5. DAUN PISANG JADI ALASAN

2.8K 408 144
                                    

5. DAUN PISANG JADI ALASAN

Sedari tadi Mika terus saja menguap. Materi fisika yang sedang diajarkan Bu Rumayda di papan tulis seperti numpang masuk ke dalam telinganya.

Gadis berambut hitam sebahu itu berkali-kali melihat jam di kelasnya, tapi seperti menitnya tidak berjalan.

Ia berdecak, dan menenggelamkan wajah pada lipatan tangannya di atas meja, bermaksud mau pergi ke alam mimpi.

"Ka," panggil Sasha di sebelahnya sambil menoel lengan Mika.

Mika mengangkat wajahnya. Ia benar-benar tidak bisa tidur di sekolah, meski matanya sudah tinggal 5 watt. Mungkin karena ia tersugesti pemikirannya sendiri. Gadis itu suka takut, kalau tiba-tiba ada penghapus melayang, mengganggu tidurnya yang indah.

"Hm," balas Mika benar-benar sudah malas.

"Istirahatnya kapan sih, perasaan jam segitu terus. Anjir, gue udah ngantuk banget padahal," keluh Sasha yang ternyata juga merasakan apa yang Mika rasa.

Mika mengangkat bahu. "Hm. Gue nggak dengerin Bu Rum dari tadi."

"Eh lo berdua bego, itu jam kelas emang mati tau," bisik Alan sedikit menoleh ke belakang, ia mendengar apa yang Mika dan Sasha keluhkan.

Mika membulatkan matanya. "Wah nggak bener tuh, bohongin gue itu jam."

"Yang nggak bener bendaharanya, nggak mau beli jam baru, apa baterainya gitu minimal," kata Alan lagi.

Sepertinya Alan sedang menyindir teman sebangku Mika, si Sasha, sang bendahara kelas.

"Ah brisik lo, Lan. Suruh bayar kas aja ngajak berantem, baru pulang dimarahin." Sasha melirik Alan penuh kesinisan.

Tok tok tok.

Ada suara ketukan pintu, menginterupsi Alan yang sebenarnya mau melanjutkan debatnya dengan Sasha. Alan kembali membalikkan badan hadap ke depan. Sedangkan Sasha sedikit berdiri sambil berjinjit, penasaran ingin tahu siapa yang mengetuk pintu.

"YES! Sana deh keluar aja, nggak usah balik," sorak Mika tiba-tiba matanya cerah kembali melihat Bu Rumayda yang keluar menemui si tamu tak diundang tapi cukup menguntungkan karena akan mengurangi jam pelajaran.

Tapi sepertinya Dewi Fortuna memang tak mau berlama-lama membiarkan kebahagiaan jatuh semena-mena ke tangan Mika. Karena ternyata, tamu di depan ingin bertemu dengan Mika.

"Bhoomika Cantigi, dipanggil Pak Vidi di depan," suara Bu Rumayda membuat Mika menghembuskan napas kasar.

Ia ingin berkata-kata, tapi ia sadar, itu hanya akan menambah dosa. Jadilah ia memilih untuk diam dan bangkit dari kursinya tak bersemangat.

"Kasus lo, Kaaa! Dipanggil kepsek tuh paling," celetuk beberapa teman di kelasnya.

Mika hanya tertawa tak minat. "Apaan sih, lo."

Mika mendorong pintu kelasnya, dan menemukan Pak Viddi yang sedang tersenyum. Mika membalas sekenanya. "Hehehe. Maaf, ada apa ya Pak, memanggil saya?"

Pak Vidi adalah guru olahraga yang mengampu Mika saat masih kelas sebelas. Pak Vidi juga sudah mengenal Mika karena lelucon yang Mika lemparkan kepada teman-temannya dan tak sengaja Pak Vidi dengar, kemudian Pak Vidi ikut-ikutan bercanda bareng Mika dan yang lain. Selain itu, Mika yang pandai olahraga bulutangkis, membuat Pak Vidi lebih mengenalnya.

"Begini Mika, kurang lebih dua minggu lagi akan diadakan I-SSC (Inter-School Sport Competition), salah satu cabang olahraga yang dilombakan adalah bulutangkis.

From Earth to Stars||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang