GreShan CH2 II

6.2K 152 0
                                    

Seminggu setalah dirinya dan juga Shani melakukan shopping di mall, Chika tak mendapat kabar apapun dari Shani. Seakan Shani-nya hilang di telan bumi. Chika uring uringan menunggu kabar dari kekasihnya.

"Kamu tenang dong Chika, Shani pasti baik-baik aja." Mami Aya berusaha untuk menenangkan anaknya. Aya sedikit muak melihat anaknya yang terus mondar mandir di depannya.

"Gimana bisa tenang mi, selama seminggu Ci Shani nggak ada kabar." Ujar Chika lemas tak berdaya. Menggigiti kukunya dan sesekali melihat keluar jendela. Siapa tau Shani langsung datang kerumahnya.

Seketika rauh wajah yang awalnya cemas kini mulai memudar. Di dengarnya suara mobil dan klakson di luar sana. "Itu pasti Ci Shani." Chika langsung berlari keluar, diikuti oleh mami Aya di belakangnya.

Senyum Chika semakin mengembang kala melihat Shani yang keluar dari mobilnya. Namun kini pandangan Chika teralihkan pada seseorang yang ikut keluar dari kursi penumpang. Seorang perempuan. Lalu pandangannya ia alihkan kembali ke Shani.

"Hallo Chika, gimana kabar kamu?." Chika menatap tak suka dengan gaya bicara Shani.

"Ya aku baik-baik aja, ada apa?." Chika mulai merasakan ada hal yang tak beres di sini. Dimulai dengan Shani yang datang bersama dengan seorang wanita dan juga surat yang berada di tangan Shani. Seingat Chika, Shani tak memiliki kakak maupun adik selain Christy.

"Ini aku ada surat undangan, kamu sama mami dateng ya." Chika menerima surat itu dan langsung membukanya. Betapa terkejutnya Chika, melihat surat undangan itu. Surat pernikahan Shani-kekasihnya-dengan wanita lain.

Chika tak bisa membendung rasa sedihnya, air matanya mengalir begitu saja tanpa sepatah kata pun.

Lalu Chika mengalihkan pandangannya ke arah wanita di sebelah Chika. Wanita itu tersenyum lalu menyodorkan tangannya ke arah Chika. Chika menerimanya dan sedikit mengguncangnya, "Aku Chika, temennya Shani."

Jujur hati Shani sakit mendengar gadisnya yang mengakui dirinya sebagai seorang teman. Padahal Chika adalah belahan jiwanya.

"Ah iya, aku Gracia calon istrinya Shani." Chika tersenyum paksa lalu melepaskan tangannya.

"Yaudah kalau gitu, maaf kita nggak bisa lama, masih banyak undangan yang belum kita di sebar." Mami Aya mengangguk dan membiarkan Shani dan Gracia pergi.

Setelah kepergian mereka, Chika menangis histeris. Mengetahui kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi milik orang lain.

"Mami..." Aya pun tak kuasa melihat anaknya yang sedang rapuh. Di dekapnya erat tubuh sang anak yang sudah bergetar hebat.








Tak ada pernikahan, tak ada gaun putih ataupun bulan madu bagi Chika. Ia harus menelan pahit keinginannya itu. Keinginan yang terdengar egois jika dalam kondisi seperti ini. Pasangan yang akan berjanji selalu bersama kini sudah sah menjadi milik orang lain. Bahkan itu terjadi tanpa persetujuan Chika sekali pun.

Melihat Shani dan juga Gracia yang saling mencium kening membuat hati Chika sakit. Ia berlari menuju taman belakang rumah Shani. Menenangkan hati dan pikirannya. Bagaimana pun caranya, ia harus bisa merelakan dan melupakan Shani.

Masih dalam isak tangisnya, kedua bahunya terasa menghangat, di lihatlah seorang gadis cantik menggenggam erat pundaknya.

"Kak Chika," Ucapnya begitu lembut. Chika sedikit terdiam kala melihat wajah itu.

"Hei kak!." Chika sedikit terkejut akan nada tinggi tersebut.

"Maaf," Chika menunduk dan memalingkan wajahnya.

"Kamu ngapain ke sini Christy, di dalem masih banyak tamunya." Bukannya menjawab, Christy mengambil tempat duduk di sebelah Chika.

"Maaf, maaf kalau aku nggak bisa cegah Ci Shani ataupun papah." Ucapnya menunduk, Christy ikut merasakan sakit yang Chika rasakan.

"Papah galak dan tegas banget dan ci Shani pun nggak berani melawan."

Chika terdiam. Tak merespon apapun dari Christy.

Christy mendongak dan melihat ke arah Chika. Dirinya melihat Chika yang memejamkan mata sambil memegangi kepalanya.

"Eh kak Chika, kakak kenapa?." Tanya Christy panik dan langsung berdiri.

"Kepala aku sakit banget Christy." Setelah mengatakan itu, Chika pun langsung pingsan. Memaksa Christy untuk membawa tubuh Chika ke dalam kamarnya.





"Kasian kamu kak, kakak gini pasti gara gara ci Shani." Gumam Christy. Ia menarik selimutnya untuk menutupi tubuh Chika. Christy tak memperdulikan para tamu undangan di bawah sana. Ia setia menemani Chika di dalam kamarnya.

"Chik kamu kemana?." Batin Shani yang sedang mencari keberadaan pacarnya. Sorry, mantan pacarnya.



TBC

ONESHOOT48Where stories live. Discover now