KathAsMa

1.8K 83 4
                                    

Kathrina Irene, seorang gadis dengan visual sempurna yang berasal dari sebuah desa yang terpencil. Terlihat kulitnya yang halus sedikit sawo matang.

Gadis dengan umur 19 tahun.

Kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani di desanya. Kathrina kerap membantu keluarganya untuk sekedar menanam benih yang mereka miliki. Syukur syukur jika nanti hasilnya bisa di jual. Kalau tidak ya akan menjadi makanan untuk mereka di rumah.

Kathrina juga tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah. Selain terhambat karena biaya, lokasi yang sangat jauh memaksanya untuk tidak berkuliah.

"Ya ampun kasian banget,"






"WOI!!"

"AAA!!"

Ashel memejamkan matanya sambil memegangi dadanya yang berdetak dengan sangat kencang. Rasanya sebentar lagi akan copot.

Ia menatap tajam ke arah orang yang telah mengejutkan dirinya. Orang tersebut hanya nyengir memperlihatkan giginya.

"Sha, jantung gue!"

Marsha pun terkekeh dan langsung meminta maaf pada Ashel. Jujur saja Marsha tidak memiliki niat untuk mendiskon umur temannya itu.

"Ya lagian, bengong mulu,"

"Mana ada, gw lagi baca biodata seorang gadis."

Mendengar itu, Marsha pun menjadi tertarik dengan topik tersebut. Marsha merapatkan tubuhnya dan ikut membaca informasi tersebut.

•••

Berbekal informasi yang minim, mereka berdua memutuskan untuk terjun langsung ke desa tersebut. Desa yang bisa dikatakan sangat terpencil dan jauh dari perkotaan. Mereka juga sudah melakukan survey, jalan mana yang seharusnya mereka lalui.

Membawa sedikit perlengkapan untuk beberapa hari di sana. Lagi lagi karena jarak yang sangat jauh, memaksa mereka harus bermalam di sana sampai apa yang mereka cari sudah di dapatkan.

Mereka melakukan perjalanan dengan santai, menikmati setiap pemandangan yang di lewati. Bangunan tinggi dengan pepohonan yang menjulang.

Kini bangunan tinggi itu tidak terlihat lagi. Sisi kiri dan kanan sudah hutan belantara.

Memasuki desa yang mereka asumsikan menjadi tujuan mereka. Memarkirkan mobil di luar dari area desa.

Gelap, itu kesan pertama yang mereka rasakan.

Sepi, itulah atmosfer yang ada di desa tersebut.

Ini baru jam delapan malam dan keadaan desa sudah seperti ini.

"Sha, udah sepi banget. Kita istirahat dulu aja ya." Marsha mengangguk sembari mengelus lengannya yang merasa kedinginan.

Ada perasaan takut dan was was melihat ke dalam sana. Mereka memutuskan untuk kembali masuk ke dalam mobil. Menghidupkan lampu di dalam mobil tersebut. Mengisi perut mereka dengan beberapa makanan yang dibawa.

Lalu tak lama kemudian, mereka mengatur tempat masing masing untuk tidur. 10 menit pun mereka sudah terlelap di dalam sana. Dengan lampu yang masih menyala.

•••

Kathrina mengerutkan keningnya melihat sebuah mobil yang terparkir dengan dengan sawahnya. ia pun berjalan perlahan dan melihat dua orang yang sedang sarapan mie instan.

Kathrina pun tak menghiraukannya, ia berlalu menemui sang ayah yang sudah terlebih dulu berada di sana. menyerahkan barang titipan ibu kepada sang ayah.

"Ayah, itu siapa?" Tunjuk Kathrina ke arah mobil tersebut. Ayahnya hanya mengedikkan bahu tanda tak tahu.

Tak ingin memikirkan hal itu, Kathrina turut membantu pekerjaan sang ayah. Entah itu menggemburkan tanah atau hanya sekedar menyiram benih.

Ashel yang sudah selesai sarapan menyenderkan tubuhnya, agar makanan itu cepat turun ke perutnya.

Ashel memutuskan untuk membuka ponselnya, berniat untuk memeriksa pesan yang masuk. Namun seketika matanya membulat kala membaca berita yang sedang Trending di sosial media.

"Anjing Sha!" Ashel memekik histeris sembari menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.

Ia pun menyerahkan ponselnya pada Marsha, ia pun sama terkejutnya melihat berita tersebut.

"Kita harus cepat menculik gadis itu. Ga baik juga kita lama lama di luar seperti ini." Marsha mengangguk setuju dan mulai memikirkan rencana bagaimana caranya agar mereka bisa membawa Kathrin bersama.

"Kak Indah biar cepet juga eksekusi nya."


____


"Kathrina..., sini sayang," Kathrina dengan senyum lebarnya pun mulai berlari dan menghampiri orang yang telah memanggilnya.

"Iya, kenapa mommy?" Tanya nya yang mendudukkan dirinya menempel dengan sang mommy.

"Mommy mau keluar sebentar, kamu di rumah ya sama kak Ashel dan kak Marsha." Terlihat Marsha yang menatap Ashel dan Marsha secara bergantian. Kemudian setelah itu ia mengangguk patuh.

Setelah mommy nya pergi, Kathrina mengajak kedua kakaknya untuk bermain di kamarnya. Mereka berdua pun tidak bisa menolak.

"Aduh, gimana nih Cel?" Ashel mengedikkan bahunya tanda tak tahu.

"Yang pasti jangan kelepasan Sha!"

ONESHOOT48Where stories live. Discover now