Extra Part ✴Spesial-3✴

324 18 0
                                    

Di dalam cinta, Hal yang sederhana akan sangat berarti.
--Monday--

♡♡♡

Vano, Hana, Vino dan juga Vinora duduk di ruang tv. Mereka memangku masing masing cemilan.

"Al pesan berapa stroberinya?" tanya Hana yang bersandar di bahu Vano.

"Hm Empat mungkin" jawab Vano lalu memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Oh, cepat sekali datang stroberinya? padalah tadi sore baru pengiriman kan?"

"Kau tak perlu tahu" kata Vano dengan senyum miring.

Sementara Vino dan Nora sama sekali belum akur. Kedua anak itu masih berselisih, terutama Vino yang masih tak terima Nora tinggal bersama mereka.

"Hey! Ini punya ku! Kenapa kau memakannya" Ucap Vino menyingkirkan tangan Nora dari topless snacknya.

"Belbagi itu indah Vino. Kata ibu kalau seling belbagi nanti dapat yang lebih banyak lagi" kata Nora membuat Vano dan Hana tersenyum melihat wajah masam Vino.

"Aku tidak ingin yang lebih banyak. Jadi aku tidak ingin berbagi dengan mu" dengan gaya angkuh Vino berjalan dan duduk di samping Hana.

"Makan tuh pelit, Vino pelit. Nanti kalau Nola punya syegalanya Nola tidak akan belbagi sama Vino!" Nora mengeluarkan lidahnya menyejek Vino.

Vano yang ada di samping Nora tersenyum lalu mengusap puncak kepala gadis kecil itu. "Kau benar. Jangan berbagi pada orang yang pelit" Nora tersenyum melihat dukungan dari Vano.

"Dad kenapa bela dia? Ah, Daddy tidak seru" rajuk Vino menyembunyikan wajahnya di perut Hana.

"Mommy dukung Aku saja, yah" kata Vino dengan manja.

"Tidak. Mommy dukung Nora. Lagipula kenapa anak Mommy ini jadi pelit, hm?"

"Aku tidak pelit, hanya saja aku suka melihatnya kesal" kata Vino membuat Hana tersenyum.

"Jangan begitu" ucap Hana di angguki oleh Vino.

Destiny Hana

"Vino masa kita bertengkal telus. Bagaimana jika kita menjadi sahabat?"

Vano dan Hana berhenti di ambang pintu kamar Vino. Mereka sepakat untuk mendengarkan obrolan anak kecil itu.

"Sa-sahabat?" kata Vino gelagapan.

"iya, sahabat"

"Apa sahabat itu teman?" tanya Vino pada Nora.

Gadis bercacing dua itu mengangguk sedikit ragu. "Kalau sahabat mungkin lebih dari teman, lebih istimewa"

Vino menggeleng kan kepalanya pertanda tak mengerti.

"Sahabat itu tempat Vino belbagi, sepelti jika Vino ada masalah, datang lah pada Nola. Sahabat juga butuh kepelcayaan, kenapa? Karena Vino membeli tahu lahasia, masalah, dan lainnya pada Nola itu butuh kepelcayaan kan"

Vino mengangguk mengerti. "Apa hanya itu gunanya memiliki sahabat? Tidak ada yang lain. Kalau hanya menyimpan masalah aku bisa sendiri tanpa berbicara pada orang lain"

Vano dan Hana menghela nafas pelan. Vino benar benar harus bersosialisasi.

"Oke, fine! Vino tak pelu belbagi lahasia Vino pada Nola. Tapi mau kan jadi Sahabat Nola? Nola yakin Vino akan butuh Nola suatu hali nanti. wish?"

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now