TWENTY

111 7 0
                                    

YOU CAN CALL ME MONSTER!!

pagi yang indah kini menjadi kelam saat ponsel genggam Chanyeol berdering nyaring, ia melihat kiri dan kanan kebingungan, mencari seseorang yang sudah tidak tertangkap matanya.

Ia melanjutkan dengan bergerak cepat, mengambil morning gown nya dan langsung menurunin tangga dengan cepat.

"Oh! Chanyeol-sshi!" Hana berteriak kencang.
Chanyeol langsung memeluk tubuh Hana kencang.
"Ada apa ini?" Hana sepertinya begitu terkejut dengan keadaan pagi hari itu.
"Jangan membuatku takut, Hana-ya"
"Takut?"
"Aku-aku... hatiku akan berhenti berdetak jika kau tidak ada di pandanganku."
"Pak COO, aku hanya membuat sarapan," Hana menunjuk meja makan.
"Aku tau, bangunkan aku jika perlu, aku ingin selalu tau di mana kau berada, dengan begitu hatiku tidak akan kebingungan."
"baiklah, ahjusshi, apakah kita bisa makan sekarang?" Hana menjawab.
"Ya! Kenapa kau selalu memanggilku dengan sebutan itu? Aku ini tidak jauh lebih tua dari mu,"
"Apa? Apa ku tidak tau malu berbicara seperti itu?"
"Kau!"
Kini Hana berlari mengelilingi meja makan dengan Chanyeol yang mengenakan boxernya.

Ting tong ting tong..

Bunyi bell di pintu rumah Chanyeol terdengar.
"Oh, ada yang datang," Hana berkata untuk melepaskan diri dari Chanyeol.
"Aku akan membuka pintu, tunggu di sini," Hana beranjak dari sisi Chanyeol.
Untuk sesaat, ia lupa bahwa ponsel genggamnya masih terus berdering nyaring di lantai atas.
3 menit berlalu Chanyeol tidak melihat Hana kembali, ia pun berjalan ke atar pintu dengan dengan pelan.

"Hana-ya! Siapa yang...."

Mata Chanyeol dan Hana sama - sama terpaku, wanita dengan balutan dreas hitam berdiri di depan pintu rumah Chanyeol dan di belakang wanita itu terlihat puluhan wartawan mulai menangkap wajah Chanyeol dan Hana yang sepertinya sama - sama bingung.
BRUK!
Chanyeol membanting pintu rumahnya dengan keras di susul dengan Hana yang terjatuh ke lantai.
Hana menundukan kepala, baru saja ia merasakan rasa senang di kala kehidupan terasa lebih bermakna, namun apa yang terjadi sekarang benar - benar membuatnya kehabisan akal.
Chanyeol menarik tangan wanita itu agar ia bisa berdiri tegap, wajahnya menjadi sendu, urat di kepalan tangannya menjadi semakin tegang, ia ingin sekali membuka pintu dan memukuli orang2 yang masih berada di luar sana memanggil nama Chanyeol dengan mengebu gebu.

"Baekhyun-aa, ada apa ini?" Chanyeol berbicara lewat telpon genggamnya.
[ya! Dari mana saja kau? Aku mencarimu kemana - mana, aku menyiapkan pesawar pribadimu, kau harus keluar dari rumahmu dan langsung menuju airport, jangan sampai terlambat] Baekhyun memberikan aba-aba.

Helaan nafas panjang membuat Hana semakin bingung,
"Kita harus siap - siap," Chanyeol berkata sambil mendorong badan Hana ke arah kamar.
"Kemana kita akan pergi?"
"Aku akan menjawabnya nanti."

Jawaban singkat Chanyeol membuat Hana yakin bahwa sepertinya laki - laki itu juga sedang kebingungan, dengan sangat cepat Hana membantu Chanyeol untuk membereskan pakaiannya dan memasukan semua peralatan essential kedalam koper besar berwarna coklat, sedangkan Hana juga masih sibuk untuk memilah milih apa saja yang harus ia bawa.

"Hana-ya, jangan khawatir, kita bisa membeli kebutuhan di sana,"
"Apa kau tidak bisa memberitahuku kemana kita akan pergi?"
"Kau akan mengetahuinya sendiri nanti"

Mereka berdua siap untuk berangkat,

Mereka melangkahkan kaki ke airport memalui pintu belakang dan langsung masuk ke dalam mobil dari garasi, menginjak pedal gas dengan kencang agar bisa menerobos orang - orang yang ada di depan rumah Chanyeol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mereka melangkahkan kaki ke airport memalui pintu belakang dan langsung masuk ke dalam mobil dari garasi, menginjak pedal gas dengan kencang agar bisa menerobos orang - orang yang ada di depan rumah Chanyeol.

Mereka berdua kembali terdiam, kebingungan yang terus menghantui Hana kini menjadi rasa takut, apalah arti dirinya yang baru saja hadir di kehidupan laki-laki ini sampai - sampai ia harus lari dari rumahnya sendiri untuk menhidari orang - orang yang haus akan ketenaran.

Mereka berdua turun di sebuah airport kecil, terlihat sebuah pesawat yang cukup besar dengan mesin menyala, seorang laki - laki dengan pakaian pilotnya dan seorang wanita paruh baya yang sepertinya awak kabin dari pesawat tersebut. Semuanya membuat Hana terkesan dari besarnya pesawat itu, interior dalam pesawat yang sangat mewah dan yang terpenting adalah laki - laki yahg kini hanya sibuk melihat laptopnya.

Hana kembali membuang pandangannya dan memposisikan pandangannya ke arah luar jendela di sofa panjang, ia merasa bingung mengapa dirinya hanya terus - terusan membawa kesialan bagi orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hana kembali membuang pandangannya dan memposisikan pandangannya ke arah luar jendela di sofa panjang, ia merasa bingung mengapa dirinya hanya terus - terusan membawa kesialan bagi orang lain.

Tiba - tiba sebuah tangan kekar melingkar di tubuhnya.
"Ada apa?" Chanyeol bertanya pelan.
"Aku sangat bingung."
"Bingung?"
"Mengapa aku hanya terus membawa kesialan bagi orang lain?"
"Hei! Apa yang kau katakan, mengapa kau berbicara seperti itu?"

Kini Chanyeol memutar tubuh Hana pelan agar ia bisa melihat wajah wanita itu lebih jelas lagi.

"Hana-ya, lihat aku." Chanyeol mengangkat wajah Hana.
"Aku hidup di kejar wartawan dan paparazi sepanjanh hidupku dan kau, jangan pernah berfikir bahwa kau membawa kesialan untuku melainkan kau membawa kebaikan untukku, jika bukan karna kau aku tidak mungkin bisa mengambil cuti seperti ini." Chanyeol menjelaakan dengan panjang lebar.

Hana masih terliam, terkadang perbedaan umur di antara 2 manusia ini membuat mereka tidak bisa memahami kekhawatiran satu dengan yang lain. Hana begitu benar - benar tidak mengerti mengapa lelaki ini sengaja membuat hidupnya sendiri sengsara padahal dirinya bukanlah orang penting di hidup laki - laki itu.

"Tuan, sebentar lagi kita sampa" Suara wanita dengan balutan kemaja biru itu membuat Chanyeol juga Hana kembali ke dunia nyata.

"Baiklah sepertinya kita harus bersiap - siap sekarang," Chanyeol berdiri dari posisinya dan merapikan tas punggung yang ia buka tadi. Terlihat punggung laki - laki jangkung itu menopanh beratnya kehidupan dan kini Hana hanya terus merasa bersalah.

Tak lama setelah itu, Chanyeol dan Hana di jemput oleh seorang ajudan yang siapa membawa koper mereka.

Mata Hana masih menyusir tempat yang baru saja ia datangi ini, semuanya masih terlihat aneh dan satu hal yang pasti ia mengetahui huruf - huruf yang sedari tadi ia liat.

"Jepang!"
"Kita si Jepang? Sekarang?"
"Apa!"

TBC

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now