CH2 [Bunda Chika]+

5.7K 199 16
                                    

"Bunda... Bunda kenapa nangis."

Setelah Christy melihat mobil itu melaju meninggalkan pekarangan rumah, Christy buru buru masuk dan mendapati bundanya yang sedang menangis. Christy baru saja datang dari bersekolah. Christy ada mengikuti ekstrakulikuler, jadi dia pulang agak sore.

Christy membantu bundanya untuk berdiri. Mendudukkannya di sofa ruang tengah. Setelah itu, Christy berlalu ke dapur untuk mengambilkan air minum untuk bundanya.

"Ini bunda, bunda minum dulu biar agak tenang." Chika meraih gelas tersebut dan menenggaknya. Chika kemudian meletakkan gelas tersebut di atas meja.

Jari lentik Chika secara perlahan mengusap pipinya yang dibasahi air mata. Chika menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa, kakinya ia selonjorkan ke arah depan.

Tangannya secara perlahan mengelus perutnya yang cukup besar. Memasuki bulan ke enam, membuat Chika sedikit kesulitan. Chika sangat mudah kelelahan dan moodswinger.

"Bunda kenapa? Ada masalah apalagi sama ayah?" tanya Christy yang hanya memancing Chika agar mau bercerita.

"Itu cuma masalah biasa sayang, dedek gak perlu khawatir ya." Christy memeluk Chika dengan erat. Christy yang mendengar percakapan mereka, menyimpulkan bahwa ini adalah masalah besar.

Tadi sebelum masuk rumah, Christy mendengar perdebatan kedua orang tuanya. Yang pada intinya, di kehamilan Chika kali ini, sangat disarankan untuk adanya hubungan badan dengan suami. Ini akan memudahkan si ibu pada saat melahirkan.

Tapi Vion menolak, dan malah memilih pergi untuk bermain di luar saja.

"Mas, masa kehamilan aku udah memasuki bulan ke enam, loh! Dokter menyarankan kita untuk melakukan hubungan badan. Setidaknya seminggu sekali lah!"

"Jangan ngomongin hubungan badan sama aku. Aku udah gak dapet nikmatnya kamu lagi! Apalagi dengan perut besar seperti itu."

Vion berlalu begitu saja. Tak lupa, ia meraih tas kerjanya dan pergi dengan langkah besar.

"Mas kamu mau kemana?!"

"Mencari apa yang aku gak dapatkan di rumah ini!"

Christy mengepalkan tangannya, wajahnya menyiratkan amarah yang begitu besar terhadap ayahnya. Tapi Christy pendam itu semua dan beralih meraih tangan bundanya.

"Bunda mending temenin aku ke kamar yuk. Bunda istirahat di sana aja sama aku. Ya?" Chika tersenyum. Christy selalu bisa membalikkan mood nya dengan sangat cepat.

Chika mengangguk. Christy membantu bundanya untuk berdiri. Menuntunnya untuk ke lantai dua kamarnya.

Setelah berada di dalam kamar, Chika mendudukkan diri di kasur Christy. Sedangkan Christy sedang memilih baju di dalam lemarinya.

Setelah dapat, Christy meletakkan baju dan celana gantinya di atas pangkuan Chika. Christy secara perlahan membuka baju seragamnya. Meletakkan di keranjang cucian.

Chika hanya menatap diam apa yang dilakukan Christy. Dulu ini merupakan kebiasaan Chika. Chika lah yang selalu memandikan serta menggantikan pakaian anaknya. Tapi semenjak Christy sudah berumur 17 tahun, Christy mengaku malu kepada maminya. Apalagi Christy sadar akan kelebihan yang ia miliki.

Kini Christy membuka seragam bawahnya. Chika dapat melihat dengan jelas bahwa tonjolan di bawah sana sangat besar. Cepat sekali tumbuhnya, pikir Chika.

Christy menurunkan penutup terakhirnya. Christy sekarang sudah full naked di depan maminya. Lagi. Mata Chika membulat melihat penis anaknya yang sangat besar. Jika dibandingkan, milik Christy jauh lebih besar dari milik mas Vion.

ONESHOOT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang