50. SMILE (END)

1.3K 117 17
                                    

50. SMILE (END)

Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk Mika bisa mendapat kenangan indah di tempat ini. Mika masih ingat bagaimana dia baru pertama kali masuk dengan seragam putih biru, bertemu dengan teman-teman yang menjadi sahabatnya sampai sekarang, dan bertemu dengan seseorang yang memberi Mika warna berbeda.

Mika jadi sedih karena apa yang sudah ia mulai di sini beberapa hari lagi akan berakhir, meski tidak benar-benar berakhir. Pasalnya besok Senin, UN akan dilaksanakan dan berarti sisa tiga hari dari sekarang.

Mika dan teman-teman seangkatannya baru melakukan doa bersama supaya dimudahkan dalam mengerjakan Ujian Nasional dan sekarang mereka sedang berbaris untuk bersaliman sekaligus meminta doa restu pada Bapak Ibu serta Karyawan yang ada di sekolah ini. Tidak lupa,  mereka juga saling bermaaf-maafan.

"Nggak nyangka banget woi, tinggal tiga hari aja!" seru Ghea dengan nada mellow selesai bermaaf-maafan.

"Ya ampun, gue bakal kangen kaliaaaan!" sahut Lavy merangkul kelima temannya.

"Jangan lupain gue ya," ucap Sasha matanya terlihat berkaca-kaca.

Melihat wajah sahabatnya terutama ketika sadar kalau Sasha kelihatan mau menangis membuat hati Mika tersentuh. Ia tersenyum lebar menatap mereka satu persatu sebelum airmatanya kemudian turun dan gadis itu langsung berhambur memeluk Sasha. Refleks, karena Sasha yang berdiri paling dekat dengan Mika.

"Gue sayang kaliaaan." Mika sesenggukan di bahu Sasha.

Sasha menepuk pelan punggung Mika memberi semangat untuk teman sebangkunya selama satu tahun ini. Mika justru mengeratkan pelukannya, ia tidak suka ketika orang lain melihatnya menangis.

"Ututuu, peluk gue juga dooong." Lavy mendekat diikuti Ghea, Lesha, dan Lala.

Mereka berlima berpelukan sudah seperti Teletubbies, ketika itu Sasha akhirnya ikut menangis mungkin karena dari tadi Mika tidak juga berhenti. Maklum, sama seperti Mika, hati Sasha juga mudah sekali tersentuh.

"Jangan nangis lagi, meskipun kita nanti mungkin akan jarang ketemu tapi percaya kalau kita tempat kalian pulang," ucap Lesha berusaha tegar, sebenarnya juga tidak tega melihat Mika dan Sasha yang sesenggukan.

"Inget gue terus ya, temen lo paling baik sedunia," sahut Lavy senyum.

"Mika, udah jangan nangis lagi dong. Gue jadi ikutan nangis kan," pinta Sasha setelah tangisnya mereda.

"Gue," kata Mika terbata. "Gue sayang lo banget Sha, makasih udah jadi telinga buat gue selama ini dan lo nggak ngeluh. Mungkin kata makasih nggak akan cukup, tapi please ya jangan jauh-jauh walaupun gue udah ambil beasiswa di Mesir."

Sasha melepas pelukannya dari Mika, ia tertawa mendengar pernyataan Mika tadi. Begitu juga Mika akhirnya bisa tertawa, bahkan ingusnya hampir muncrat kalau saja ia tidak menahannya. Dari semua teman-temannya, tidak dipungkiri Mika memang paling dekat dengan Sasha. Setelah diingat-ingat lagi, kayaknya mereka berdua hampir nggak pernah berantem bahkan mereka sampai melakukan challenge nggak ketawa untuk satu hari.

"Yang ada lo jadi Kleopatra di sana Ka, hahaha," balas Sasha masih tertawa.

"Eh, foto yuk! Terakhir nih pakai putih abu-abu gini," ajak Lala paling semangat waktu sadar udah disediain photobooth dan udah ada beberapa yang lagi ngantre.

"Yuk, yuuuk! Keburu rame," Sasha menarik tangan Mika untuk ikut bergabung bersama teman-temannya yang udah lari duluan ke tempat photobooth.

Sampai sana udah rame teman-teman dari kelas lain. Ada yang mengabadikan momen bareng sama teman satu kelas, ada juga yang sama teman satu gengnya, nggak ketinggalan couple-couple legendaris seangkatan. Semuanya punya orang penting untuk cerita yang udah terjadi di hidupnya dan mereka nggak mau melewatkan hari ini begitu aja.

From Earth to Stars||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang