Part 24💭

338 20 1
                                    

"Mengapa di saat Anak perempuan menganggap Ayah adalah Cinta pertamanya, mengapa Aku berbeda? Justru Ayah ku lah menjadi penyebab Patah hati terbesar ku"
--Gerhana Adista--

***

Waktu dengan cepat, hari berganti, minggu berputar. Hingga tak terasa satu minggu lagi akan upacara perpisahan bagi para murid kelas 12.

Rasanya seperti di aduk. Ada rasa senang, ada juga rasa sedih, ke duanya terpadu sempurna dalam diri Hana, Bella, Stilla. Dan tentu Vano, Faryel, Daniel, dan juga Kenzo tidak termasuk di dalamnya.

"Katanya ada acara Prom Night, lho" ujar Stilla semangat.

"Ini cuma Hana yang ngerasa atau yang lain juga ngerasa sama kayak Hana" kata Hana dengan lesu.

"Ngerasa apa, Han?" tanya Bella sedikit khawatir. Karna Bella sangat tahu Hana, jika ada rasa atau feeling, yang Hana rasa buruk. Itu benar terjadi. Terkadang feeling Hana selalu tepat.

"Nggak tahu Bell. Hana bingung. Hana ngerasa kayak ada yang mau tinggalin Hana" ujar Hana pelan.

Vano, Faryel, Daniel, dan Kenzo sedikit terkejut. Bukannya mereka kegeeran. Namun mereka akan meninggalkan Indonesia satu minggu ke depan. Tepatnya di Hari perpisahan. Bahkan mungkin malam Prom Night tidak akan mereka kunjungi. Tergantung Vano yang memutuskannya.

"Tenang, Han. Nggak akan ada tinggalin Kamu" ujar Bella dengan senyum di bibirnya. Hana ikut tersenyum, walau tak urung hatinya masih sedikit gelisah.

"Kayaknya udah agak Sorean. Kalian pulang duluan aja" kata Daniel.

Ketiga wanita itu menurut saja di perintah kan oleh Daniel, karna memang jam sudah menunjuk pukul Setengah Enam sore.

Hening, itu yang terjadi di meja nomor 13 di cafe itu. Tidak ada yang membuka suara setelah ketiga gadis cantik itu pergi.

"Kita bisakan lalui masa ini?" ujar Kenzo setelah lama diam.

"Pasti" jawab teman temannya kompak.

"Semuanya akan baik baik saja" ujar Vano, walau ia tak yakin sendiri dengan perkataannya.

"Nggak akan ada yang baik baik saja" ujar Faryel dalam hati.

♥♥♥

Hana berguling guling di ranjang Queen size-nya. Sudah hampir dua jam Hana ada di sana, namun entah kenapa matanya ini sangat sulit terpejam malam ini.

"Hana ke Nenek aja, Ah.." ujar gadis itu, lalu turun dari ranjang menuju lantai pertama di mana kamar Neneknya berada.

Tok..

Tok..

Hana mengetuk pintu kamar Neneknya dengan pelan. Walau ia yakin Neneknya itu belum tudur, karna pintu kamar Neneknya itu sedikit terbuka.

"Masuk Hana" seru Neneknya dalam kamar. Hana dengan cepat menuju arah meja rias di mana Neneknya sedang duduk.

"Kenapa pake di ketuk pintunya?, langsung masuk aja" tanya Garwati dengan lembut.

Destiny Hana [✔]Where stories live. Discover now