TWENTY FIVE

81 7 0
                                    

"Chanyeol-aa..." seorang melambaikan tangannya saat Chanyeol keluar dari pintu terminal 3 Incheon Airport.

Tanpa kata Chanyeol mengikuti langkah Baekhyun memasuki mobil yang sudah terparkir di pinggir jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanpa kata Chanyeol mengikuti langkah Baekhyun memasuki mobil yang sudah terparkir di pinggir jalan.

Chanyeol memasuki Porsche SUV merah milik Baekhyun dan duduk di kursi penumpang tanpa kata.

5 menit berlalu, sepatah katapun tidak terdengar dari keduanya, 3 hari menghilang dari Seoul membuat Baekhyun merasa kehilangan arah pada laki - laki ini.

"Kau ingin makan siang dulu?" Baekhyun bertanya.
"Terserah..." Chanyeol menjawab singkat.

Baekhyun hanya mencoba berfikir, di mana ia bisa membeli segelas anggur merah di tempat di mana Chanyeol bisa menghisap rokoknya, seperti ber - telepati Baekhyun mengerti apa yang Chanyeol butuhkan.

Akhirnya mereka berdua memilih sebuah restauran casual dinning dengan outdoor area, benar saja, 1 menit setelah mereka duduk, Chanyeol langsung membuka kotak rokok baru dari sakunya.

"Permisi, apakah anda siap untuk memesan?"
"Segelas Shiraz 2016," Chanyeol langung menjawab.
"Ya! Makanlah sesuatu, aku akan memesan peperoni pizza, kentang goreng juga sosis untuk side dish," Baekhyun mencoba mencari makanan yang mungkin akan membuat Chanyeol memakan sesuatu.

"Ya... Chanyeol-aa... jika kau memberiku ide tentang apa yang terjadi, mungkin saja aku akan bisa membantumu," Baekhyun membuka pertanyaan.

"Tidak ada yang terjadi, aku baik - baik saja,"
"Wah... kau pembohong yang sangat buruk,"

Kepulan asap di sekitar mereka membuat Baekhyun menghela nafas panjangnya.

"Ya! Apa kau tau di mana Hana sekarang?"
Yap! Baekhyun menyerah, ia tak inging ikut campur dalam urusan ini, tapi sepertinya ia tak bisa menahan lidahnya.

"Belum,"
"Apa yang sebenarnya terjadi ?,"
Mata itu, kembali di lihat oleh Baekhyun, mata yang dulu pernah ada, pandangan sedih Chanyeol seperti dunianya akan hancur sebentar lagi.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Menurutmu?"

Kembali, Baekhyun menghela nafas panjangnya, sudah sekitar 3 minggu si jangkung itu menjadi orang bodoh, dan ini sudah yang ke 3 kalinya Baekhyun menjempunya di airport saat ia tiba - tiba kembali dari Jepang tanpa berita, ia begitu lelah dengan semua drama yang Chanyeol lakukan.

Baekhyun membanting sebuah kertas di atas meja, mata Chanyeol memandang lekat dengan rokok di tangannya, Chanyeol membaca setiap nomor - nomor yang tertera.
"Apa ini?"
"Bil ponsel genggam Hana,"
"Mwo?!"

Chanyeol langsung mengambil kertas itu dengan serius, wajahnya berubah menjadi redup, ia melihat dan memperhatikan nomor masuk dan keluar yang tertera untuk sekitar 1 bulan, matanya menyisir dengan cepat, beberapa nomor telpon menangkap perhatiannya, 1 adalah sebuah nomor telpon ponsel yang setiap hari Hana hubungi dan menghubungi Hana, yang kedua adalah sebuah nomor telpon rumah yang selalu menghubungi Hana beberapa kali dalam sehari.

Chanyeol mencatat nomor tersebut dan mencoba mencari di mana kode daerah yang tertera di depan nomor telpon rumah itu, mungkin dengan begitu, ia bisa mengetahui di mana Hana berada.
"Permisi, pesanannya..." Chanyeol mengambil kertas - kerta yang ada di meja agar sang pelayan dapat meletakan sebuah loyang besar pizza dengan peperoni di atasnya.

"Baiklah Chanyeol, aku akan membuat sebuah perjanjian denganmu," Baekhyun memulai lagi pembicaraanya dengan sebuah kentang goreng di mulutnya.
"Apa maksutmu?"
"Aku tau kau sangat menyukai Hana, tapi di lain sisi semua duniamu menolak kehadiran Hana,"
"Lalu?"
"Aku akan memberikanmu 3 bulan, kita akan menghadapi sebuah proyek besar dalam 5 bulan kedepan dan aku membutuhkanmu di sampingku untuk menangani proyek ini, jadi aku benar - benar tidak akan punya waktu untuk cerita cinta SMA - mu lagi, aku harap 3 bulan cukup untukmu menyelesaikan semuanya.

Chanyeol menundukan kepalanya sambil memegang sebatang rokok yang belum terbakar, sepertinya apa yang di katakan Baekhyun benar, ia tidak boleh bodoh lagi karena cinta.

~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hana-sshi!" Suara seorang wanita paruh baya membuat Hana menutar tubuhnya, keadaan Hana kini baik - baik saja, semuanya berjalan seperti biasa, walau tanpa siapa - siapa Hana bisa menjalani kehidupannya sendiri.
Hana berlari kecil menuju sebuah loket untuk mengambil makanan yang sudah jadi dan mengantarnya ke meja dengan nomor yang tepat.

Disini, di tempat ini, Hana benar - benar sendirian, ia tidak punya 1 orangpun yang ia kenal, ia benar - benar lari dari semuany dan meninggalkan apapun yang terjadi di Seoul lalu menetap di ski resort di atas sebuah puncak gunung yang cukup tinggi. Butuh 1 malam untuk Hana yang menaiki bus, bisa sampai di tempat ini, jadi... tidak mungkin seseorang menemuinya di tempat ini.

Hana bekerja dengan giat di sebuah penginapan yang juga membuka sebuah restoran di lantai bawah, Ia mempunyai boss yang sangat baik, seorang wanita paruh baya yang mempunyai 3 orang anak, 2 orang perempuan dan 1 orang laki - laki yang di panggil Jaehyun, dia berumur 21 tahun sama seperti Hana dan bekerja di restorant itu beraama - sama setiap hari.

"Hana-ya! Pergilah makan siang, aku akan melanjutkannya," Jaehyun mengambil nampan kosong dari tangan Hana.
"Oh, benarkah?"
"Tentu, ini sudah jam 1 siang dan kau belum makan,"
"Ah, terimakasih banyak Jaehyun-sshi,"
Hana melambaikan tangannya dan berlalu meninggalkan restaurant yang lumayan luas itu.

Ia berjalan keluar dari resort besar itu dan memilih untuk makan di rumahnya sendiri, Hana menyewa sebuah flat kecil untuk dirinya sendiri, lantainya tak begitu hangat di malam hari, makanya ia selalu mengenakan jaket tebal yang ia beli dari barang - barang layak pakai di dekat resort.

Sudah 3 minggu dan setiap hari ia selalu mendapat pesan - pesan yang masuk ke ponsel genggamnya, entah ia memberi kabar atau sekedar menannyakan kabar, tapi sampai kini, ia sama sekali tidak membuka pesan itu, pesan yang namanya tertera begitu menyedihkan bagi Hana untuk di ucapkan.

Ia melihat jam tangan di lenganny, terlihat sudah 30 menit ia sendirian di rumah kecil ini dan ia harus segerah melangkahkan kakinya ke tempat kerja untuk melanjutkan jam kerjanya, dengan lunglai ia melangkahkan kakinya untuk kembali bekerja.

"Oh, Hana-ya!"
"Maafkan aku, sepertinya aku telat 5 menit"
"Ah, tidak perlu meminta maaf, aku tidak terlalu sibuk hari ini,"
"Ah, baiklah, aku akan melanjutkannya,"
"Oh... meja itu, laki - laki itu belum memesan," Jaehyun menunjuk sebuah meja di ujung restaurant.

Hana memandang laki - laki itu, bahunya lebar, ia menggunakan coat hitam tebal dengan beanie hitam, sangat pasti laki - laki ini tidak datang untuk bermain ski, Hana berjalan pelan ke arah laki - laki itu, matanya semakin jelas menangkap siluet yang sebenarnya ia rindukan, Hana sampai di samping meja,

Hana memandang laki - laki itu, bahunya lebar, ia menggunakan coat hitam tebal dengan  beanie hitam, sangat pasti laki - laki ini tidak datang untuk bermain ski, Hana berjalan pelan ke arah laki - laki itu, matanya semakin jelas menangkap siluet y...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki - laki itu membuka kaca mata hitamnya, matanya seperti orang kehilangan arah, ia tidak mampu untuk memandang mata Hana dan Hana hanya terdiam di tempat.

"Hana-ya..."

TBC

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now