DelShel

2.8K 73 5
                                    

Pupus sudah harapan yang dimiliki oleh Adel. Kejadian itu merupakan salah satu dari banyaknya kenangan buruk yang ia alami. Tapi itu merupakan kenangan terindah yang bisa ia lakukan bersama kekasihnya.

Tahun tahun dimana covid mulai masuk ke Indonesia. Menyerang setiap penduduk dan memaksa semua orang untuk stay at home dan selalu menjaga jarak.

Dan dari sana lah, sebuah idol grup yang di dalamnya ada Adel mengalami penurunan dari segala aspek. Memaksa management untuk memutar otak, agar supaya grup yang sudah berdiri kurang lebih 9 tahun itu masih bisa bertahan di keadaan krisis seperti itu.

Mulai dari sana, management memutuskan untuk melakukan restrukturisasi. Yang di mana, sebagian member terpaksa diluluskan dari grup tersebut. Menyisakan beberapa orang yang masih bertahan.

Lalu perlahan, sistem grup pun mulai di hilangkan. Semua member bisa bebas bergaul dengan member yang lainnya. Tidak terpaku pada teman se grup saja.

Dan dari sana lah pertemuan Adel dan Ashel. Menciptakan moment bersama, showroom berdua dan masih banyak lagi. Tidak sedikit dari fans yang nge-ship mereka berdua. Dan jadi lah mereka seperti ini.

Namun, seiring berjalannya waktu mereka berdua memiliki banyak sekali penggemar hingga memenuhi media sosial. Kedekatan mereka yang di anggap berlebihan memicu adanya komentar komentar yang tak mengenakan hati. Memaksa mereka untuk meredam kedekatan keduanya.

Jadi inilah sekarang, Adel dan Ashel yang dengan tanpa media sosial. Menikmati waktu hanya berdua dan tidak ada orang ketiga-kamera.

"Kamu kenapa sayang?, kok melamun dari tadi?." Mendengar suara Ashel yang lembut seketika menarik Adel dari lamunannya. Menghantamkan pikirannya ke kenyataan bahwa kesayangannya sebentar lagi akan keluar terlebih dahulu dari grup yang mereka berdua naungi.

Ini merupakan salah satu agenda yang mereka susun sebelum hari itu tiba.

Mengingat itu, tiba tiba saja mata Adel terasa panas. Tak terasa cairan bening lolos begitu saja dari kedua mata Adel.

Ashel yang menyadari hal itu pun terkejut. Seseorang yang jarang menangis kini secara cepat menangis di depannya. Memaksa Ashel untuk lebih mendekat dan merengkuh tubuh yang lebih besar darinya.

Mencoba menenangkan kekasihnya yang sudah bisa Ashel pastikan bahwa Adel mengingat hari itu.

"Hey udah dong nangisnya, malu tuh diliatin anak kecil."

Ashel masih memeluk Adel dengan mengelus belakang kepala Adel. Melontarkan kata kata penenang agar Adel berhenti tersendu.

Setelah acara makan memakan, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pantai. Kebetulan juga hari sudah semakin sore. Sekalian sunset bisa kali, begitu kira kira pikiran mereka berdua.

Perjalanan panjang tak terasa bagi mereka yang di setiap detiknya selalu memiliki topik pembicaraan. Ashel yang bawel sangat cocok disandingkan dengan Adel yang suka bercanda. Jadi perbincangan mereka tak akan pernah putus.

Seperti cinta mereka?.

Adel menarik lembut tangan kekasihnya yang lebih tua setahun untuk mengikuti langkah kakinya. Menyeret mereka berdua mendekat ke bibir pantai. Duduk bersebelahan tanpa alas dan menatap sendu ke arah mentari yang mulai kemerahan.

Seketika Adel merasakan dadanya yang begitu sesak. Memaksa dirinya menghirup udara sebanyak banyaknya lalu dihembuskan begitu saja. Tak lupa tangan mereka masih tertaut sedari tadi. Enggan melepas satu sama lain.

"Del,"

Terdengar lirih di indera pendengaran Adel. Tolong ingatkan Ashel, bahwa suaranya yang lirih adalah salah satu kelemahan yang Adel miliki. Adel tak sekuat itu walau untuk mendengarnya saja.

ONESHOOT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang