat Hana sedih luar biasa. Apa lagi berat badan Vino terlahan menyusut setelah kejadian itu. Ini baru lima hari dan kondisinya dan kondisi Vino sudah seperti ini.

Destiny Hana

Hana duduk diam di samping seseorang yang di bantu alat penopang hidup. Wanita itu menatap kosong pada seseorang yang tertidur sangat lelap.

"Aku menunggu mu, Al. Sudah Lima hari kamu tidak bangun bangun"

Yah, orang itu Alvano Prakasa. Pemimpin Silhouette, seorang Prince of dead. Dia kembali.

Detak jantung Vano kembali berdetak saat Hana memeluknya. Hana dengan perasaan panik memangil Brian untuk memeriksa Vano.

Kabar gembiranya. Detak jantung Vano kembali berdetak setelah beberapa menit terhenti. Brian dengan cepat kembali menangani Vano dan luka lukanya.

Namun, Vano dinyatakan oleh Brian koma. Dan menurut Brian kemungkinan Vano koma itu bisa cukup lama. Apa lagi melihat kondisi Vano yang parah dengan Enam tembakan di tubuhnya.

"Vino dari lima hari yang lalu malas makan, Al. Berat badannya juga turun dua kilo. Aku ke sini pas dia tidur"

"Vino tadi keras kepala untuk menemani ku ke pemakaman Toni. Vino terlihat ketakuan. Dia juga menangis"

Hana memang menghadiri pemakaman Toni, entah kenapa ia ingin melihat peti mati itu masuk ke dalam lubang tanah. Dan Vino sangat ngotot untuk ikut untuk menemani Hana, dan terpaksa Hana mengajaknya.

"Astaga... Mengapa lima hari sangat berat. Rasanya sudah tidak kuat. Sungguh"

"Bangun dong, Al. Kalau kau tidak bangun, kau tidak bisa menikah dengan ku" Hana tertunduk sedih. Ini baru lima hari namun sangat menyiksa.

Destiny Hana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang