Part 25🍃

349 17 0
                                    

"Aku sangat mencintainya, itu lah kenapa aku melepasnya"
--Alvano Prakasa--

***

Semenjak mengetahui fakta mengejutkan itu, Hana menjadi aneh. Bahkan keluar kamar saja sangat jarang. Hal itu membuat Garwati sedih. Hingga ia memanggil Bella dan Stilla melihat kondisi Hana.

"Astaga, lo nggak tidur berapa hari, sih?" seru Stilla di ambang pintu masuk kamar Hana. Lalu berlari menuju Hana yang ada di kursi malas.

"Bella sama Stilla ngapain di sini?" tanya Hana.

"Maksud pertanyaan lo tadi apa?" ujar Stilla tak santai. "Yah, Gue mau liat temen gue yang lima hari ini nggak ada kabar sama sekali"

"Maaf, Hp Hana lobet. Dan nggak peduli untuk cas"

"Lo nggak mau cerita masalah lo, Han?." Hana menoleh pada Bella yang berada di samping kanannya.

"Rasanya sakit Bell, kalau di ingat. Tapi kalau Hana cerita sama kalian akan lebih baik, mungkin."

"hm, cerita kalau begitu..."

Cerita Hana mengalir, kedua sahabatnya mendengarkan dengan baik. Sepanjang cerita, Bella dan Stilla terus menangis. Tapi tidak dengan Hana. Sudah cukup ia menangis pada malam itu.

"Gila, Anjing banget tuh orang" rutuk Stilla setelah mendengar cerita panjang Hana.

"Dulu emang Hana sama Bunda di siksa, tapi Hana nggak nyaka sampai ke situ" ujar Hana. Walau tidak ada air mata, sangat jelas dari pancaran mata Hana terlihat sangat sendu. Sangat jelas ada rasa sakit di mata coklat terang itu.

"Kita pergi belanja, yuk" ujar Bella mengalihkan pembicaraan.

"Lo harus ikut!" perintah Bella tegas pada Hana yang ingin menolak.

"Sudah cukup untuk bersedih. Hidup ini berjalan, tidak berhenti di sini. Jalani hidup dengan hati yang tulus, waktu nggak akan terulang"

Hana memeluk Bella dan juga Stilla, selama ini hanya sahabatnya yang selalu di sisinya. Setelah acara nangis itu, Hana memutus kan untuk ikut dengan para sahabatnya. Memangnya ia punya ke putusan lain?

"Yok, kita Belanja" ujar Stilla dengan semangat.

"Ayoo!!"

♡♡♡

"Bella, Stilla. Daniel chat Hana" ujar Hana, menghentikan para sahabatnya.

"Isinya apa??" tanya Stilla penasaran.

"Katanya mau ketemuan, sama kita semua di cafe" jawab Hana dengan menunjukkan chatnya dengan Daniel.

"Di Black's cafe?. Itu di mana. Lo tahu Bell?" tanya Stilla. Ia merasa asing dengan cafe satu itu.

"Hm, itu cafe baru. Satu minggu yang lalu di buka"

Saat ini ke tiga gadis itu berada bi pusat perbelanjaan besar. Mereka sudah berkeliling sekitar 3 jam, dan itu hanya membeli satu Gaun, satu alas kaki, dan yang lainnya.

Jarak Cafe dengan Mall itu cukup jauh, memakan sekitar duapuluh lima menit. Dan sekarang ketiga gadis itu masuk. Hal tersebut mengundang banyak tatapan, karna bila pintu di buka akan terdengar suara detingat bel. Belum lagi ke tiga gadis itu memiliki memiliki aura yang berbeda.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now