CH2 [Bunda Chika]+

4.6K 180 13
                                    

Christy mengerjapkan matanya. Mencoba menyesuaikan dengan cahaya yang ada di dalam kamar. Christy langsung mendudukkan dirinya ketika ia tak melihat keberadaan bundanya. Lalu ia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Ternyata Christy masih tidak menggunakan apa apa.

Christy beranjak dari tempat tidurnya. Mencari pakaian tidurnya di dalam lemari. Setelah dapat, Christy memutuskan untuk membasuh diri.

Permainan-nya dengan sang bunda cukup memuaskan dan juga melelahkan, tentunya. Christy tak ingin berlama lama, karena ia tahu kalau bundanya sedang berada di dapur untuk memasak makan malam untuk mereka.

Ikan. Itulah gambar yang ada di baju yang Christy kenakan saat ini. Kecintaannya ada hewan air satu itu tidak pernah memudar. Merasa dirinya yang sudah segar, Christy segera turun untuk menemui bundanya.

Christy mengerutkan keningnya saat ia mencium aroma yang gosong. Dengan cepat Christy berlari ke arah bundanya dan langsung mematikan kompornya.

"Eh," kaget Chika setelah mendengar kompor itu mati.

Chika membalikkan badannya dan melihat Christy yang sudah berdiri di belakangnya. Christy meletakkan kedua tangannya di pinggang. Menatap sang bunda dengan tajam.

Christy menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia menarik kedua tangan bundanya untuk duduk di kursi meja makan.

"Bunda kenapa? Kok melamun sih?" Chika menggeleng sembari membuang pandangannya ke arah lain. Ia tidak sanggup melihat tatapan anaknya.

Christy menarik tangan bundanya dan memintanya untuk duduk di atas pahanya. "Barat Christy, nanti paha kamu sakit." Christy tetap menggeleng dan mendudukkan Chika di atas pahanya.

Jadi posisi duduk Chika menyamping di atas paha Christy. Christy dengan leluasa dapat melihat wajah samping milik bundanya itu.

"Aku itu anaknya Bunda loh, kok masih nggak percaya sama aku? Sampai-sampai Bunda nggak mau cerita tentang masalah yang bunda alami."

Chika menyandarkan dirinya ke dada Christy. Chika mencoba untuk menata pikirannya dan sebisa mungkin akan menjelaskannya kepada Christy. Bukannya tidak mau cerita, tetapi hal yang seperti ini dapat mengganggu kesehatan mental dari anaknya sendiri.

Chika hampir tidak memiliki masalah eksternal. Kebanyakan masalahnya terpicu dari dalam keluarganya sendiri. Lebih tepatnya oleh suaminya sendiri.

Jika saja Chika belum memiliki Christy dan juga anak yang dikandungnya, mungkin saat ini juga Chika akan menceraikan pria itu.

"Tapi kamu beneran mau dengerin cerita Bunda?" Christy mengangguk. "Ayah kamu, dia–"
"Udah Bun nggak usah dilanjut," Christy sedikit membenahi posisi bundanya agar mereka berdua nyaman.

"Udah kali Bun, orang kayak gitu nggak usah dipikirin. Mendingan sekarang kita masak habis itu makan." Senyum Chika mengembang kalau mendengar ucapan dari anaknya. "Orang kayak gitu nggak usah dimasakin juga Bun. Dia udah jajan di luar."


•  •  •




Karena tadi sebelum makan malam Christy sudah mandi, Jadi sekarang dirinya sedang menunggu sang Bunda yang berada di dalam kamar mandi. Ternyata Chika sejak bangun tidur belum ada mandi sama sekali.

Tadi Christy sempat mencium dada bagian atas bundanya. Tercium aroma tubuhnya yang sedikit masam karena keringatnya. Dari situlah Chika mengaku kalau dirinya belum ada mandi sama sekali.

Christy berniat untuk mengajak bundanya tidur bersama di kamarnya. Chika juga tidak keberatan akan hal itu. Jadi dia tidak akan kesepian lagi di malam-malam berikutnya.

Chika keluar dengan daster favoritnya. Tatapan Christy pun tak lepas dari kedua payudara bundanya yang terlihat masih kencang itu. Dan jangan lupakan puting bundanya yang mencuat, karena setiap tidur malam Chika tidak pernah menggunakan bra nya.

Christy tersenyum dan menarik lembut tangan bundanya untuk segera ke kamarnya. "Sabar dong sayang, bunda mau skin care dulu," Christy tersenyum dan membiarkan Chika mendudukkan dirinya di depan cermin.

Chika mulai mengoleskan krim tersebut ke area wajahnya. Christy pun masih berdiri di belakang Chika, memandangi wajah bundanya itu yang semakin hari semakin cantik saja.

Christy meletakkan dagunya di bahu sebelah kiri bundanya. Meminta sedikit ruang agar ia bisa ikut duduk di tempat duduk tersebut. Tak sengaja pantat Chika bergesekan dengan penis anaknya. Chika merasakan bulu kuduknya yang berdiri.

Lagi, jika merasakan merinding ketika tangan anaknya meremas dengan lembut kedua payudaranya. "Nghh, Christy..." Chika meletakkan skin care nya bermaksud untuk menahan kedua tangan Christy.

Dengan cepat tangan kiri Christy menahan kedua tangan bundanya. Tak membiarkan Chika bergerak sedikit pun. Tangan kanan Christy mulai meraih dagu Chika agar Christy bisa melumat bibir bundanya.

"Mmhhh, Christy... Aahhh,"

Tangan kanan Christy mulai menjamah kedua payudara Chika. Memberikan rangsangan dari luar dasternya. Chika melenguh merasakan jari jari itu yang memilin putingnya. Tubuhnya bergetar merasakan tangan anaknya itu.

Tangan kiri Christy mulai melemah dan melepaskan pegangannya. Membiarkan tangan Chika terbebas begitu saja.

Tak di sangka, Chika meraih kepala anaknya untuk memperdalam lumatannya. Christy pun dengan leluasa memasukkan kedua tangannya ke dalam daster Chika. "Ouhh, sayangg..."

Christy memberikan semua air liurnya pada Chika. Diterima dengan baik oleh Chika. Baru saja tangan Christy hendak menjamah bagian bawah bundanya. Tiba tiba ruangannya menjadi gelap gulita.

"Nghh, bunda, mati lampu." Christy memeluk Chika dengan erat. Chika berusaha untuk menenangkan anaknya. Chika berdiri lalu mencari ponselnya untuk menghidupkan flash-nya.

"Hadeh, gara gara kamu bunda nggak jadi skin care-an," Christy hanya cengengesan lalu mengikuti bundanya yang keluar kamar.

"Satu komplek kayaknya mati semua ini," Menyadari di sekitar mereka juga gelap gulita. "Yaudah deh bunda, kita ke kamar aku aja sekarang."

Setelah berada di dalam kamar, Christy langsung mengunci pintunya yang di sadari oleh Chika. "Kenapa? Kok dikunci?" Christy menggeleng.

"Gapapa bunda, biar nggak ada yang ganggu," Christy menuntun Chika untuk berbaring di tempat tidurnya. Christy meraih ponsel Chika dan mematikan senternya.

Tanpa Chika ketahui, Christy sedang menanggalkan semua pakaiannya. Setelah itu ia ikut naik ke atas kasur dan memasukkan seluruh badannya ke dalam daster Chika yang besar itu.

"Eh! Kok telanjang?" Christy tak menjawab melainkan ia mengeluarkan payudara bundanya dan mulai ia sesap. "Aku mau susu bunda. Kalau bunda pengen, itu adek aku nganggur di bawah. Itu punya bunda seorang!"

ONESHOOT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang