Part 10🍩

531 31 0
                                    

"Cinta adalah Bencana terbesar yang ada di hidup setiap manusia. But, Cinta juga membawa kebahagian. Tergantung pada sudut pandang masing masing setiap manusia"
--Monday--

♡♡♡

Sepulangnya Vano dan lainnya. Hana, Bella, Stilla langsung masuk ke kamar Hana. Mereka merebahkan tubuhnya di kasur king size itu. Ruangan itu hening tidak ada yang membuka suara. Hingga bel terdengar.

Mereka bangun dengan cepat, lalu berlari menuju pintu masuk. Di sana ia menemukan Garwati yang tersenyum lebar.

"Bella sama Stilla kapan datangnya?" tanya Garwati pada Bella dan Stilla yang memeluknya. Begitupun Hana.

"Pulang sekolah langsung ke sini Nek" balas Bella, mereka melangkah masuk bersama.

"Tadi siapa yang kesini?. Rumah ini sangat bersih" tak salah Garwati menanyakan hal itu. Sebap jika Hana, Bella, dan Stilla di satukan apa pun itu akan berantakan. Hingga Hancur..

Hana menatap sebal pada Garwati, "Nenek mah, gitu.." Garwati tertawa menatap cucunya itu.

"Jadi siapa yang temen kalian yang datang?" tanya Garwati, lalu duduk sofa sendiri dan Hana, Bella, Stilla duduk di depannya.

"Teman sekelas kami" jawab Stilla, Garwati menaikkan sebelah alisnya.

"Laki - laki atau perempuan?" tanya Garwati. Kini mereka mulai mengerti bahwa Garwati ternyata mengintrogasi mereka dengan cara lembut.

"Laki - laki" jawab Stilla lagi. Padahal Bella dan Hana juga ingin membuka mulutnya.

"Good Stilla, Nenek akan memberimu hadiah" Hana dan Bella langsung berseru tak terima. Sedangkan Stilla sudah berlari memeluk Garwati.

"Ahh!, ini tidak adil!" seru Bella tak terima.

"Ih, Nenek, Hana juga mau Hadiah!!" Hana merengek menatap sang Nenek.

Garwati tertawa pelan. Lihat lah, di umurnya yang sudah tua. Ia baru merasakan kebahagian. Seperti saat ini.

"Okey, okeyy girl semuanya dapat" mendengar itu mereka semua berseru semangat.

"Jadi apa hadiahnya?" tanya Stilla tak sabarran.

"Kamu ini, tidak pernah berubah Stilla" Garwati mengelus kepala Stilla sayang. Sungguh ia sangat menyayangi sahabat cucunya itu. Bahkan Ia meminta Bella dan Stilla memanggilnya dengan sebutan 'Nenek' sama seperti Hana.

"Nek ayolahh, apa hadiahnya?" tanya Hana, ikut duduk di samping kanan Garwati, karna di sisi kiri ada Stilla yang sama sepertinya.

"Baik, baik, Bella tolong ambilkan tas itu" Bella menurut. Lalu menyerahkannya pada Garwati.

"Kau juga duduk Bella" Bella pun duduk di lantai. Tidak ada pilihan lain selain di situ.

Mereka memperhatikan gerak gerik Garwati yang mengacak tasnya. Hingga tiba saat ia mengeluarkan tiga kotak sedang berwarna biru, abu abu, dan merah.

Garwati memperbaiki posisinya, bagitupun Hana dan yang lain. Garwati membuka satu persatu kotak yang ada di pangkuannya. Mereka dapat melihat itu adalah gelang, gelang yang terlihat sederhana, namun elegan dan terkesan mewah.

Garwati memberikan kotak yang berwarna abu abu pada Hana. Gelang putih, dengan berlian berwarna putih di sekelilingnya, dan juga simbol Bulan purnama di tengahnya berwarna setengah merah dan setengah abu abu. Hana bahkan tak bisa berkata kata menjelaskannya.

Garwati lalu memberikan Bella dan Stilla kotak itu. Bella yang berwarna biru, dan Stilla yang merah.

Bella menatap gelang itu. Gelang berwarna Biru yang di lapisi emas dan juga di sekelilingnya terdapat berlian berwarna biru, dan di tengahnya juga ada simbol ikan Lumba - lumba. Tak jauh beda dengan gelang Hana dan Bella, gelang yang ada di tangan Stilla berwarna merah juga dengan berlian merah di sekelilingnya, dan simbol seperti bara api.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now