ShanChik [Ex]+

3.9K 142 21
                                    

Shani merasakan kepalanya yang sedikit pusing. Ia mengerjapkan matanya secara perlahan. Menyesuaikan cahaya yang ada di sekitarnya. Shani merasakan tempat tidur yang lebih empuk dari semalam.

Shani enggan untuk membuka matanya. Ia memilih untuk menangis dan menyesali perbuatannya. Shani juga belum sempat melihat bayarannya. Kemarin Shani langsung terlelap karena kelelahan.

"Sayang," Shani merasakan kepalanya yang di elus dengan lembut. "Anak mami," Shani menurunkan kedua tangannya. Membuka mata secara perlahan dan melihat dua orang wanita yang duduk di kasurnya.

Shani baru sadar jika dirinya tidak berada di kamar semalam. Di depannya juga ada seorang ibu dan anak perempuannya. "Mami? Christy?" lirih Shani.

Mami Aya dan Christy, mami dan juga adik dari Chika sendiri. Shani juga sudah terbiasa memanggil dengan sebutan mami. Shani pun memeluk tubuh mami Aya dengan erat. Menumpahkan kembali tangisannya.

"Mami, maafin Shani... Hiks..." Mami Aya menyerahkan makanan yang ia bawa kepada Christy. Membalas pelukan Shani tak kalah eratnya.

"Mami sebenarnya marah banget sama kamu Shan. Bisa bisanya kamu kepikiran cara seperti itu," Shani melengkungkan bibirnya. "Tapi udah kejadian juga. Mau gimana lagi."

"Mending Ci Shani makan dulu," Christy berucap seperti itu. Shani pun mengangguk.

Shani pun sudah selesai makan. Sekarang Shani diminta untuk membasuh dirinya agar terlihat lebih segar. Aya dan juga Christy pun melihat cara jalan Shani yang berbeda dari biasanya.

"Ganas banget ya mi, mainnya kak Chika," Aya mengangguk. "Iya, mami aja heran."

Aya dan juga Christy masih berada di dalam kamar yang ditempati Shani. Yang di mana itu adalah kamar milik Chika.

"Mi, Ci Shani mana?" Chika masuk ke dalam kamarnya dan kembali mengenakan topeng yang sama yang ia gunakan kemarin malam. "Dia lagi mandi," Aya dan Christy melihat Chika yang berjalan mendekati pintu kamar mandi. Chika berdiam diri di sebelahnya agar tak dilihat oleh Shani.

10 menit setelah Chika bersembunyi, Shani keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia berjalan mendekat ke arah Aya dan Christy.

"Mi, boleh pinjem baju gantinya nggak?"

"Boleh, pakai aja sayang," bukan Aya yang menjawab. Melainkan Chika yang sudah berada di belakang Shani.

Chika dengan cepat memeluk tubuh Shani. "AAA, MAMI!... TOLONG!" Shani dengan sekuat tenaga melepaskan dirinya. Dan berhasil, namun naas handuknya terlepas dari tubuhnya.

Shani berlari dan berlindung dibalik tubuh Aya. Shani sangat terkejut melihat orang yang kemarin malam ada di rumah ini.

"Heh, udah, udah." Aya menarik tubuh Shani yang hanya memakai celana dalam saja. Memeluk tubuh itu dengan Shani yang membelakangi Aya. Jadi Shani menghadap ke arah Chika.

"Chika, kamu jangan jail begitu dong! Kasian Shani-nya," Chika mendengus kesal dan membuka topengnya. "Ah, mami mah..."

"Loh, Chika?" Shani nampak syok melihat orang bertopeng itu adalah Chika. "Berarti yang kemarin itu?..."

"Iya, itu Chika, sayang. Maafin dia ya? Mami juga kaget waktu denger kamu mau melakukan hal itu." Jelas Aya kepada Shani.

Chika berjalan mendekat dan meraih tubuh Shani. Chika mendudukkan dirinya di atas kasur, lalu meletakkan Shani di atas pahanya. "Maafin aku ya kalau kemarin mainnya kasar. It's my first time."

Shani melengkungkan bibirnya ke bawah. Shani memeluk leher Chika dengan erat. Chika meraih tangan Shani dan mengarahkan ke selangkangan nya. "Maaf juga aku nggak pernah cerita soal ini," Shani tersentak dan dengan cepat menjauhkan tangannya. Shani merasakan penis Chika yang sangat keras di bawah sana.

Shani hanya mengangguk. Setidaknya hidupnya tidak hancur setelah ini. Karena Shani melepaskan keperawanan nya dengan orang yang tepat. Setidaknya Shani masih memendam rasa keada Chika.

"Terus sekarang aku harus gimana?" tanya Shani yang penasaran. Ia ingin mendapat kepastian secara langsung dari Chika. "Ya nikah sama aku. Mami udah cariin tanggal yang baik buat kita," Shani mengangguk. "Makasih, Mi."

"Sama-sama sayang."

Kini Aya dan Christy sudah pergi dari kamar mereka. Shani masih menggunakan celana dalam saja. "Yaudah, kamu tidur sini. Jangan pakai bajunya. Gerah." Shani pun menurut dan beringsut di atas kasur.

Chika menyusul dan masuk dalam dekapan Shani. Tak lupa juga Chika menurunkan suhu ruangannya agar mereka tak kepanasan nantinya.

"Nggak nyangka aku dengan status mantan bisa nikah sama kamu," ucap Chika geli. "Aku juga nggak nyangka kalau kamu mainnya ganas begitu."

"Ahh, Chikaaa, tangan kamu nakal."







"Mi, bantuin aku dong." Pinta Christy kepada Aya. "Kenapa?"

"Punyaku tegang liat Ci Shani tadi," Aya memejamkan matanya. Sudah ia duga akan terjadi seperti ini. "Terus maunya gimana?"

"Aku nggak tau mi, kan nggak pernah aku tuh," Aya membaringkan dengan perlahan tubuh anaknya. Menurunkan celana Christy hingga batas lutut. "Janji diem dan nurut?" Christy mengangguk dengan patuh.

"Oke, anak pintar."

"Ouhhh, mamihhh. Ahhh,"

ONESHOOT48Where stories live. Discover now