Tumbuh Dewasa+

5.3K 222 18
                                    

"Bundaa!"

"Bundaaa!!"

Christy berlari menuju kamar bundanya yang berada di sebelah kamarnya. Ia langsung masuk begitu saja dan membangunkan sang bunda dengan cara menggoyang goyangkan tubuh bundanya.

"Nghh, kenapa Christy?

Chika, yang memang selalu perhatian terhadap anaknya lantas membuka mata lalu mengerjap beberapa kali. Menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan ini.

Terlihat wajah anaknya yang tengah menahan tangisannya. Dengan cepat Chika mendudukkan dirinya dan mendekap anaknya.

"Christy kenapa? Mimpi buruk lagi?" Chika melirik jam yang berada di atas nakas sebelah tempat tidurnya. Jam baru saja menunjukkan pukul Lima pagi.

Christy menggeleng. "Bunda, aku ngompol." beber Christy dengan isakan kecil. Yang membuat Chika menarik Christy dari dekapannya.

Lantas mata coklat Chika melihat ke arah bawah, di mana celana tidur Christy terlihat basah.

Chika melihatnya lebih jelas, bahkan sedikit melihat bagian dalamnya. Disentuhnya cairan itu yang terasa lengket di jari Chika.

Chika terkekeh di dalam hati, menertawai anaknya yang begitu polos. Itu namanya bukan ngompol tetapi mimpi basah, yang menandakan seseorang yang sudah memasuki umur dewasa.

Ya, maklum lah. Christy baru mengalami hal seperti ini dalam hidupnya.

"Udah, nggak apa-apa. Sini bunda bantu bersihin." Sembari menuntun Christy ke arah kamar mandi, Chika menjelaskan apa yang terjadi pada anaknya. Bahwa Christy sedang mengalami mimpi basah.

"Artinya Christy udah besar ya Bun?" Chika hanya mengangguk lalu tangannya mulai menurunkan celana dan celana dalam Christy.

Terlihatlah penis anaknya yang masuk kategori lumayan besar bagi anak seumurannya. Chika menggenggam penis Christy, menatap sebentar lalu mendongak menatap wajah anaknya.

"Yang putih ini namanya sperma. Dengan ini Christy bisa punya anak sama pasangan Christy, kelak." Christy hanya mengangguk membiarkan jari jemari bundanya untuk membersihkan spermanya. Menggosoknya dengan sabun kemudian dibilas dengan air.

Celana Christy dibiarkan di dalam kamar mandi, nanti akan dicuci oleh Chika. Tak lupa Chika mengeringkan tubuh bagian bawah Christy dengan handuk kecil yang ada di sana. Sekarang Christy dituntun menuju ke arah tempat tidur Chika.

"Hari ini, Hari Minggu. Dan bunda masih ngantuk." Chika menggosok gosokkan kedua kelopak matanya. Sedikit membenahi posisi bantalnya.

"Christy mau balik ke kamar atau tidur lagi sama bunda?" Dengan cepat Christy merebahkan tubuhnya di kasur Chika.

Chika pun tersenyum lalu merebahkan dirinya juga di sebelah Christy. Chika menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua.

"Bunda, jangan dipegang. Tangan bunda dingin." Chika tak sengaja menyentuh penis anaknya yang tak tertutup apapun. Karena Christy tak menggunakan bawahan sama sekali.

Chika memeluk tubuh Christy dan meletakkan satu kakinya di atas paha Christy. Jadi, seolah olah Christy menjadi gulingnya. Yang di mana, posisi penis Christy tepat menggesek vagina Chika.

Secara alami, penis itu menegang dengan sendirinya kala Chika menggeseknya. Chika mengeratkan pelukannya dan meletakkan wajahnya di leher Christy.


Jam Delapan pagi, Chika mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Terlihat Christy yang masih tertidur dengan bibir yang sedikit terbuka. Chika terkekeh lalu mengelus pipi anaknya dengan lembut.

"Bunda... Sakit," Christy mulai membuka matanya kemudian menggenggam penisnya. Ternyata sakit karena tegang sedari tadi.

Dengan lembut Chika menyingkirkan tangan Christy lalu menggantinya dengan tangannya sendiri.

"Ahh," tak sengaja Christy mengeluarkan desahannya hanya karena tangan hangat bundanya.

Chika mulai mengelus dengan lembut penis Christy. Memainkan buah zakarnya yang membuat penis Christy semakin tegang.

"Ahh. Bun, jangan dimainin." Christy mengerang dengan mata tertutup.

Chika menggerakkan tangannya naik dan turun. Kemudian melahapnya serta memainkannya di dalam mulut. Lidahnya secara aktif terus menari di ujung penis tersebut. Membuat Christy semakin kewalawan.

Christy merasakan penisnya yang semakin membersar di dalam mulut Chika."Ahh, Bun, aku mau pipis," Mendengar itu, Chika mempercepat kocokannya. "Ahh, Bundaa!" Dilahapnya hingga habis penis tersebut. Bahkan ujungnya sudah terbenam di tenggorokan Chika.

Lalu ditariknya keluar penis tersebut, terlihatlah benang liur yang menjuntai.

"Uhh, enak banget, Bun."

ONESHOOT48Where stories live. Discover now