FOURTY ONE

31 7 0
                                    


Sebenarnya Chanyeol kini menjalani hidupnya dengan teratur, ia akan masuk kerja pukul 9 pagi dan pulang jam 5 sore bertemu dengan anak - anaknya dan Hana yang ada di rumah, makan bersama dan menghabiskan sisa hari bersama dan tidur bersama - sama di satu kamar yang sangat besar.

Minha yang kini sangat dekat dengan Hana membuat Chanyeol tau bahwa pilihannya untuk membawa Hana kembali ke Korea memang benar, di samping ia sebenarnya kecewa dengan kejadian yang menimpa Hana, namun semua yang ia lakukan kali ini semuanya tertuju pada orang - orang yang kini ada di depan matanya.

Chanyeol tak bisa menahan senyum manis dari bibirnya, ia berharap setiap hari di sisa hidupnya ia bisa bercanda tawa sambil menikmati hari tuanya bersama ke 3 orang yang kini sedang bercerita tentang kejadian yang mereka alami hari ini.

"omma, aku tadi berkenalan dengan seorang wanita cantik, namanya seperti eomma," Jackson memulai pembicaraan.

"oh, benarkah? lalu apa kau sudah memberi tahu wanita itu bahwa ia cantik?"

"Tentu tidak, aku takut ia akan menganggapku aneh, aku tidak bisa berbicara selancar mereka dengan bahasa Korea,"

"aku bisa mengajarimu," Kini Minha yang ada di sebelahnya ikut berbicara.

"Benarkah? aku harus belajar banyak darimu, agar aku bisa sekolah lebih mudah," Jakson tersenyum.

"Jackson-aa, apa kau suka tinggal di Korea?" kini Chanyeol bertanya,

"Tentu saja paman, aku suka tinggal di sini, makanannya enak dan aku bisa melihat eomma tersenyum lebih banyak,"

Hana tertegum dengan jawban Jackson, matanya memandang Chanyeol yang melirikan matanya kearah Hana.

"Kita akan berada di sini selamanya Jackson-a, saat kau besar nanti, appa akan memberikan rumah ini untukmu,"

"Appa?" Jackson kini kaget,

Hana ikut terdiam,

"Jackson-aa," Hana berkata pelan.

"Eomma pernah bercerita bahwa Appa sedang membantu Iron Man bukan?"

"Benar," Jackson mengiyakan.

"Chanyeol-a, apa kau masih punya kostum bodohmu,"

"Ya! apa kau bilang? Bodoh?"

"Cepat pakai kostummu,"

"apa? sekarang?"

"tentu"

setelah beberapa saat, Hana melihat ke arah luar jendela saat Chanyeol melambaikan tangannya dengan kostum bodohnya.

Chanyeol mengetok pintu pelan,

"oh? siapa itu, mengetok pintu?" Hana berpura - pura

"apa Jackson dan Minha bisa membuka pintu itu untuk eomma?"

kedua bocah kecil itu langsung berlari ke arah pintu masuk dan membuka pintu lebar - lebar,

Chanyeol menyalakan lampu di dadanya dan membuka topeng di wajahnya,

"Anyeong Jackson-aa," Chanyeol berkata

Jackson tercengang, tidak sedikitpun ia bergerak, ia terpaku, ratusan pertanyaan ia tujukan pada dirinya sendiri,

"a-a-appa?" Jackson tertatih,

Chanyeol menekuk satu lututnya di depan Jackson,

"Anakku, sudah besar,"

"Apa kau benar ayahku?"

"Benar"

"Appa! aku merindukamu," Jackson berlari ke dalam pelukan Chanyeol

Dari jauh Hana terdiam, setidaknya perkenalan seperti ini lebih baik dari pada memaksa Jackson menerima semuanya, ia berharap apa yang ia lakukan setidaknya membayar sedikit dari kesalahan yang susah sekali ia tebus pada Jackson. 

Hana lelah dengan hidupnya, ia ingin sekali meninggalkan Jackson pada Chanyeol, Hana tau Jackson akan lebih bahagia bersama Chanyeol dari pada dirinya, ia berharap jika saja ia bisa memutar waktu, saat itu ia akan langsung memberi Jackson pada Chanyeol saat Jackson lahir dengan begitu Jackson bisa hidup lebih nyaman dari pada bersama dirinya, hidup susah dengan makan seadanya, jika saja Sehun tidak membantu Hana, mungkin Hana sudah menjadi gelandangan di korea. 

malam itu, mereka ber empat kembali tidur di 1 kamar, dan 1 ranjang bersama - sama, Hana yang masih terjaga, memandang ke 3 orang yang kini terlelap dalam tidurnya.

"UHUUK - UUHUUK!" Hana bersaha berlari dari tempat tidurnya agar tidak membangunkan siapapun, ia berlari untuk duduk di sofa rumahnya, ia menutup mulutnya dengan selembar tissue yang kini basah dengan percikan darah dari dalam tubuhnya. 

"apa yang terjadi?" tiba - tiba Chanyeol muncul dari belakang tubuh Hana, matanya sedikit tertutup, ia masih sangat mengantuk.

"Oh, Chanyeol-aa, kenapa kau bangun," Hana mecoba menyembunyikan tissue bekas itu di dalam tangannya, 

"Katakan Hana-ya, apa yang terjadi," Chanyeol sepertinya tidak dapat melihat jelas sambil menggosok - gosok matanya yang gatal. 

"Oh, aku hanya tersedak," Hana memberikan senyum manisnya, 

"Apa kau perlu ke dokter?" akhirnya Chanyeol medaratkan tubuhnya di sebelah Hana. 

"Aniya, Chanyeol-a, kembali lah ke kamar, Jackson dan Minha akan mencarimu, aku akan membereskan dapur sebenar sebelum tidur," 

"Aku tidak ingin kehilanganmu, kau tau itu." Chanyeol menundukan kepalanya. 

"Aku tidak kemana - mana, kau tidak perlu khawatir." Hana menyentuh punggung Chanyeol pelan. 

"Baiklah," Chanyeol  berdiri dari tempatnya untuk melanjutkan tidur malamnya yang sepertinya terpotong. 

Hana masih terduduk sendirian di sofa besar itu, melihat ke arah kalender yang ada di nakas besar rumah sepi itu, membuat Hana menundukan wajahnya, ia berharap waktu bisa ia hentikan sejenak, walau benar Hana berharap Jackson bisa hidup lebih baik tanpa dirinya, tapi sebenarnya ia juga ingin merasakan sedikit kebahagian, tidak ada lagi kerja bakti bagi perusahan monster, tidak ada lagi harga diri yang di injak - injak, tidak ada lagi hari di mana ia kelaparan karena tidak ada uang untuk membeli makanan, tidak ada lagi rasa marah saat ia tak bisa mengumpulkan uang untuk membayar keperluan Jackson. 

Hana berjalan mendekat ke arah kalender itu, ia tak tau berapa panjang waktu yang ia punya saat ini, haruskan ia pergi dari tempat ini sekarang juga? haruskan ia meninggalkan sedikit kebahagian yang ia punya saat ini? ia berharap di kehidupan selanjutnya ia tak akan menjadi dirinya yang sekarang. 

Terkadang ia merasa bahwa cinta telah membutakan mata, hati dan pikirannya, ia berharap untuk memutar waktu agar cinta tidak pernah membahayakan dirinya seperti ini, tapi kenyataannya ia selalu mempertaruhkan dirinya untuk semua yang teradi saat ini, ia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri, dan selalu seperti itu. 

TBC 

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now