Part 8🍎

536 35 0
                                    

"Ketika satu Pintu kebahagiaan metutup, Pintu yang lain terbuka, namun seringkali kita menatap telalu lama pada Pintu tertutup sehingga kita tidak melihat Pintu lain yang sudah terbuka untuk kita"

--Helen Keller--

♡♡♡

Senyum Hana tak pernah pudar setelah keluar dari kantin, ia berjalan santai menuju taman. Padahal bel masuk telah berbunyi tadi.

"Nggak papa deh, bolos sekali - kali nggak papa kan?" katanya pada dirinya sendiri.

Hana duduk di gazebo yang terdapat di taman belakang.

"Ah.. Baju sama rambut Hana jadi lengket" keluhnya. Hampir saja ia melupakan baju dan rambutnya yang sudah di siram dengan susu stroberi tadi.

"Hana suka ini, Hana suka" katanya dengan senyum lebar.

Hana merasa seperti burung yang keluar dari kandangnya, terbang bebas, ia berasa seperti itu. Rasanya melegakan, ia sudah melampiaskan segalanya yang terpendam dalam dirinya.

"Hana!!" Hana berbalik dan menemukan Bella dan Stilla berlari ke arahnya.

"Hu.., di cariin juga, taunya di sini" ucap Stilla ikut duduk bersama Hana, Bella juga duduk di samping Hana, kini posisi mereka Hana yang diatip oleh Bella dan Stilla, Bella di sisi kanan, dan Stilla di posisi kiri.

"Perbuatan Hana tadi salah nggak ya?" tanya Hana, sebenarnya ada rasa bersalah di dalam dirinya, tapi di kuasai oleh rasa lain. Mungkin Dendam.

"Nggak papa, dia pantas mendapatkannya" ujar Bella, walau sikap Hana sudah ke lewatan tadi, tapi Bella tetap mendukung Hana, walaupun perbuatan Hana salah sekalipun, Bella tetap mendukung Hana.

"Iya, nggak papa, gue yakin nih ya, besok bakal mati tuh orang" lanjut Stilla membuat yang lain tertawa.

"Hm... Han, itu rambut sama baju lo lengket banget gara - gara susu tadi" ucap Bella memegang rambut panjang Hana yang pelek.

"Iya, Hana nggak bawa baju ganti, kita bolos aja yuk" Bella dan Stilla melotot kaget, ini pertama kalinya Hana ingin bolos, selama ini hanya Bella dan Stilla yang sering keluar di jam pelajaran yang mereka tak sukai, atau pun kalau mereka malas untuk belajar. Dan yang paling sering itu Bella dan Stilla hanya mengikuti.

"Gue rasa semenjak Hana keluar dari rumah sakit dia semakin sakit deh Bell" ujar Stilla. Bella mengangguk setuju.

"Kalau itu gue setuju" ujar Bella dengan mata tak lepas dari wajah Hana.

"Bella sama Stilla nggak mau bolos sama Hana?, yaudah Hana sendiri aja" ujar Hana lalu berdiri dan berjalan.

Bella dan Stilla bertatapan. Bella mengangguk dan tersenyum Stilla pun melakukan hal yang sama, Bella dan Stilla keduanya berlari menyusul Hana, lalu merangkul pundak Hana secara bersamaan, mereka dapat mendengar ucapan Hana yang beristigfar. Karena kalau bukan Bella dan Stilla yang menahan tubuh Hana dapat di pastikan bahwa tubuh Hana sudah mencium tanah air.

"Jangan ngambek dong Baby" rayu Stilla.

"Kan Hana udah bilang jangan panggil Hana dengan nama itu, Hana berasa kayak bayi" Bella tertawa pelan, melihat wajah Hana yang di tekuk.

"Han, bolos yuk" ajak Bella.

"Kan kita emang mau bolos" ujar Hana.

"Bolos yang menantang gimana?" tanya Bella, di angguki Hana, walau Hana sama sekali tidak mengerti.

Destiny Hana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang