Part 21🌅

375 20 4
                                    

"Hal yang tidak dapat di beli oleh uang salah satunya adalah, Kebahagian. Kebahagian jarang di temukan oleh orang yang sudah merasakan dirinya telah sendiri. Bagi orang yang sudah terluka dan juga merasakan dirinya telah sendiri, Kebahagian seperti sebuah Gurun yang rindu dengan tetesan air hujan. Untuk yang sedang terluka, tunggu kebahagian mu tiba"
--Monday--

***

Hana perlahan membuka matanya, dengan bingung Hana mengangkat tubuhnya hingga terduduk di kasur yang empuk entah milik siapa.

Ia menatap ke sampingnya, dan menemukan Bella dan Stilla ada di kiri dan kanannya. Situasi ini membuat Hana bingung bukan main. Ini seperti di sinetron, yang ceritanya pemeran utamanya di culik lalu bangun dan tak tahu ia ada di mana.

Hana turun dari ranjang sepenuhnya, tanpa membangunkan kedua sahabatnya itu.

Hana melangkah perlahan menuruni tangga, dari yang Hana perhatikan, rumah ini sangat mirip istana. Barang barang mewah membuat Hana kagum.

Terdengar suara tawa dari bawah, hingga Hana yakin bahwa suara itu berasal dari ruang tamu. Hana menuruni tangga dengan belari, hingga ia melihat apa yang di hadapannya.

"Kalian?" Hana menunjuk lima pria dengan kesal. Hana terduduk di lantai, ia lega kerna tadi pikirannya sangat negatif. Pikirannya terlalu men-drama.

Kelima pria itu panik melihat Hana seperti ingin menangis.

"Hey, hey. Hana" panggil Kenzo panik.

"Hana, Hana takut banget tadi" kata Hana lalu berdiri karna sudah tidak takut lagi. Tanpa di minta Hana segera duduk di sofa dengan kedua kaki di silangkan di atas sofa.

Bingung dengan sikap Hana yang seperti mempunyai keperibadian ganda. Bagaimana tidak, tadi dia ketakutan, sekarang malah kembali seperiti Hana yang seperti biasa.

"Nggak beres tuh, Anak" gumam Daniel heran.

Vano menatap Hana dengan tatapan yang sulit di artikan. "Kenapa nangis tadi?" tanya Vano membuat Hana yang sedang memakan cemilan yang ada di atas meja, menatap Vano dengan heran.

"Siapa yang nangis?. Hana nggak nangis" kata Hana jujur. Memang ia tidak mengis, ia hanya ketakutan tadi dan merasa lega. "Hana cuma takut. Nggak nangis"

"Hm, kenapa takut?" tanya Vano mengulang pertanyaannya.

"Kira Hana di culik" ujar Hana membuat yang lain memutar bola matanya malas dengan pikiran Hana yang menurut mereka terlalu drama.

"Yaelah..., kalian sih, Kebo banget" ujar Daniel.

"Hana heran. Bisa bisanya Bella nggak bangun. Insting Bella kuat, lho. Kalau Hana sana Stilla mah nggak usah curiga. Tapi ini Bella" kata Hana bingung. Karna dari mereka bertiga hanya Bella yang memiliki kewaspadaan yang sangat tinggi.

"Mungkin Bella lagi cepek, makanya nyenyak banget tidurnya" kata Kenzo sedikit gugup.

"WOY!!, DI RUMAH INI ADA ORANG NGGAK?" Hana sangat kenal suara itu. Itu adalah suara Bar-bar Stilla.

"WOY!!, KALAU KALIAN NYULIK ORANG, KALIAN SALAH BESAR, TAU NGGAK!!. GUE ANAK ORANG MISKIN. KALAU CARI YANG KAYA MAH, BELLA SAMA HANA YANG PALING KAYA" suara teriakan itu menggema di seluruh penjuru rumah.

Hana dan kelima pria itu menutup telinganya yang sakit akibat teriakan Stilla.

"Yang sopan. Ini rumah orang" suara lain mengintrupsi, yang Hana sangat yakin bahwa itu suara Bella.

"BELLA!!, STILLA!!" Hana ikut teriak mengikuti Stilla yang sudah berada di tangga terakhir.

"Anjir, gue kira gue di culik, sialan" kata Stilla yang sudah ada di depan Hana dan lainnya. Tanpa bicara banyak Stilla dan Bella duduk tepat di samping Hana yang tersenyum pada mereka.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now