Extra Part ✴Spesial-7✴

359 17 1
                                    

-Enam bulan kemudian-

"Al! Kau ingin melihat Anak anak makan atau tidak, sih?" omel Hana saat memasuki kamar dengan perpaduan biru dan abu abu itu.

Saat ini mansion mereka sedang hebohnya karena para bayi yang genap berusia Enam bulan satu minggu itu pertama kali makan pagi ini.

Dan pagi tadi Hana menemukan secarik kertas yang di tempel di kaca kamar mandi. Isi surat itu "Bangunkan aku saat ingin memasak makanan Kembar".

Vano pasti menulis ini saat ia tertidur. Dan suaminya itu kembali menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja menyisakan dirinya yang tertidur di kamar sendirian.

Lima bulan ini berlalu tanpa mereka sadari, kebahagian yang tak terkira di setiap hari hari mereka. Vano yang selalu menghabiskan mayoritas waktunya untuk anak anak mereka.

Vino? Anak lima tahun itu sekarang sekolah di taman kanak kanak ternama di kota New York. Tidak ada lagi homescooling, walau Vino masih membatasi diri dengan teman temannya dan selalu membuat kekacawan di sekolahnya, itu tidak membuat anak itu di keluarkan dari sekolahnya. Tentu karena Vano yang menjadi donator terbesar di sana.

"Aku sudah bangun, Hana" kata Vano saat Hana kembali masuk dari dan hendak kembali berteriak.

"Cepat! Gara gara Kamu yang ingin sendiri memasak makanan kembar, mereka terlambat makan tahu, Al" kata Wanita itu. Ibu dari empat anak itu mendekati suaminya yang masih duduk di pinggir ranjang dengan wajah kusut.

Hana tentu tahu suaminya itu sangat kelelahan akibat banyak proyek yang kini perusahaan mereka jalankan. Vano begadang sudah hampir dua minggu lebih. Itu tentu membuat kantung mata pria itu sudah sedikit menghitam.

"Kau tahu? Kau sangat jelek saat memiliki kantong mata sialan itu" komentar Hana. Tentu setengah berbohong.

Karena kenyataannya suaminya itu tidak pernah terlihat tidak tampan. Sangat di sayangkan...

Vano mengangkat alisnya naik. "Benarkah?"

Hana menganguk lalu mendekatkan wajahnya di rahang Vano yang di timbuhi oleh bulu bulu.

"Walau aku suka dengan rahang mu begini, tapi aku lebih suka Al ku yang rapi. Sampai jumpa di bawah Al" katanya lalu berlari keluar dengan buru buru.

Sementara Vano menggeleng. Memiliki istri seperti Hana memang sulit di mengerti, but hari hari tidak akan indah jika tidak ada Istrinya yang sangat menggemaskan itu.

Vano mengarahkan sendok ke mulut putri kecilnya, Alea. Bayi mungil itu terlihat menyerit saat merasakan bubur untuk pertama kalinya.

"Astaga... ekspresi mereka sangat menggemaskan" ucap Hana yang menonton ekspresi ketiga bayi itu. Tentu ia hanya menonton sambil merekam, karena Vano yang menyuapi ketiga Bayi itu.

Leo dan Alka juga memasang mimik wajah yang sama dengan Kakak mereka. Namun setelah beberapa menit wajah mereka berubah antusias.

Vano meletakkan mangkuk bubur yang isinya masih setengah itu di meja makan. Lalu mengambil piring lain yang berisi buah yang sudah di potong.

Vano menusuk buah Pir dengan menggunakan garpu. Lalu menyodorkannya ke arah Vino yang ada di sampingnya. Vino hanya membuka mulutnya menerima suapan dari sang Daddy.

Dulu Vino sempat mengkhawatirkan jika nanti semuanya akan berubah setelah adik adiknya lahir. Namun sampai sekarang Dia tidak pernah di nomor Duakan. Selalu menjadi nomor satu dengan adik adiknya yang lain. Perhatian, kasih sayang, Daddy dan Mommynya sampai sekarang tidak berubah. Semuanya masih sama. Hingga Vino benar benar beruntung ada di lingkarang kebahagian ini.

Destiny Hana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang