FIVETY

9 0 0
                                    

Chanyeol berbaring di samping tubuh Hana yang sedang asik menonton video - video lucu yang ada di instagramnya, dan sesekali tertawa saat hal lucu terjadi. 

"Chagia~" Chanyeol memeluk tubuh Hana dari samping, 

Hana membelalakan matanya dan memberikan pandangan bingung pada Chanyeol yang menyembunyikan wajahnya di lengan Hana. 

"Chagia?" Hana menekankan kata - kata asing itu di telinga Chanyeol

"Wow... kau baru saja menyebutku suamimu tadi."

"Kapan?"

"Di kantor"

Hana melepas nafas panjangya, 

"Chagia~ apa aku boleh minta sesuatu,"

Hana memejamkan matanya kesal, ia tau apa yang Chanyeol inginkan

"Tidak,"

"YA! kau benar - benar keterlalun," Chanyeol frustasi

Hana tertawa, tingkah itu selalu membuat Hana tertawa terbahak - bahak melihat Chanyeol memohon dengan wajah yang mirip sekali dengan Jackson. 

"Kau sangat mirip dengan anakmu," 

"Yah... tentu saja!" Chanyeol membanting tubuhnya ke tempat tidur," 

"Berjanjilah padaku kau akan terus berada bersama Jackson dan Minha saat aku pergi,"

"Berhentilah berbicara seperti itu, kau tau aku tidak akan pernah bisa hidup tanpamu,"

"Kau kan tampan, kau bisa mencari istri baru," 

"well.. kau sangat benar tentang ketampananku, tapi aku tidak akan pernah bisa mellihat wanita lain selain dirimu," 

"cih!" 

"WAE?"

Hana tertawa, lagi - lagi, terkadang ia bingung, mengapa laki - laki ini bisa membuat dirinya tertawa terbahak bahak tanpa alasan yang jelas, hari yang di jalani bersama laki - laki ini terasa begitu singkat, terkadang Hana lupa bahwa dirinya akan pergi meninggalkan semuanya dalam beberapa bulan kedepan, dari yang seharunya hanya 1 bulan, kini Hana mendapat tambahan umur dari semua cairan dan kapsul yang ia konsumsi dan suntikan di badannya Hana seperti mendapat sedikit essence of life

--00--

"Kepada Nyonya Hwang, apakah ada yang ingin anda sampaikan?" Jaksa penuntut umum 

Hana maju ke depan panggung persidangan, semua mata tertuju padanya termasuk wanita yang kini menatapnya ngeri, Hana menutup sebentar matanya dan membuka kembali sambil menatap mata wanita itu. 

"Saat ayah dan ibuku meninggal di dalam kecelakaan itu, kau adalah orang pertama yang datang ke kamarku, memegang tanganku, mengatakan bahwa semuanya akan baik - baik saja, dan kau juga yang membuatku berani untuk keluar dari kamarku, tapi kau juga yang merebut semuanya, satu persatu, dan kali ini, aku yang akan merebutnya kembali, apa yang menjadi hakku, apa yang seharusnya menjadi miliku, aku akan menjaganya,"

riuh tepuk tangan terdengar dan Jukyung tahu bahwa dirinya sudah kalah telak, ia tau jika kali ini ia kalah, ia akan kehabisan semunya termasuk apa yang sudah ia bangun dari awal. 

persidangan kedua selesai dengan Hana masih unggul dalam hal ini, mereka semua akhirnya memutuskan untuk kembali ke kantor Chanyeol, berjalan menaiki Lift dan tiba - tiba Chanyeol terhenti di depan pintu ruangannya sendiri, laki - laki yang sudah lama ia tak pernah temui, kini duduk di kursi kerjanya.

"abeoji?" Chanyeol bingung di susul oleh semua teman - teman nya juga Hana

"kemarilah anakku, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu dan semua orang yang ada di belakangmu sekarang," 

Mereka semua memasuki kantor dengan langkah yang berat termasuk Hana yang enggan memandang mata yang ia benci. 

"Cah... untuk pertanyaan pertama, apakah kalian merasa bahwa apa yang kalian lakukan ini benar?" laki - laki paruh baya itu memulai pembicaraan. 

"Apa maksut ayah?" Chanyeol bertanya

"Aku ingin mendengar jawabannya langsung dari mulu Hana-sshi," 

"Ayah, jika kau kemari untuk menyakiti kami, aku mohon tinggalkan-"

"Apa yang aku lakukan sekarang, adalah apa yang wanita itu lakukan padaku dulu," Hana memotong kata - kata Chanyoel. 

"Jika memang demikian, maka kau merasa bahwa kau berhak atas apa yang bibimu sekarang punya?" 

"Aku tidak berharap untuk mendapatkan apapun, namun aku berharap wanita itu membayar apa yang ia lakukan pada ayah dan ibuku,"

"Bagaimana jika ku katakan apa yang terjadi pada orang tuamu adalah ulahmu," 

"AYAH! HENTIKAN!" Chanyeol berdiri dari tempat duduknya, 

"Apa maksut anda?" 

"Well, sepertinya putraku sudah tau semua ceritanya," laki - laki itu tersenyum pada Chanyeol, dan Hana melempar padangannya tempat di wajah Chanyeol,

"Apa maksut ayahmu?" 

"Hana-ya..." 

"Baiklah, sepertinya kalian harus menjelaskan semuanya bukan?" laki - laki paruh baya itu berdiri dari tempat duduknya meningglakan Chayeol dan Sehun yang menundukan kepalanya. 

"KATAKAN PADAKU SEKARANG!" Hana berteriak, perasaan campur aduk yang membuat semuanya terasa begitu sulit untuk bersikap tenang.

Hana mulai menangis, walaupun ia tak mengerti maksut dari semua yang ayah Chanyeol katakan, namun semua terasa seperti ia kembali ke titik terendah dalam hidupnya. 

D.O berdiri dari tempat duduknya dan memberikan sebuah foto pada Hana, di foto itu terlihat seorang laki - laki yang berdiri tegap bersebelahan dengan Kai, mata Hana memandang foto itu dalam diam, ia bertanya - tanya mengapa D.O memberikan photo ini padanya, dan setelah itu D.O memberikan photo lama ibunya dan yang Hana tangkap adalah laki - laki yang tersenyum manis di samping ibunya namun bukan ayahnya, foto yang sudah mulai usang, warnanya sudah buram dan ia membalik foto yang usang itu dan terlihat sebaris tulisan yang juga sudah sangat usang.

"Aku tidak bisa mencintamu seperti udara selalu berada di sisimu kapanpun dan di manapun, namun aku berharap aku bisa mencintaimu seperti air yang kau bawa kemanapun dan menjadi penyegar di hari - harimu,"

"Kau adalah saudara tiri Kai," D.O mengucap. 

"Apa?" 

"Orang tuamu di bunuh oleh Jukyung karena kau mewarisi beberapa persen saham keluarga Kai,"

"Apa?" wanita itu terjatuh di karpet kantor Chanyeol, menundukan kepalanya, ia menangis, dan Chanyeol berlari memeluk tubuh wanita itu yang kini bergetar hebat.

"Maafkan aku, aku-"

"Mengapa?" Hana memandang wajah Chanyeol

"Aku... ini semua... karena..."

"Hana-sshi, ini semua bukan karenamu, Jukyung yang haus akan harta," D.O mencoba membuat suasa sedikit membaik, "oleh karena itu juga, kau harus merebut semuanya dari wanita itu, semua yang menjadi hak mu dari awal," D.O kembali berkata,

wanita itu terdiam, ia tak bisa mencerna apapun, ia tak menyangka semuanya akan berakhir dengan dirinya yang menjadi pemeran utama dari semuanya, dirinya yang selalu menjadi sumber dari semua yang terjadi pada orang di sekitarnya, kini ia kembali di titik awal, di mana ia merasa bahwa semuanya akan berakhir dengan dirinya pergi, dengan begitu mungkin semua kutukan ini juga akan pergi. 

TBC  





[COMPLITED] AHJUSSHI AND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang