Part 31🎭

345 20 0
                                    

Tuhan menghilangkan seseorang di hidup Mu bukan berarti, ia tidak menyayangi mu. Namun, Kau lah sering meminta kepadanya, untuk memberikan yang terbaik. Dan Tuhan mengabulkannya. Ia menghilangkan seseorang yang mungkin tidak baik untuk mu, dan menghadirkan yang Terbaik.
--Monday--

♡♡♡

Hana menatap bangunan megah di depannya dengan sendu. Siapa yang harus Hana salahkan sekarang atas nasipnya?

Bertemu kembali dengan Vano membuat lukanya semakin menganga lebar. Luka yang Vano berikan belum sembuh, dan sekarang?

"Aunty!!" semua orang menoleh pada suara teriakan itu. Bahkan semua penjaga yang mengawas, dan semua orang yang berada di sana melotot terkejut. Bahkan Hana sekalipun

Hana terdiam kaku. Matanya tak lepas dari sosok anak kecil yang memakai masker. Hana tahu anak itu, siapa lagi jika bukan. Alvino. Putra dari Alvano Prakasa.

Yang membuatnya terkejut adalah. Anak itu meneriaki namanya, walau bukan namanya karna Vino hanya meneriakkan 'Aunty' biarkan Hana percaya diri untuk kali ini. Dan percaya lah. Saat Vino memanggilnya dengan 'Aunty' ia sangat bahagia. Seakan masalahnya terhempas mendengar seruan ceria dari Vino.

Hana berjongkok dan juga merentangkan tangannya menyambut Vino yang berlari ke arahnya.

"Aunt Hana, kenapa meninggalkan Vino?" sekali lagi Hana di buat terkejut, siapa yang memberi tahu Vino nama aslinya.

"Nama Aunt Itu, Zalina. Panggil Aunt Zalina" Hana mengusap kepala Vino pelan. "Sorry. Tapi sungguh, Aunt tidak berniat meninggalkan mu"

"No!. Daddy bilang, nama Aunt itu Gerhana. Dan Vino suka nama itu. Indah"

"Baiklah. Terserah kau saja. Kalau begitu mari kita masuk" Hana menggandeng tangan Vino masuk ke dalam istana besar itu.

"Jadi, sejak kapan kau membuka suara mu itu" tanya Hana.

Saat ini mereka berdua berada di ruangan kaca, yang berada di lantai 4. Untung saja Hana tidak phobia ketinggian, karena lantai ruangan ini transparan sehingga kita bisa melihat apa saja yang terjadi di luar. Bahkan banyak yang berlalu lalang di bawah mereka.

"Hm, sejak kemarin. Saat Daddy terlihat kacau" Ucap Vino sambil membuka maskernya. Namun, belum sempat Vino membukanya, Hana menahan maskernya. "Kenapa?" tanya Vino heran.

"Nanti ada yang melihat wajah mu. Ruangan ini di penuhi kaca" ujar Hana memperhatikan sekeliling.

"Ruangan ini sangat aman, Aunt. Ruangan ini tidak terlihat jika di luar. Lebih tepatnya, ruangan ini jika di lihat dari luar, itu akan seperti ruangan biasa"

"Aku tidak mengerti, Vino"

"Maksud ku, ruangan ini akan seperti bangunan yang terbuat dari batu itu lho. Apalah namanya"

"Benarkah?" Vino mengangguk semangat.

"Hanya Empat orang yang boleh masuk ke tempat ini. Pertama Daddy, Uncle Ronald, Vino, dan Aunt Hana"

"Wow, benarkah? Jadi ruangan ini ruangan tersembunyi?" ujar Hana tak dapat menyembunyikan ke kagumannya.

"Iya. Orang orang tidak boleh membuka ruangan ini selain Daddy"

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now