[Mommy?]+

7.1K 216 4
                                    

Mata Christy seketika berbinar kala memasuki pusat perbelanjaan di kota tersebut. Ia tak henti hentinya melompat kegirangan kala ia melihat ada boneka lucu di toko seberang sana.

Christy pun menoleh ke kanan dan ke kiri. Dirasa aman, Christy berjalan ke arah toko tersebut untuk melihat boneka boneka itu lebih dekat lagi.

|•| |•| |•|

"Kok bisa sih, Shan, kamu di pecat dari kerjaan kamu?" Gracia bertanya dengan wajah khawatirnya.

Sahabatnya itu selalu mendapat pemecatan karena alasan yang tidak pasti. Shani pun tidak mengerti apa yang sedang menimpa dirinya. Seakan akan semua pekerjaan tidak ada yang cocok dengan dirinya.

"Aku juga nggak tau, Ge. Udah tiga kali aku dipecat dengan alasan yang nggak jelas." Gracia pun mengangguk membenarkan.

Mereka berdua sedang berada di sebuah restoran makan yang ada di pusat perbelanjaan di kota ini. Gracia memesan makanan ringan serta minuman sedangkan Shani hanya minuman saja. Untuk Gracia, ia membutuhkan waktu setidaknya tiga puluh menit untuk sampai ke tempat ini.

Karena Shani tinggal di perumahan sederhana yang ada di pinggir kota. Dekat dengan pusat perbelanjaan ini, jadi Shani tak menempuh waktu yang lama.

"Terus sekarang kamu mau gimana? Cari kerja kemana lagi?" Shani mengedikkan bahunya tak tahu.

Jujur saja, Shani tidak cukup beruntung mencari pekerjaan di kota orang lain. Memang ditawarkan dengan gaji yang cukup besar, tapi itu akan sebanding dengan tanggung jawab yang akan di emban.

"Yaudah lah, Ge. Sambil jalan aja carinya." Shani kembali menyeruput minumannya yang sudah tersisa setengah. Sedangkan Gracia memakan cemilan yang sudah ia beli.

"HUAA... PAPI!!"

Sontak perhatian Shani dan juga Gracia beralih ke arah suara tersebut. Shani melihat di toko boneka di ujung sana terdapat kerumunan orang dengan suara tangisan seorang gadis kecil.

Shani juga melihat jika gadis itu menangis dan meronta ingin dilepaskan. Karena tidak tega, Shani memutuskan untuk datang menghampiri ke sana.

"Eh, Shan, ngapain ke sana?" Shani tidak bisa menjelaskan alasannya. Ini merupakan naluri Shani ketika melihat anak kecil yang menangis. Mau tidak mau Gracia memakan makanannya dengan cepat lalu menyusul langkah Shani.

"Permisi... Permisi..." Shani menyibak kerumunan orang orang yang berada di sana. Dengan sekejap Shani sudah berhasil berada di dalam kerumunan. Sedangkan Gracia mendengus sebal karena ia tak bisa mengikuti langkah Shani.

Jadi Gracia memikirkan cara agar ia masih bisa memantau pergerakan apa saja yang dilakukan sahabatnya itu. Gracia merasa khawatir karena mereka sedang berada di dalam kerumunan orang.

Kembali lagi ke posisi Shani yang sedang melihat seorang anak kecil yang menangis karena kedua pergelangan tangannya digenggam dengan cukup kuat orang seorang pria. Yang Shani duga pria tersebut adalah salah satu karyawan yang bekerja di toko boneka tersebut.

Shani pun mendekat dengan niat melepaskan genggaman itu agar si gadis kecil tidak merasa kesakitan. "Mas, lepasin... Kasian itu anaknya kesakitan."

Shani meraih kedua tangan anak tersebut dan secara otomatis pria itu melepaskan genggamannya. Anak itu pun memeluk kaki Shani dengan isakan tangisnya yang belum mereda.

Kini semua mata tertuju kepada Shani. Shani sadar akan konsekuensi yang akan ia terima. Apalagi anak itu memeluk kakinya sedari tadi. "Anaknya, mbak?"

Shani mendongak menatap karyawan pria itu. Shani sudah menduga jika pertanyaan itu akan terlontarkan begitu saja.

Belum sempat Shani menjawab dan menjelaskan, anak itu merengek kepada Shani.

"Mommy, Christy pengen itu,"

Mata Shani membulat kaget mendengar anak kecil itu yang menyebut dirinya dengan sebutan mommy. Shani juga mendengar kalau namanya adalah Christy.

Christy menarik narik ujung baju Shani dan memaksa Shani untuk menggendongnya. Tangan mungil itu kembali menunjuk ke arah boneka ikan yang berada di toko tersebut. "Mommy, mau itu." Christy menggoyangkan tubuhnya di gendongan Shani.

Sang karyawan menghembuskan nafasnya. "Mbak, lain kali diawasi ya anaknya. Bukannya apa apa, tapi tadi anaknya hampir bawa lari barang dagangan kami." Tanpa bisa mengelak lagi, Shani hanya menganggukkan kepalanya.

Gracia hanya diam memperhatikan sahabatnya yang sedang berjalan masuk menuju toko boneka itu dengan menggendong anak tersebut. Dengan perlahan, para kerumunan pun mulai membubarkan diri mereka.

Dengan begitu, Gracia dapat menyusul langkah sahabatnya ke dalam toko tersebut.

Shani menurunkan Christy lalu membiarkan anak tersebut untuk memilih boneka kesukaannya. Gracia membawa Shani sedikit menjauh untuk bertanya lebih lanjut.

"Shan?" Pandangan Shani masih memperhatikan pergerakan Christy yang tersenyum melihat berbagai jenis boneka ikan.

"Anak orang loh itu," Shani mengangguk yang membuat Gracia mendengus sebal.

Gracia tidak ingin sahabatnya ini menyepelekan uang. Apalagi dengan keadaannya yang baru saja dipecat. Ada baiknya jika Shani menyimpan uangnya dengan baik dan menggunakannya jika diperlukan.

"Iya, Ge, gapapa. Biar dia seneng."


Shani mendudukkan dirinya dengan Christy yang berada di atas pangkuannya. Christy masih asyik bermain dengan boneka barunya. Christy memeluk leher Shani dan mengecup bibirnya ketika boneka itu diberikan kepadanya.

Sekarang mereka berdua sedang menunggu taksi yang sudah dipesan. Shani memutuskan untuk membawa Christy pulang ke rumahnya. Lagi pula tak mungkin jika Shani meninggalkannya sendiri di dalam sana.

Shani juga sudah memberikan informasinya kepada pihak keamanan yang ada di sana. Jikalau ada keluarga yang mencari keberadaan Christy.

"Makasi ya mommy. Christy seneng banget dibeliin boneka." Shani tersenyum dan mengecup pipi Christy yang gembul. "Iya, sama sama."

"Mau ikut mommy pulang ke rumah?"

"Mau, mau!"

|•| |•| |•|

Sedikit lagi Chika akan menangis karena tak kunjung menemukan keberadaan anaknya. Tadi Chika meletakkan Christy di dalam ruangan khususnya. Karena ia melakukan meeting di luar kantor. Dan kebetulan Christy meminta untuk ikut.

Sekarang anaknya sudah hilang. Pergi entah ke mana dan tak ada satu pun orang yang mengetahuinya. Mau menangis di sini pun tidak ada artinya. Dengan perasaan gusar, Chika menghubungi anak buahnya untuk mencari keberadaan Christy.

Chika tidak mau jika harus kehilangan untuk yang kedua kalinya.

"Gita, tolong lindungi anak kita dari atas sana ya,"

TBC

ONESHOOT48Where stories live. Discover now