THIRTY NINE

55 9 2
                                    

Chanyeol  masih terduduk lemas di atas sebuah sofa di rumah sakit Besar Seoul, matanya tertuju pada wanita yang masih belum sadarkan diri di atas tempat tidur yang cukup luas itu, matanya terasa berat, sudah 2 hari ini belum makan dan tidur, keadaannya memburuk setiap harinya, rokok and alcohol menjadi teman sehari - harinya, ia merasa bersalah pada semuanya, pada Baekhyun, Kai, Jenny, Sehun, ShinHye, Minha, Jackson,and yang terpenting pada Hana, wanita yang seharunya sekarang berbahagia karena akhirnya, Jackson bertemu dengan ayahnya, sebuah reoni singkat yang manis baru saja terjadi 2 hari lalu dan kini, wanita itu terbaring lemas dengan selang panjang yang tertempel di beberapa bagian tubuhnya. 

"Hyung," suara Sehun di telpon membuat Chanyeol sedikit menaikan kepalanya yang terasa berat, 

"Ada apa?"

"Apa kau baik - baik saja? kau terdengar sangat lemas," 

 "Aku baik - baik saja, ada apa sebenarnya?"

"Aku mendapatka informasi, sepertinya Kai ingin menjual perusahaannya pada seseorang yang bernama Nam JooHyuk, ia seorang konglomerat baru yang kini menguasai beberapa bagian dari Seoul, tentu Mr. Nam tak akan ingin punya saingan seperti ShinHwa, jadi Kai ingin menutup ShinHwa phone dengan menjatuhkanmu," 

tiba - tiba pintu kamar besar itu terbuka lebar dengan Baekhyun membawa beberapa bungkus makanan, well... Baekhyun sepertinya paham, yang di butuhkan Chanyeol sekarang bukan sekedar makanan, ia juga membawa beberapa Bottol Wine dan rokok Chanyeol. 

ruangan kelas teratas dengan balkon besar dan ruang tunggu nyaman membuat Baekhyun nyaman untuk membuka makanan dan minuman yang ia beli, 

"sedikit saja Chanyeol-a, aku tidak bisa melihatmu seperti ini terus," Baekhyun menyodorkan beberapa potong Sandwich isi ayam yang ada di tangannya. 

Chanyeol memandang Baekhyun lemas, ia tak punya sedikitpun kekuatan untuk mengambil makanan itu dari tangan Baekhyun. 

"Ayolah, jika kau tidak makan, kau juga akan berbaring di kasur rumah sakit dan tidak akan ada yang bisa menjaga Hana." 

Chanyeol tersadar, energinya sedikit bertambah, tangannya mengambil makanan yang Baekhyun berikan, 

"Terimakasih"

Kini mereka berdua berada di balkon kamar rumah sakit itu, terlihat Chanyeol memegang secangkir Wine di tangan kanannya dan rokok di tangan kirinya, matanya memandang sedikit jauh ke arah awan, pikirannya entah kemana, ia tak mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang, semuanya terlihat samar - samar di manatanya. 

"Beristirahatlah, besok kau harus menghadapi Meeting besar dengan Presdir," Baekhyun menyarankan. 

Chanyeol menundukan kepalanya yang berdenyut kencang, matanya sayup, ia tak bisa berfikir jernih saat ini, dengan terlukanya Hana, dan berita dari Sehun, Chanyeol seperti di himpit dua dinding besar di kiri dan kanannya. 

Chanyeol mencoba memejamkan matanya sebentar di atas sofa saat Baekhyun meninggalkan ruangan, ia berharap ia bisa tertidur sebentar sambil menjaga Hana, hampir saja ia terlelap saat lenguhan suara Hana terdengar, Chanyeol langsung terbangun dari sofa dan memencet tombol panggilan. 

Tak berselang lama, para dokter dan suster memasuki ruangan dengan sigap, membawa peralatan medis dan memeriksa keadaan Hana. 

Chanyeol terlihat sedikit khawatir, pada suster dan dokter memeriksa dengan waktu yang cukup lama, tapi setelah beberapa saat dokter penjaga memberi kabar gembira kalau Hana sepertinya sadar dari koma sesaatnya dan mulai memberikan reaksi pada obat yang sudah di berikan. 

Chanyeol tersenyum, ia memegang tangan Hana pelan, matanya kini memancarkan sedikit cahaya, kini setidaknya Chanyeol punya harapan pada dirinya sendiri. 

                                                        ----------- Ahjusshi and me -------------

2 minggu berlalu begitu saja, Chanyeol tidak pernah mendengar kabar dari Kai maupun Sehun tentang kejadian hari itu, Hana yang sudah boleh kembali ke rumah membuat Chanyeol betah dengan keluarga kecilnya, menghabiskan waktu bersama Hana, Jackson juga Minha membuat Chanyeol sadar bahwa ia akan melakukan apapun demi melindungi orang - orang yang ada di dekatnya. 

Chanyeol melupakan sesuatu, bahwa urusannya dengan Kai belum selesai, ia lupa bahwa laki - laki itu benci akan kekalahan, ia tak punya kata mengalah di kamusnya, dan kerap kali laki - laki yang akrap di sapa Kai itu berharap hidup Chanyeol akan terus menderita seperti sebelumnya, Kai merasa bahwa kebahagiannya datang saat Chanyeol kesusahan, sedih, patah semangat, menderita dan jatuh, ia akan mengambil apapun yang Chanyeol punya termasuk orang - orang yang ada di dekatnya, itu mengapa ia berusaha keras memisahkan Chanyeol dengan Jenny saat itu, ia membuat Jenny pergi dari Chanyeol dan menjatuhkan harga diri laki - laki itu di depan orang banyak, membuat ShinHye jatuh cinta pada Chanyeol dan lagi - lagi hanya untuk mempermalukan Chanyeol di depan semua orang, sampai akhirnya Chanyeol menyerah pada hidupnya, tapi Kai belum puas, saat ia mengetahui bahwa Chanyeol mempunyai Hana, ia tak ingin tinggal diam, ia tak ingin Chanyeol menemukan kata bahagia pada dirinya, Chanyeol harus menderita, dan Kai akan melakukan itu sampai ia merasa puas. 

"uhuk - uhuk - uhuk, suara batuk yang saat keras terdengar dari dalam kamar mandi rumah Chanyeol, laki - laki jangkung itu memalingkan pandannya dari ponselya ke arah pintu kamar mandi yang ada di sebelah kirinya. 

"Hana-ya, Gwencana?" Chanyeol mengetok pintu dari luar, 

"Oh! Gwencana, aku tidak papa hanya tersedak,"  

Chanyeol mengangkat kedua alisnya, dan melaju mundur agar Hana bisa membuka pintu kamar mandi itu. 

"Apa kita perlu ke dokter?"

"Ah, tidak usah, aku tidak papa, hanya kerongkonganku sedikit gatal, aku akan membuat rebusan Jahe untuk malam nanti," Hana berkata ringan.

"Oh, baiklah." Chanyeol mengacup kening Hana pelan. 

Hana menyandarkan kepalanya di dada Chanyeol, rasanya ia ingin sekali memejamkan matanya sebentar dan merasakan setiap sentuhan itu, sentuhan kehangatan dari laki - laki yang jelas saja bisa ia panggil paman. 

"Aku akan selalu merindukanmu." 

TBC 

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now