Part 36🌻

327 20 0
                                    

Hidup di masa kini, belajar dari masa lalu, merencanakan masa depan.
--Record Of Youth--

♡♡♡

"What?!"

"Are you kidding?!"

Tanya Hana dengan nada tak percaya. Hal yang sungguh mengejutkan bagi Hana.

Benar. Jika di perhatikan, wajah Vino dan Vano memang tidak ada miripnya. Hanya sikap ke duanya yang terlihat selalu kompak. Namun Hana sama sekali tidak pernah terpikir jika Vino adalah anak angkat Vano.

"Aku tidak bercanda. Aku serius" ucap Vano dengan sungguh sungguh.

"Ini sungguh mengejutkan"

Vano tersenyum miring melihat Hana yang menggigit kuku tangannya sendiri. "Aku menemukan Vino saat aku menyelesaikan misi di Italia. Saat itu Ayah kandung Vino Mafia Narkoba besar dan tentu tugasku untuk menyelesaikannya" Vano memberi jeda sejenak untuk Hana agar wanita itu dengan perlahan mengerti.

"Aku membantai pasukan Ayah kandungnya Vino. Namun saat aku sudah membunuh si Berengsek itu,aku baru menyadari jika Vino dari tadi menyaksikan pembantaian menyeramkan itu"

"Anak yang bersembunyi di balik pilar besar dengan mata yang mempesona. Mampu membuat ku terbius"

Hana dapat melihat jika Vano sangat senang mencaritakan tentang Vino.

"Aku membawanya pulang ke rumah. Namun berulang kali di ajak berbicara. Dia tidak menjawab. Hingga aku membawanya ke dokter. Dan dokter bilang, tidak ada yang salah, semuanya normal. Saat itu lah aku memanggil Zandder untuk menjadi psikolog Vino"

"Setelah enam bulan Vino tinggal di sini, dan Zandder perlahan mengerti watak Vino. Di sana ternyata semua dugaan ku benar. Vino memiliki trauma. Masa lalu yang suram membuatnya seperti sekarang. Ia tidak pernah bicara pada siapapun selama tiga tahun"

"Lalu? Sekarang mengapa Vino kembali berbicara? Apa kau tahu alasannya?" tanya Hana setelah mendengarkan penjelasan Vano.

"Entahlah. Aku belum pernah menanyakannya"

"Astaga! Kau ini kenapa!?. Seharusnya kau lebih banyak menghabiskan waktu bersama Vino. Ajak dia berbicara. Anak seperti Vino butuh dukungan seorang Ayah, seperti Mu" sungguh Hana masih tidak mengerti orang orang seperti Vano sering sekali menganggap masalah semuanya mudah.

"Akan ku coba" gumam Vano nyaris tak terdengar.

"Jadi kau belum menikah?" Tanya Hana terlihat malu malu, namun membuat Vano gemas.

Vano mengangguk dengan senyum miring. "Tentu"

"Jadi.. Kau ingin menik---"

"Sepertinya Vino bangun. Aku ke sana dulu" sela Hana sebelum Vano menyelesaikan kalimatnya.

Vano tersenyum sinis melihat punggung Hana. Sangat jelas jika wanita itu hanya membuat alibi untuk menghindari pembicaraannya.

Hana menggigit bibirnya sedikit keras saat berjalan menuju Vino yang terlihat sudah duduk di tempatnya tadi.

"Mom, Daddy mana?" tanya Vino paruh. Khas orang bangun tidur.

Entah kenapa saat Vino memanggilnya dengan sebutan Mommy, ia sangat bahagia. Sekarang Hana sama sekali tidak mengerti, mengapa ada orang yang tega membunuh anaknya sendiri. Bukankah menjadi Ibu sangat menyenangkan.

"Di belaka--" Hana berbalik ingin melihat Vano, namun pria itu sudah tidak ada. Kemana perginya.

"Hm, mungkin di ruangan kerjanya" kata Hana. Anak itu mengangguk polos.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now