40. GAJI ARBI

757 111 20
                                    

40. GAJI ARBI

Kelas Mika sudah tampak sepi ketika
Arbi iseng melewati depan ruang yang digunakan untuk les tambahan UN cewek itu. Mata Arbi menerepong ke dalam, dan yang ia dapati hanya seorang cowok dan dua cewek yang salah satunya adalah Sasha.

"DOR!"

Tiba-tiba wajah Sasha sudah berada di hadapan Arbi, cewek bersweater abu-abu itu tersenyum ramah. Sasha tahu pasti Arbi ke sini mau bertemu dengan sahabatnya.

"Cari Mika, yaa?"

Sebentar Arbi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, salah tingkah karena ketahuan modus ngintip-ngintip kelas Mika.

"Hm. Dia udah balik?"

"Baru aja kok, kalau lo susul mungkin masih keburu, soalnya pasti si Mika nungguin mamanya ngejemput dulu," terang Sasha pada adik kelas di depannya ini.

"Oh ya udah, thanks ya."

Sasha mengangguk bersamaan dengan Arbi yang melangkah pergi beberapa langkah sebelum dia berhenti lagi untuk mengeluarkan ponsel. Cowok itu mengetikkan sebuah nama di daftar kontak Whatsapp-nya lalu mengirim pesan.

G Arbi Kiluan: Assalamu'alaikum Tante, ini Arbi
G Arbi Kiluan: Arbi minta izin ya Tan mau pinjem Mikanya sbntr, Tante gausah jemput biar Arbi yg nanti anter Mika pulang. Trmksh..

Arbi tersenyum kecil membaca pesan yang ia kirim untuk mama-nya Mika. Ia kembali memasukkan ponsel ke dalam saku celananya dan melesat pergi menyusul Mika.

Dilihatnya Mika sedang berjalan melewati parkiran sambil fokus menatap layar ponsel. Di tangan kirinya tersampir kardigan navy blue.

Segera saja Arbi berlari mengejar Mika, ia menarik bagian belakang tas berwarna kuning yang dipakai Mika membuat tubuh cewek berambut sebahu itu sedikit terhuyung ke belakang.

"Kalau lagi jalan jangan sambil mainan hape," tegur Arbi sebagai pembuka pembicaraan.

Yang ditegur cuma nyengir tanpa dosa, seperti biasa sorot mata Mika seketika berbinar saat Arbi muncul di depannya.

"Hai, Salju!"

"He iya." Arbi balas senyum seikhlasnya. "Mau langsung balik?"

Mika mengangguk sebagai jawaban.

"Iya. Rakyat sekayangan udah keburu nungguin, nggak enak kalau ratunya pulang telat."

"Serius Mika."

"Pengin banget diseriusin, Ju?" ledek Mika sambil menahan tawa.

Arbi membuang napas pelan seraya menyisir rambutnya ke belakang. Ternyata Arbi belum benar-benar terbiasa dengan Mika, seorang anak manusia yang tingkah dan perkataannya selalu out of the box.

"Kalau lo bisa serius gue kasih deh terserah lo mau apaan."

Cewek yang lebih pendek dari Arbi ini malahan geleng-geleng kepala sambil senyum menyebalkan.

"Mika lebih suka memberi, soalnya lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah."

"Emangnya lo punya apaan?" Arbi terlihat penasaran dengan apalagi yang akan keluar dari bibir ajaib Mika.

From Earth to Stars||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang