[Mommy?]+

4.4K 187 10
                                    

Mereka menatap diam satu sama lain. Pandangan Chika tak bisa lepas dari orang yang berdiri di depannya ini. Kemudian turun, melihat anak kecil yang berada di gendongannya.

"Permisi... Ehm... Boleh liat itu nggak?" Tunjuk Chika ke arah dada Shani. "Eh, maksud saya, liat anaknya," Chika gelagapan ketika Shani melototkan matanya.

Shani pun bingung, ada orang asing yang mendatangi rumahnya lalu ingin melihat Christy. Tapi Shani menyanggupinya. Ia berbalik badan guna melepaskan mulut Christy dari putingnya. Lalu berbalik menghadap Chika lagi untuk memperlihatkan Christy.

"Christy?" pekik Chika lalu meraih Christy untuk digendongnya. Christy pun menggeliat dan membuka matanya secara perlahan. "Papi?" lirihnya.

"Iya, sayang, ini papi." Christy memeluk leher Chika begitu pun Chika yang memeluk anaknya dengan erat.

Shani hanya bisa melihat kejadian tersebut. Ternyata secepat ini perpisahan itu datang. Belum ada dua hari full, Christy sudah berhasil ditemukan.

"Sekarang kita pulang ya?" Christy menggeleng. "Mau sama mommy," Christy melepaskan pelukannya pada leher Chika dan merentangkan kedua tangannya ke arah Shani. Mau tidak mau Shani pun menerimanya.

Kini kedua tangan mungil itu sudah melingkar di leher Shani. Shani pun tak tau harus mengatakan apa kepada Chika.

"Yaudah, masuk dulu yuk." Chika pun mengangguk dan mengikuti langkah Shani menuju ruang tengah.

Mereka mendudukkan diri di sofa dengan jarak yang tidak terlalu berjauhan. "Ehm,"

"Saya Shani, kalau kamu?" Shani mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Chika. "Ah, saya Chika." Dengan senyum canggungnya.

"Em, Chika mau minum? Biar saya buatin," melihat keadaan Shani yang tengah menggendong Christy, Chika pun menggeleng. "Nggak usah, kasian kamunya." Chika menarik lengan Shani untuk duduk kembali.

Mereka mengobrol ringan tentang tempat tinggal, bagaimana kesehariannya dan keadaan pekerjaan. Chika menjadi lebih serius ketika mendengar Shani yang baru saja dipecat dari pekerjaannya.

"Serius? Sekarang udah dapet penggantinya?" Shani menggeleng yang memunculkan rasa tidak hati di diri Chika.

Melihat Shani yang yang sedikit kesusahan, Chika menawarkan diri untuk menggendongnya. Namun ditolak oleh Shani karena tidak ingin mengusik tidur Christy. Alhasil, Shani meletakkan Christy di dalam kamarnya. Chika hanya duduk menunggu sembari melihat wanita itu sambil tersenyum.

Chika tersenyum melihat Shani yang datang menghampirinya. Kembali Shani mendudukkan dirinya di sebelah Chika.

"Jadi gimana?" Alis Shani terangkat naik. "Maksudnya?"

"Kerjaan kamu,"

"Ya gitu, belum ada." Shani sebisa mungkin untuk tersenyum walau itu tak bisa menutupi kesedihan hatinya.

"Gimana kalau kamu kerja sama saya aja," ujar Chika dengan pasti. "Hitung hitung sambil jagain Christy kalau saya lagi kerja."

-----

Mungkin karena tidak ada pilihan lain atau kasihan dengan Christy kecil, akhirnya Shani menyanggupi tawaran yang diberikan oleh Chika.

Shani langsung diminta untuk membereskan barang barangnya yang berada di rumah lama untuk segera dibawa ke rumah Chika. Shani juga menyewakan rumahnya itu dengan bayaran pertahun. Chika pun mempekerjakan Shani dengan hitungan tahun.

Christy yang sudah bangun pun merasa sangat senang ketika mengetahui mommy-nya ikut tinggal bersama dengan dirinya. Jadi ia tak akan kesulitan jika ingin bertemu. Christy berterimakasih kepada papinya karena sudah meminta Shani untuk menemaninya.

Ya walaupun statusnya bekerja.

Tapi status bisa berubah kapan saja loh!

"Papi, Christy mau tidur sama mommy ya? Boleh kan?"

Shani yang sedang asyik melihat interior rumah pun menoleh. Menatap anak kecil tersebut. Chika juga, tapi ia langsung menatap ke arah Shani. Seolah meminta persetujuannya Shani.

"Mommy mau kan tidur sama Christy?" Shani lemah.

Tidak bisa melihat wajah imut itu kala Christy memanyunkan bibirnya. "Iya, mommy mau kok."

Christy memekik girang lalu menarik Shani untuk menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Saat sampai, Shani langsung dipaksa untuk meletakkan barang bawaannya. Dengan dibantu Christy, tentunya.

Pada saat makan malam tiba, beberapa pelayan yang ada di sana terlihat tersenyum melihat interaksi Christy dengan Shani. Mereka merasakan Christy yang bawel nan cerewet kembali hadir setelah lama menghilang dikarenakan ditinggal sang ibu.

Mereka akan lebih senang lagi jika Shani dapat menggantikan sosok ibu untuk Christy.

Shani pun dengan telaten menyuapi Christy makan. Sesekali Shani tersenyum ketika melihat Chika yang fokus memperhatikan dirinya dengan Christy. Gugup tentu Shani rasakan, karena mata coklat itu sedikit melemahkan imannya.

Setelah makan malam berakhir, Christy menarik Shani menuju ke kamarnya. Meninggalkan Chika dengan perasaan dongkolnya. "Yang sabar tuan, jarang loh liat Christy seceria itu." ujar salah satu pelayan yang membereskan meja makan mereka. Chika pun tersenyum membalasnya.

Karena semangat yang tinggi, jam setengah sepuluh malam Christy sudah tepat di atas tempat tidur. Meninggalkan Shani yang masih dalam keadaan sadar. Shani mengelus pipi Christy yang sedikit berisi itu. Anak ini terlalu lucu jika tidak memiliki orang tua yang lengkap.

Shani beranjak dari kasur lalu menuju ke balkon kamar Christy. Dari sini Shani bisa melihat hampir seluruh pemandangan yang ada. Bukan main memang papi Christy ini.

Shani kembali memikirkan bagaimana nasibnya ke depan. Apa ia akan terus bertahan seperti ini atau harus mengambil langkah lebar?

"Kamu sedang apa?"

"Ngh,"

Shani tersentak mendengar suara Chika yang berada di belakangnya. Ia menoleh dan mendapati Chika yang sudah mendudukkan dirinya di kursi yang sudah disediakan di sana.

"Kamu kenapa? Sini duduk." Chika menepuk tempat di sebelahnya. Tanpa banyak alasan Shani langsung duduk di sana.

Shani langsung meluapkan apa yang ada di pikirannya. Tentang bagaimana hidupnya ke depan, bagaimana dengan mencari pasangan dan kemudian menikah. Itu pasti membuat kedua orangnya senang jika ia pulang kampung menggenggam tangan seseorang.

Chika pun mendengarkan cerita Sani dengan seksama. Membiarkan wanita itu meluapkan semua yang membebani pikirannya selama ini.

Dan pasangan? Chika pun belum berpikir ke sana lagi. Walaupun dirinya sudah punya Christy, tapi yang namanya pasangan itu harus ada dalam sebuah keluarga.

"Yaudah, kalau gitu mommy nikah sama papi aja. Biar papi ada temen tidurnya."

END

ONESHOOT48Where stories live. Discover now