18. MEMORI YANG MENGUAP KEMBALI

1.7K 206 51
                                    

18. MEMORI YANG MENGUAP KEMBALI

Arbi duduk di atas kursi sebelah jendela kamarnya yang masih terbuka. Pandangan matanya jatuh ke langit malam memandangi gemerlap bintang-bintang.

Ia belum berhenti memikirkan Mika sejak sedari tadi kejadian di mal. Arbi takut kalau Mika akan lebih dari sekadar marah, mungkin Mika akan kecewa padanya dan menjauh dari dia.

Ketukan jemarinya pada bingkai jendela kamar beradu satu dengan jarum jam yang terus berdetak, selaras dengan hembusan angin malam serta pikirannya yang menerawang akan keadaan Mika usai mendengar pernyataan bodoh Indira.

Arbi bingung, kenapa yang dia takutkan justru karena Indira mengaku ke Mika kalau Indira adalah pacarnya. Padahal, seharusnya Arbi merasa bersalah ke Mika karena dia kepergok sedang jalan dengan perempuan yang bukan mamanya. Kan Arbi bilang ke Mika mau mengantar nyonya mama, bukan mau mengantar nyonya Indira.

Lelaki itu menghembuskan napas kasar, merasa nyaris frustrasi karena dia sendiri tidak tahu apa yang sedang hinggap di hatinya saat ini.

Dia meraih ponselnya yang tergeletak begitu saja di kasur, berharap Mika sudah mengirimi pesan atau apa saja yang memastikan jika perempuan itu tidak marah padanya. Memang setiap hari, Mika sering sekali spam chat ke WhatsApp Arbi, tetapi tidak dengan hari ini.

Wajah Arbi mendung, mengechek jendela chattingnya dengan Mika yang menunjukkan kemarin malam adalah terakhir kali mereka bercakap-cakap via WhatsApp. Perempuan itu tidak sekalimatpun mengirim pesan padanya hari ini, padahal di bawah nama profil Mika, tertulis sebuah keterangan 'terakhir dilihat hari ini pukul 22.30'. Dan sekarang baru lewat tiga puluh menit, pukul 23.00.

Arbi mengechek status-status yang baru dibuat, siapa tahu Mika juga mengunggah status. Dan benar saja, ada nama kontak Mika di sana. Cepat-cepat Arbi membuka status yang dibuat perempuan itu empat puluh lima menit lalu.

Sometimes you make me feel like I actually have a chance with you, but when I try to take that chance you make me realize I never really did. Arbi membaca kata demi kata pada quotes ala-ala anak pinterest yang Mika screenschoot lalu dijadikan status.

Kalimat itu jelas menohok hati Arbi, meski dia sendiri tidak tahu pasti, quotes tersebut ditujukan untuk siapa. Lalu detik berikutnya, ia merasakan ponsel yang digenggam bergetar, pertanda ada pesan baru masuk. Senyum kecil langsung terukir di bibir Arbi, berharap itu adalah Bhoomika Cantigi.

Ineth SMA: Bi

Ineth SMA: Udh mau tidur lo?

Arbi mendesah, bukan Mika ternyata.

G Arbi Kiluan: Blm

G Arbi Kiluan: Knp?

Ineth SMA: Lo lagi knp sama Ka Mika? Dia kayaknya lagi gak mood bgt waktu gue cengcengin arbii arbii gitu ke dia

Ineth SMA: Aman kan?

Arbi pikir, tidak ada salahnya untuk berbagi cerita pada Ineth. Siapa tahu, karena sesama perempuan, Arbi jadi bisa menduga-duga akan perasaan Mika padanya saat ini lewat Ineth yang notabene teman dekat Mika juga.

G Arbi Kiluan: Situasi berbahaya

Ineth SMA: Wkwkwk njir, serius gw

Ineth SMA: Meibi gw bs bantu kan hmm

G Arbi Kiluan: Salah paham

From Earth to Stars||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang