ShanChik [Ex]II+

3.6K 158 21
                                    

Setelah kejadian di ruangan backstage tersebut, Chika tak pernah bertemu lagi dengan Shani. Ia sengaja menghindari Shani agar perasaannya tak tumbuh semakin dalam. Memporak porandakan hatinya yang sudah tersusun rapi selama ini.

Bagaimana pun juga hubungan mereka kandas dengan cinta yang masih melekat satu sama lain. Jadi rasa itu masih tertinggal di dalam hati mereka.

Walaupun begitu, Chika memperbanyak intensitasnya untuk berkunjung ke JKT48. Chika juga ada kontrak kerja bersama Erigo. Ia lebih sering mengunjungi adiknya-Christy-dan diam diam matanya menelisik mencari keberadaan Shani.

Sedangkan Shani, ia semakin putus asa. Ia tak mengira bahwa pertemuan itu akan menjadi yang terakhir baginya.

Shani Indira semakin tak memiliki semangat hidup. Sang kapten telah kehilangan tahta dan mahkotanya. Bahkan beberapa kali ia mendapat peringatan dari manager atas tindakannya yang kurang fokus.

"Shani, kami harap kamu fokus terlebih dahulu. Kalau kamu lupa, kamu masih kapten di sini."

Ya, Shani baru saja ingat hal tersebut. Ia adalah kapten di dalam idol grup ini. Dan kapten sudah melakukan kesalahan dengan memberikan contoh yang tidak baik kepada para anggota serta adik adiknya.

"Maaf kak," Akhirnya Shani menurunkan egonya dan meminta maaf pada kakak manager yang menasehatinya.

°°°

Kegiatan teater baru saja selesai. Kini Shani masih berada di dalam kantor karena ada beberapa hal yang harus ia benahi. Sebagai kapten tentu Shani mendapatkan tanggung jawab yang berbeda.

Shani mengerjakan tugasnya di bantu dengan beberapa staff yang ada. Sedikit memudahkan Shani tentunya.

"Eh Shan, Christy juga belum pulang loh. Dia lagi showroom di sana sama exmember." ujar salah satu staff yang baru ingat kalau ada member yang belum pulang.

Shani mengerutkan keningnya mendengar kata 'exmember'. Siapakah yang di maksud oleh kakak staff tersebut?

Shani penasaran, namun ia menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

Singkatnya, Shani sudah membereskan semuanya. Ia pamit pulang pada kakak staff yang telah membantunya.

Namun sebelum itu, Shani berinisiatif untuk memeriksa ruangan yang katanya ada Christy yang masih live showroom.

Dan benar saja, saat Shani mendekat ke arah pintu, Shani bisa mendengar suara Christy yang sedang membacakan komentar yang muncul.

"Tuh kak, banyak yang kangen sama kamu," Sangat kebetulan juga Shani mendengar Christy berucap seperti itu.

Shani berpikir kembali. Dengan siapa saja Christy biasanya berbicara menggunakan kata 'kak'.

Semakin dipikirkan semakin bingung Shani dibuatnya. Dengan memantapkan tekadnya, Shani mengetuk pintu tersebut. Namun tak mengeluarkan suaranya.

"Iya siapa?" tanya Christy dari dalam sana.

Shani mendengar kalau ada suara gaduh dan mendekat ke arah pintu. Shani memundurkan langkahnya.

Kedua bola mata Shani membulat, bergetar begitu hebat kala melihat sosok yang ada di depannya. Sosok yang selama ini Shani tunggu kehadirannya. Sosok yang membawa semangat sekaligus keputusasaan pada diri Shani.

"Chika,"

Langsung saja Shani menghamburkan pelukannya. Ia tidak peduli jika mendapat tatapan aneh dari Christy. Toh Christy tak akan bisa bertanya banyak karena ia sedang showroom.

Kini Chika mengalah, mau kabur pun sudah tak bisa. Ia mengajak Shani untuk ikut masuk ke dalam. Shani melingkarkan kedua kakinya di pinggang Chika. Memaksa Chika untuk menggendongnya sampai dalam.

Setelah menutup pintu, Chika menuju ke arah Christy yang sedang showroom namun tidak sampai masuk ke dalam frame.

Chika duduk bersila dan meletakkan Shani di atas pangkuannya. Memandang wajah Shani yang cemberut dan pipi yang sedikit basah.

"Kamu kenapa menghindar terus?"

Pertanyaan itu sudah Chika duga akan Shani lontarkan. Ia masih bingung harus memberikan jawaban seperti apa. Jawaban yang tidak akan menyakiti perasaan mereka berdua.

Belum juga Chika menjawab, Christy sudah berkata, "Kak Chika sama ci Shani di sini dulu ya. Aku mau ke belakang, kasih tunjuk mereka ikan peliharaan aku." ujar Christy dengan live nya yang masih menyala.

Ia keluar dan menutup kembali pintu tersebut. Menyisakan mereka berdua yang sedikit canggung dengan hilangnya Christy.

"Jawab Chika, jangan malah diem,"

"Aku sayang sama kamu, tapi aku gak mau rasa ini semakin dalam."

Shani mengulum senyumnya. Jadi apa yang ia rasakan selama ini tak hanya sendiri. Chika juga merasakan hal yang sama.

"Jadi kamu nggak mau jatuh cinta untuk yang kedua kalinya sama aku Chika? Jahat kamu."

Shani kembali mengeluarkan air matanya. Membuat Chika semakin panik. Chika merasa bersalah sudah mengatakan hal seperti itu.

"Eh bukan gitu maksud aku ci,"

Shani menatap lekat mata coklat yang ada di depannya. Menelisik dunianya yang berada di dalam sana.

Masih sama. Dunia Shani di dalam mata tersebut masih teduh bahkan semakin nyaman jika Shani menempatinya lagi. Bahkan mahkota serta singgasananya masih ada di dalam sana. Tak pernah tergantikan.

"Chika, nggak bisa kah kita seperti dulu lagi?, Mulai semuanya dari awal?. Jujur, aku yang paling berat ngelepas kamu waktu itu, tapi aku nggak bisa apa apa karena itu permintaan dari kamu."

Chika mulai mendapatkan atmosfer di sekitarnya. Chika juga merasakan apa yang Shani rasakan. Begitu berat melepaskan orang yang kita cinta dan sayangi.

"Emh ci, walaupun kita kembali tapi aku nggak yakin kalau bisa kayak dulu lagi."

"Nggak ada yang nggak mungkin Chika. Oke kalau kamu merasa kurang mampu, akan yang bakal act out lebih lagi untuk hubungan kita. So please, come back with me baby."

°°°

Shani perlahan membuka matanya. Mentari pagi masuk dari sela sela jendela membuat pipinya kian menghangat. Shani melihat langit langit kamar yang ia tempati, ia menyadari kalau ini bukanlah kamarnya.

Lalu ia mendudukkan dirinya, ia menyadari ada banyak bingkai foto Chika dan kebersamaan mereka berdua. Hati Shani tertegun melihat pemandangan di depan matanya.

Ternyata Chika masih menyimpan semua kenangan mereka di masa lalu.

Shani menoleh ke ambang pintu, terlihat Chika yang berdiri di sana dengan sebuah nampan di kedua tangannya.

"Chikaaaa,"

"Awsshhh,"

Baru beberapa langkah berlari, Shani merasakan bagian bawahnya yang cukup perih. Memaksa Shani untuk berhenti dan berjongkok.

Chika meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja. Mendekat ke arah Shani dan mulai menggendongnya. Meletakkan kembali bidadarinya ke atas kasur yang empuk.

"Kok bawah aku sakit banget Chikaa?" Chika hanya mampu mengulum senyumnya. Chika mengangkat tangan kirinya seraya menunjukkan jari tengah dan jari manisnya.

Plak!

Shani memukul lengan Chika sedikit kuat dengan wajah yang merah merona. Shani paham akan apa yang Chika maksud.

Kemudian Shani membatin, kenapa dirinya tidak bisa mengingat semua kejadian tersebut?

Apa Shani melakukannya dengan sukarela? Apakah Shani juga memuaskan Chika? Apakah mereka balikan? Hanya Chika yang tau.

Eh tapi...

"CHIKAA, KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB. PERAWAN AKU HOI!!"

"Iya sayang iya, sekarang kamu makan. Habis itu minum obat pereda nyeri ya."

ONESHOOT48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang