ShanChik [Jealous]

2.1K 142 24
                                    

Shani memasang wajah kesalnya. Bibirnya cemberut dan terkesan maju beberapa centi. Shani melipat kedua tangannya di depan dada, melihat pemandangan yang tak mengenakan.

Shani sedikit–banyak–merasa cemburu kepada anaknya. Setelah acara berpelukan tadi, Shani dan Chika perlahan mulai menceritakan pribadi masing masing kepada Christy. Christy kecil hanya menyimak dan menganggukkan kepalanya saja.

Tapi setelah fakta itu diketahui, Christy malah lebih nempel ke Chika dibanding dengan dirinya. Haruskah Shani marah dengan kehadiran Chika?

"Ih mukanya jangan ditekuk gitu dong, bantuin sini." Chika sedikit kesulitan dalam mengurus Christy yang erat memeluknya.

Shani mendekat dengan wajah cemberutnya. "Lucu banget sih," Chika mencubit gemas pipi Shani yang membuat Shani sedikit mengerang sakit.

Padahal sekarang masih pagi, tapi Christy kembali terlelap dalam gendongan Chika. Jadi, Shani membantu Chika untuk meletakkan Christy di atas kasur.

"Huh, lumayan juga ya ngurus anak,"

"Ya iyalah! Dikira gampang ngurus anak sendirian?!" sindir Shani dengan air muka yang tak bersahabat.

Chika merasakan betapa menohoknya ucapan Shani. Tentu Chika sadar itu adalah sindiran untuk dirinya.

"Maafin aku ya Shan, aku janji, secepatnya aku akan bawa kamu sama Christy ketemu sama orang tua aku."

Chika mendekap tubuh Shani begitu erat. Chika juga memeriksa suhu tubuh Shani, apakah masih demam atau tidak. Ternyata demamnya sudah hilang dan menyisakan bibir yang sedikit pucat.

"Mumpung Christy tidur..."

"AHH CHIKA!"

Shani langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Chika. Shani hampir terjungkal karena ia terkejut mendapat gendongan mendadak dari Chika.

Chika mengisi bathub dengan air. Menurunkan Shani dari gendongannya lalu mulai membuka satu per satu kancing baju Shani.

Shani nampak diam saja, membiarkan Chika melakukan tugasnya dengan baik. Terhitung, ini yang kedua kalinya bagi Shani. Ada orang lain yang melihat tubuhnya. Dan orang itu adalah orang yang sama.

Dingin, Shani mengelus lengannya. Menyadari bahwa dirinya sudah full naked. Shani menoleh ke arah Chika yang sedang melucuti pakaiannya sendiri.

Shani berjalan mendekat, menarik kerah baju Chika dan mengecup bibirnya singkat. Chika mematung dengan kelopak mata yang berkedip beberapa kali.

"Sini aku bukain." Chika menurunkan tangannya. Membiarkan jari jemari lentik Shani membuka pakaian miliknya.

Dalam keadaan sadar, inilah pertama kalinya Shani melihat penis Chika yang menjuntai. Shani tercekat manakala melihat penis Chika yang mulai berdiri dan menegang.

"Ica emang gitu Shan, caper. Diliatin cewek cakep soalnya." Shani membuang pandangannya. Kedua pergelangan tangan Shani di pegang lalu di tuntun ke arah bathub.

Mereka berdua masuk secara bersamaan. Shani diminta untuk duduk membelakangi Chika dan bersandar pada dadanya. Chika memeluk dan mengelus perut Shani yang rata. Menghirup aroma tubuh Shani melalui tengkuk belakang.

"Kita bikin adiknya Christy yuk, Buna." ujar Chika yang memanggil Shani dengan sebutan Buna.

"Gak! Gak! Gila aja kamu! Belum juga nikah masak aku udah bunting lagi!" sulut Shani dengan emosinya.

Chika terkekeh dan kembali mengelus tubuh Shani. Memberikan rangsangan yang dapat membangkitkan gairah Shani dan juga Chika.

Berpuasa 10 tahun bukan lah hal yang mudah untuk Shani. Chika pun begitu. Jadi keduanya sama sama ingin disentuh.

Chika meraih dagu Shani dan mengecup bibirnya. Shani duduk sedikit miring ke arah kiri. Lalu kedua tangan Chika memainkan puting Shani yang mulai mengeras.

Beberapa saat, Shani merasakan geli di area bokongnya. Shani merasakan penis Chika yang semakin mengeras.

"Nghhh Chika, pelan pelanh!"

Chika melumat habis bibir ranum milik Shani. Tangannya semakin cepat dalam meremas buah dada sintal Shani. Perlahan tangan kanan Chika meraba ke arah vagina Shani. Chika mengarahkan penisnya untuk memasuki area tersebut.

Sempit. Chika akui itu.

"Nghhh Chik, sakithh,"

"Tahan sayang, cuma sebentar kok."

Dan benar saja, setelah beberapa saat, Shani sudah tidak merasakan sakit. Ia merasakan kenikmatan yang tiada tara.

Chika mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur. Ditambah dengan remasan di buah dada Shani. Membawa kesadaran Shani terbang bersamaan dengan kenikmatan itu.

Chika menggerakkan bokongnya dengan cepat kala merasakan penisnya dijepit dengan kuat oleh vagina Shani.

"Ahhh Shan, bentar lagih!"

"Iyahh. Aku juga, ahh Chik!"

Chika memeluk erat tubuh Shani. Menyodok semakin dalam saat mereka berdua mencapai pelepasannya. Shani terengah engah dan merasakan rahimnya yang menghangat. Jika seperti ini, Shani tidak masalah untuk menciptakan Christy 2.0.

Chika membalik tubuh Shani menghadap dirinya. Kini mereka berdua saling berhadapan. Chika kembali memasukkan penisnya dan menghentakkan nya dengan kuat. Menyentuh G-spot milik Shani.

Shani meraih tengkuk Chika, melahap bibir Chika untuk menambahkan kenikmatannya. Shani tidak bisa fokus merasakan manisnya bibir Chika. Karena dibawah sana sudah mulai berkedut dan penis Chika mulai memenuhi liangnya.

"AAHHH CHIKAA!"

"UHHH SHANN!"

Shani jatuh dalam pelukan Chika. Dua ronde yang sangat melelahkan. Mereka tidak yakin akan mandi setelah ini. Shani yang tidak bisa merasakan tubuhnya. Ini terlalu nikmat untuk Shani lewatkan.

Lalu Chika dan Shani terkejut mendengar kegaduhan di dalam kamar mereka. Disusul dengan ketukan memburu di pintu kamar mandi.

"PAPI?! PAPI DI DALEM? CHRISTY DENGER ADA SUARA DESAHAN! SAMA KAYAK TONTONAN BUNA WAKTU ITU!!"

ONESHOOT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang