Part 20🎒

362 22 9
                                    

Terkadang Kita iri dengan kehidupan orang lain yang terlihat sangat sempurna. Tapi ingat, masih ada kata 'Terlihat'
--Monday--

***


Hari ini adalah hari di mana ke berangkatan liburan untuk Hana dan yang lain. Seharusnya kemarin, namun Vano mengatakan pada mereka bahwa ada masalah pemberangkatan mereka. Para gadis itu hanya percaya saja.

Hana turun dari Taksi tak lupa untuk membayarnya, lalu berlari menuju teman temannya yang sudah ada di dalam bandara.

"So-rry, Hana telat" Hana berusaha mengatur nafasnya yang memburu.

"Nggak papa, Bella juga belum ada" sahut Stilla, lalu menarik Hana duduk di sampingnya.

Sepuluh menit berlalu namun tanda tanda kedatangan Bella. Hingga membuat mereka khawatir.

"Bella kemana?" tanya Daniel pada Stilla.

Stilla mengangkat bahunya, "Gue nggak tahu, chat gue aja nggak dia bales"

"Tenang, Bella pasti dateng kok" sahut Hana.

Dari jauh terlihat Bella yang terlihat bingung seperti mencari sesuatu. Hana yang mengerti, lalu melambaikan tangannya ke arah Bella, tepat Bella juga melihatnya.

"Sorry, telat" tanpa berbicara banyak Bella merebut air yang ada di tangan Faryel. "Gue aus" katanya lalu menegak air itu dengan rakus. "Nih" Bella yang tanpa dosa mengembalikan botal kosong itu pada Faryel yang menatapnya tajam.

"Huff,,, capek banget" kata Bella lalu duduk di samping Hana yang kosong.

"Lo nggak ganti baju Bell??" tanya Stilla melihat penampilan Bella dari atas sampai bawah.

"Baru juga Hana mau ngomong itu" ajar Hana.

Bella pun memperhatikan penampilannya dari atas hingga ke bawah.

"Sial!!" umpat Bella.

Sebenarnya penampilan Bella itu tidak terlalu buruk, hanya saja penampilanya itu dapat mengundang banyak mata para pria.

Bagaimana tidak, ia hanya memakai tube top berwarna putih, dan pasti kalian tahu apa itu 'tube top'. Dengan celana sangat pendek berwarna hitam, yang menyelamatkan Bella hanya Cardigan berwarna hitam, itu pun tidak sepenuhnya karna ia lupa mengancingnya.

"Gue ke tiduran tadi" ajarnya sambil mengancing cardigannya. Untung saja Bella itu cantik, meski penampilan acak acakan, namun Bella tetap cantik.

"Yaudah, ayo" suara Vano membuat membicaraan antara gadis gadis itu. Ke tiga gadis itu mengikuti empat pria di depannya menuju pesawat pribadi, itu memang sudah di bicarakan oleh Vano, kata Vano, pesawat itu milik om-nya.

Ke tiga gadis itu terkesima dengan model pesawat modern, kursi empuk berwarna merah hati, karpet dengan warna yang sama, dengan pembagian warna yang sangat indah yaitu, Hitam, Putih, dan Merah.

"Wah, Cantik banget" puji Hana tulus.

Ke tiga gadis cantik itu menatap sekelilingnya dengan kagum. Bukannya mereka norak, mereka sudah beberapa kali naik pesawat pribadi masing masing dari keluarganya. Hanya saja pesawat ini benar - banar berbeda.

"Hey, kemari" suara Vano membuyarkan keterkaguman ke tiga gadis itu. Dengan cepat ia menuju ke arah Vano dan tiga temannya yang lain.

Di sana dapat terlihat sofa berbentuk lingkaran yang di tengahnya terdapat meja meja berwarna Hitam.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now