29. KATA SANDI

1.4K 181 9
                                    

29. KATA SANDI

Dua kaleng soft drink baru saja diambil Arbi dari kulkas. Ia hendak naik ke atas lagi melanjutkan main game. Cuaca hari ini emang nggak panas-panas banget tapi bikin Arbi gerah dan pengin minum yang seger-seger.

Arbi mendesah ketika kakinya hampir sampai ke lantai atas tapi justru namanya dipanggil seseorang yang bisa ia tebak adalah Bi Iyya, asisten rumah tangganya. Terpaksa Arbi harus turun lagi ke bawah.

"Kenapa Bi?" iya, serasa manggil nama sendiri.

"Ngapunten niki Mas, tadi ada yang nganterin ini, katanya buat Mas Arbi," kata Bi Iyya memberikan sebuah tas kain entah berisi apa.

"Oh gitu, Bi. Makasih ya." Arbi tersenyum seraya memeriksa kira-kira apa isinya.

"Nggih Mas Arbi, sami-sami. Ya sudah, kalau gitu Bibi tak ke dapur lagi," kata Bi Iyya lalu membalikkan badan.

Sebelum Bi Iyya benar-benar pergi dari hadapannya, Arbi mengingat sesuatu yang tadi lupa untuk ditanyakan.

"Bi! Bi Iyya!" panggil Arbi.

Bi Iyya menoleh dan kembali berjalan ke tempat Arbi.

"Ada apa nggih, Mas?"

"Ini dari siapa emangnya, Bi?" tanya Arbi penasaran.

"Waduh, Mas, tadi kata mas mas sek nganter ada suratnya di dalam, jadi Mas Arbi suruh lihat sendiri, ngaten," jelas Bi Iyya sambil mengingat-ingat.

Arbi manggut-manggut dan mempersilakan Bi Iyya untuk pergi ke dapur. Ia juga langsung naik menuju kamarnya di lantai atas. Sampai di kamar, ia segera menghempaskan tubuhnya di sofa kemudian menggeledah isi tas tadi. Sebuah jas semi formal berwarna coklat dan crop pants hitam sudah berada di tangannya. Ia mengambil sepucuk kertas lalu membaca kalimat yang tertulis di sana. 'It is for you. Will you accompany me to Natha's birthday party tonight? U hve to! Haha, see u my dear. Yang ganteng ya:p – Indira'.

Kertas yang tadi di genggamannya ia remas kemudian dibuang begitu saja. Ia membuang napas kasar. Hari liburnya yang bisa digunakan untuk leyeh-leyeh atau main game selalu saja diganggung Indira yang tiba-tiba datang tak diundang udah mirip jailangkung. Untung cantik. Walaupun kata cantik tidak semudah itu untuk melelahkan hati Arbi yang terlalu dingin.

Ia meraih ponselnya yang tergeletak di kasur dan mencari-cari nama Indira di kontak. Ia menekan tombol dial pada nomornya, tidak butuh waktu yang lama teleponnya diangkat juga.

"Hello, Dear."

"Lo pikir ini novel!" balas Arbi jutek.

Terdengar tawa dari seberang. Semenyebalkannya lihat Mika yang ketawa sendiri, tidak semenyebalkan dengar Indira yang mencoba tertawa manis tapi jatuhnya malah maksa abis.

"Hahaha, chill! Jangan jutek-jutek, makin gemes tauuu," ujar Indira yang masih ketawa-ketawa.

"Cot," umpat Arbi pelan.

"Kenapa telepon? Kamu kangen aku?" tanya Indira.

"Lo ngapain kasih gue jas gituan deh? Lo pikir gue nggak punya baju," jawab Arbi ketus.

"Baju kamu kan cuma hoodie hoodiean gitu, masa mau ke pesta ulang tahun pake hoodie sih."

Arbi bergumam tidak jelas. "Ya lagian siapa yang mau dateng ke pesta ulang tahun."

"Kamu lah temenin aku. Kita udah lama banget nggak pergi bareng, ketemu temen, happy-happyan bareng. Aku kangen kamu," aku Indira dengan suara manjanya.

From Earth to Stars||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang