FOUR

190 17 0
                                    

Hana tertegung, matanya menangkap silluet laki - laki berjas hitam di depannya, hal pertama yang berada di otaknya adalah,

"Siapa laki - laki ini?"

"Laki laki itu sudah pergi," suaranya kembali terdengar.

Hana menolehkan padangannya mencari orang itu di sekitarnya tapi memang sepertinya laki - laki tua brengsek itu sudah pergi dari sini,

"te-terimakasih," itulah yang hanya bisa di ucapkan Hana kali ini.

ia kaget, bingung dan tidak faham dengan apa yang terjadi, siapa laki - laki ini, bagaimana ia tau tentang ia dan si tua brengsek itu.

"Apa kau baik - baik saja?" laki - laki itu kembali betanya.

suaranya benar - benar berat, tetapi unsur lebut dan sepenuh hati masih terdengar jelas di telinga pendengar,

"nde," Hana hanya menjawab singkat.

"Jangan takut, aku akan ada di sini, jika kau masih ingin di sini," laki - laki itu kembali berkata.

Hana hanya menatap gelas air yang ada di depannya, ia bingung mengapa laki - laki ini begitu baik padanya,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hana hanya menatap gelas air yang ada di depannya, ia bingung mengapa laki - laki ini begitu baik padanya,

"Apa yang kau inginkan dariku?" Hana bertanya tapa basa - basi,

seketika, laki - laki itu terdiam, ia bingung harus menjawab apa.

"tidak ada," laki - laki itu menjawab.

"Geotjimal..." Hana menjawab.

kini laki - laki jangkung itu yang bingung, ia tidak berbohong, ia memang tidak menginginkan apapun, ia benar - benar hanya ingin menolong wanita yang kini ada di depannya.

"Tidak ada yang gratis di dunia ini," Hana berbicara dengan lirih.

"ada," Chanyeol menjawab,

Jawaban itu membuah Hana melirikan matanya kepada laki - laki itu,

"ketulusan..." Chanyeol menjawab,

"Hanya ketulusan yang gratis di dunia ini, tetapi, begitu sedikit orang yang memilik itu," Chanyeol melanjutkan perkatannya pelan.

Hana kembali menatap jendela yang ada di samping kanannya itu, ia masih memasang wajahnya yang terkuat, walau sebenarnya ia ingin sekali menangis tersedu - sedu, berteriak dan menjambak - jambak rambutnya sendiri.

"Karena di dunia ini tidak ada yang gratis, maka bolehkah aku meminta imbalan atas pertolongan yang ku berikan?" Chanyeol kini mencoba menyandarkan punggungnya.

Hana menatap Chanyeol lurus, mata besar itu membuat Hana berfikir dua kali untuk menolak,

"ketulusan?"

"Apa yang kau inginkan?"

Chanyeol tersenyum, seakan menang di dalam game mobile yang selalu ia mainkan, ia merasa ada kegembiraan di hidupnya yang selalu penuh dengan kelelahan.

"kartu nama," Chayeol berkata mantap,

"aku tidak punya," Hana menjawab ketus,

"Mwo? apa kau pengangguran?" Chanyeol bertanya bingung,

"Aku bekerja di Shinwa Co." Hana menjawab singkat.

Chanyeol menundukan kepalanya sambil tersenyum,

"hm, di departemen apa?" Chanyeol mencoba untuk menahan semua tawanya,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"hm, di departemen apa?" Chanyeol mencoba untuk menahan semua tawanya,

"kau tidak perlu tau," Hana hanya menjawab singkat.

"Baiklah," Chanyeol menjwab singkat juga.

Laki - laki dengan senyum manis itu mengambil kesimpulan di otaknya, jika benar perempuan tanpa nama ini bekerja di perusahaannya maka ia pasti bisa mencarinya di kantor, tidak susah baginya untuk berkeliling sebentar di kantor besarnya sambil menyapa para pegawai.

ia tersenyum membayangkan betapa kagetnya wanita ini saat mengetahui bahwa dirinya pemilik perusahaan di mana ia bekerja.

"Mengapa kau menolongku?" kini wanita itu bertanya,

Chanyeol sedikit bingung, kepalanya mencoba mencari jawaban.

"Ibah," Chanyeol menwajab singkat.

Benar, rasa kasihan yang seharusnya di berikan sebanyak - banyaknya kepada dirinya sendiri yang terlihat menyedihkan membuatnya mengambil kesimpulan bahwa dirinya benar - benar menyedihkan.

Hana... hanya bisa menundukan kepalanya, ia mengutuk dirinya sendiri, begitu menyedihkannya dirinya di kejar - kejar kemalangan yang tak kunjung usai.

Hana melihat jam tangan merah yang ada di tangannya, sudah pukul 2 dini hari dan jam 6 ia harus masuk kerja lagi, tidak ada guna untuk pulang ke rumahnya, ia tak ingin kembali ke tempat menyeramkan itu.

"Apa kau punya mobil?," Hana bertanya pada laki - laki itu,

"tentu, apa kau ingin pulang sekarang?" Chanyeol bertanya,

"Bisakah kau mengantarku ke tempat kerja?" Hana bertanya,

"tentu," Chanyeol meneguk habis tehnya dan mengelap bibirnya yang terlihat basah, membuka dompetnya dan meletakan uang di meja untuk membayar pesanannya.

"let's go," Chanyeol berdiri dari tempat duduknya di ikuti Hana,

TBC

NOTE:
Hallo semuanya, bagian pertemuan chanyeol dan Hana udah selesai, gimana kelanjutannya? Yuk yang side reader tolong bantu vote dan comment ya ❤️
Makasih banyak

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now