GreShan CH2 III

5.6K 173 0
                                    

Chika sedikit sulit menggerakkan tubuhnya. Terlebih lagi kepalanya yang masih sedikit pusing. Melirik ke sebelahnya, ada Christy yang ikut terlelap, dengan tangan kanan yang berada di perut Chika.

"Christy," Chika mencoba untuk membangunkan adik Shani tersebut. Setelah beberapa saat, akhirnya Christy membuka matanya dan melihat ke arah Chika.

"Ehm kak Chika udah bangun?." Christy langsung mendudukkan dirinya lalu menghadap ke Chika.

"Kok aku bisa tidur di sini?."

"Kemarin kak Chika pingsan, jadi aku bawa aja ke kamarku." Jelas Christy.

"Anterin aku pulang ya, pasti mami aku lagi khawatir di rumah." Chika mengambil ponselnya. Benar saja, banyak pesan serta panggilan dari maminya.

"Iya aku anterin pulang. Tapi kakak mandi dulu abis itu kita sarapan di bawah. Inget di sini ada keluarga lengkap aku." Chika mengangguk dan mulai masuk ke kamar mandi.

Christy pun menyiapkan baju untuk Chika kenakan.

"Sayang, Christy, bangun nak. Sini sarapan." Teriak sang mami dari luar kamar.

"Iya mi, ini Christy mau mandi dulu."

"Iya, kita semua tunggu di bawah."

Tak lama dari itu, Chika pun keluar dengan wajah yang lebih segar. Walau masih terlihat sembab di matanya. Jangan lupakan Chika yang keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya.

Christy yang peka pun langsung menyodorkan baju yang telah ia siapkan. Setelahnya ia masuk ke dalam kamar mandi.

Kini keduanya sudah siap, hendak turun ke meja makan. Namun saat hendak membuka pintu, tangan Christy di tahan.

"Kenapa?." Chika pun menggeleng dan menundukkan kepalanya.

"Hei udah. Jangan itu di pikirin. Tenang aja, ada aku di sini." Setelah merasa sedikit yakin, mereka berdua langsung turun ke lantai satu.






"Nah, ini dia anak papah. Eh kamu sama siapa itu Christy?." Ayahnya sedikit terkejut melihat Christy yang turun bersama dengan seorang wanita. Semua pasang mata pun menatap ke arah mereka.

Shani membulatkan matanya, tak menyangka jika Chika malam kemarin tidur di rumahnya. Begitu juga dengan Gracia yang terkejut melihat teman suaminya berada di rumah mereka.

Christy mulai mendekat dan mengajak Chika untuk duduk di sebelahnya. "Oh iya pah, kenalin namanya kak Chika. Pacar aku pi." Shani dan juga Chika sama sama melotot. Mendengar pengakuan dari Christy.

"Astaga anak papah. Yang nikah cici kamu loh, masak kamu ngajak pacarmu juga." Ayahnya terkekeh.

"Gapapa pi, kesepian aku tuh." Christy mengatakannya sembari tertawa.

"Kamu temennya mas Shani kan?. Yang kemarin itu?." Chika mengangguk sambil tersenyum ke arah Gracia.

Mereka memulai acara makannya, dengan Gracia yang menyendokkan nasi serta lauk ke Shani. Berbeda dengan Christy, ia lah yang mengambilkan Chika setelah itu mengambilkan untuk dirinya. "Makasih."

Christy mengangguk dan tersenyum.

Kamu cantik banget sih kak Chika.








Setelah kejadian itu, Christy selalu gencar mendekati Chika. Setiap saat ia akan pergi menemui Chika ke rumahnya. Namun Christy tak pernah membawa Chika ke rumahnya. Ia tak ingin kakak kesayangannya teringat akan masa lalunya.

Iya, Christy mulai jatuh sedalam dalamnya pada pesona Chika.

Seperti biasa, Christy menjemput Chika untuk di ajak jalan jalan. Taman menjadi tujuan utama Christy. Sekaligus ingin mengungkapkan perasaannya.

Christy menarik lembut tangan Chika menuju bangku yang ada di taman. Mendudukkan dirinya saling bersebelahan.

"Kak, apa kakak masih mikirin cici aku?." Yang awalnya memandang lurus kini memandang wajah bocil yang ada di sebelahnya.

"Kenapa nanya begitu?." Christy menggeleng.

"Penasaran aja." Chika terkekeh pelan melihat muka cemberut Christy.

"Gimana caranya bisa inget coba?, adik kecilnya ini selalu gencar deketin aku. Berusaha bikin aku lupa sama cicinya." Mata Christy melotot mendengarnya.

"Iya aku mau kok Christy, makasi udah selalu ada di samping aku." Badan Christy menegang. Apa maksud dari perkataan Chika?.

"Aku tadi nggak sengaja denger kamu sama mami ngomong. Minta ijin mau nembak anaknya hari ini." Pipi Christy memerah. Ia sangat malu sekarang.

"Ih kok kakak udah tau sih. Ga asik deh." Bibirnya ia lengkungan ke bawah.

"Jadi nggak asik nih?, yaudah aku batalin aja." Ancam Chika yang hendak berdiri.

"Ih jangan. Pliss."







"Kak Chika udah tau kan?, bahkan sadar kalau selama ini aku berusaha buat ganti posisi ci shani di hati kakak. Dan sekarang aku berhasil, aku berhasil bikin kamu jadi milik aku seutuhnya." Ucapnya lalu memeluk Chika.

"Iya, tapi kamu harus inget. Aku nggak mau di sakitin untuk yang kedua kalinya." Christy mengangguk mantap dan menarik tangan Chika.

"Mau kemana?." Chika berusaha mengimbangi jalan Christy.

"Kita ke rumah aku sekarang. Minta restu mau nikahin kakak."












"KELUAR KAMU!."

Christy menggenggam erat tangan Chika.

"Saya sudah tau hubunganmu dengan Shani sebelumnya." Papahnya marah dan menyuruh Chika untuk pergi.

"Oke fine!, aku nggak mau wanita yang aku sayangi tersakiti untuk kedua kalinya. Aku dan kak Chika pamit pergi. Silahkan berbahagia ci."

"Sayangi?, mereka udah menjalin hubungan?."

Christy membawa Chika pergi. Mereka tetap melakukan pernikahan dengan menjadikan kenalan Christy sebagai walinya dan mami Aya sebagai wali Chika.

Christy yang pekerja keras membuat dirinya mempunyai bekal sendiri kala ia masih tinggal bersama orang tuanya. Tentu saja itu tidak ada campur tangan kedua orang tuanya.

Mereka hidup dengan amat berkecukupan. Bahkan Christy mengajak mami Aya untuk tinggal bersama agar rumah tak terasa sepi. Dan juga mami Aya tak merasa kesepian.

"Mami, papi, ayo kita ketemu kakek nenek." Christina, anak pertama dari Christy dan chika. Christy dan Chika saling pandang, mempertimbangkan kemauan buah hatinya. Tak lama Chika mengangguk dan tersenyum.

Di sini lah mereka, rumah yang terlihat seperti istana namun hilang akan kehidupannya. Christy mulai menekan bel dan terdengar suara seorang wanita, "Iya sebentar."

Pintu terbuka, terlihat seorang wanita yang rambutnya sudah di hiasi oleh uban dan mengenakan kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Christy," Kaget, tentu saja. Anaknya kini kembali menginjakkan kakinya ke rumah.

"Apa ini nenek aku pi?." Mami Christy mengalihkan pandangannya. "Iya, ini nenek kamu sayang."



"Christy, maafin papi nak, papi udah usir kamu dari rumah."

"Udah takdirnya kayak gitu pi, lagian aku di luar sana bahagia kok sama istri, anak dan mami mertua aku." Terlihat Chika dan Aya yang tersenyum lembut.

"Ci Shani sama Ci Gre kemana?."






"Chika, Christy,"











END

ONESHOOT48Where stories live. Discover now