Part 12🍮

399 26 0
                                    

"Cinta itu seperti peperangan.
Mudah untuk memulainya,
Tetapi sangat sulit untuk menyudahinya"
--H L Mencken--

***

Setelah mengantar Hana pulang ke rumahnya, Vano memilih pergi ke apartemen Faryel. Disana mereka berkumpul. Terhitung Kelvin.

Mereka memiliki masing - masing apartemen bahkan rumah yang ada di Indonesia, hanya saja mereka lebih nyaman untuk bersama dari pada sendiri - sendiri. Tapi ada kalanya untuk mereka sendiri.

"Gue penasaran sama Neneknya Hana. Sekaya apa sih dia, sampai bisa mendapatkan seluruh berlian langkah itu?" kata Daniel.

"Hm, gue juga penasaran. Harga gelang itu sangat fantastis, dan hanya di produksi enam di dunia, dan tiga di antaranya Dia memilikinya, wah" tambah Vano lalu merampas air mineral yang baru ingin di buka Kelvin. Kelvin hanya bisa menghela nafas kasar.

"Gelang yang Hana pake itu, namanya Moon Bracelet, dan Bella Bracelet Sea Clam. Sedangkan Stilla Embers Bracelet" kata Faryel datar.

"Lo tahu namanya? Bagaimana bisa?" tanya Kenzo. Faryel mengangguk.

"Ck, kau ingat Dimas Hand?" Kenzo mengangguk menanggapi Vano. "Dia meminta kita untuk di buatkan keamanan sebuah gelang, dan dia menunjukkan rancangannya pada kita. Dia bilang itu akan menjadi rancangan terakhirnya dan kemudian pensiun" kata Vano.

"Ah.., Gue ingat, keamanan Gelang dengan pendeteksi sidik jari dan suara, kita baru bisa menyelesaikannya dalam waktu tiga bulan, right?" ujar Kelvin, Vano dan Faryel mengangguk.

"Gelang itu tidak sembarang orang yang bisa memakainya. Karena pergelangan tangan Hana, Bella, Stilla di deteksi oleh gelang itu juga. Jika ada yang memakainya selain mereka, akan terkena sengatan listrik" ujar Vano lalu bergabung dengan Daniel yang sibuk dengan video games.

"Gue mau juga" kata Vano, Daniel memberikan stik game pada Vano.

"Jadi kita pergi dua hari lagi?" tanya Kenzo. Vano mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.

"Ah, sudah lama rasanya aku tidak memegang pistol" kata Kenzo, lalu memperhatikan tangannya.

"Jangan sampai kau lupa cara menggunakan pistol Ken" Kenzo menatap tajam Kelvin yang mengejeknya.

Lama mereka bercanda, berdebat, bermain, saat sudah dini hari mereka pulang ke rumah masing masing. Daniel memilih tinggal dulu di apartemen Faryel, katanya karna malas menyetir.

⭕✴Destiny Hana✴⭕

Sinar matahari yang membangunkan pangeran tidur, siapa lagi kalau bukan Alvano Prasaka sang Prince of the Dead.

Vano melirik jam yang ada di tembok jam 06:49. Vano mengangguk singkat lalu kembali tidur. Sungguh ia sangat butuh tidur. Setelah kembali dari apartemen Faryel, Vano langsung mengerjakan proposal, file, bahkan rencananya untuk menjebak mafia asal Spanyol itu, ia baru tidur sekitar jam empat pagi.

"Tunggu, jam berapa tadi?" ia kembali menoleh ke arah jam. Ia langsung menegakkan tubuhnya.

"Shit! Gue telatt" ia langsung berlari ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama untuk bersiap Vano segera menaiki motor sport miliknya dan mengendarainya dengan kecepatan penuh.

"Sialan, sia - sia gue barangkat cepat capat kalau ujungnya pintu gerbang di tutup" kata Vano dalam hati.

Sebuah ide terlintas di pikiran Vano. Ia melangkah mendekati security yang berjaga.

"Hey, buka pintu gerbangnya" perintah Vano dengan tegas.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now