SEVENTEEN

127 12 0
                                    

"Hana-sshi, apa kau benar - benar menyukai Chanyeol?"
Pertanyaan gamblang itu di lepaskan Sehun begitu saja saat semua orang sedang asik mengobrol di ruang tamu dan tinggal Sehun dan Hana yang terduduk di atas meja makan.

"Oh?" Hana sepertinya kaget dengan pertanyaan Sehun.

"Well, aku tidak tau asal - usulmu, namun sepertinya Chanyeol begitu menyukaimu,"
"Apa maksutmu?"
"Aku berharap kau tidak salah paham, tapi laki - laki itu tidak mungkin bisa hidup lagi jika hatinya kembali di hancurkan."
"Maksutmu?"
"Aku tidak punya hak untuk menceritakannya padamu, namun hidup Chanyeol tidak pernah indah untuk soal percintaan,"
Hana terdiam,
"Well, aku akan menceritakan sesutu padamu, mungkin setelah ini kau bisa melihat Chanyeol lebih dalam lagi," Sehun menyalakan sebatang rokok yang dari tadi ada di tangannya.

"Kau lihat laki - laki dengan bibir merah itu? Rambutnya sedikit keriting, namanya Chen, dia adalah teman yang kami temukan semasa SMA dulu, chen sangat menyukai permainan game online, semua orang menjauhinya karena dulu ia terlihat begitu aneh, rambutnya agak panjang dan tubuhnya terlalu kurus, tapi lihat ia dia sekarang, seorang pengusaha game online yang ternama dan laki - laki itu kini memberikan separuh saham perusahaannya pada Chanyeol untuk rasa terimakasih-nya."

Hana memandang laki - laki yang baru saja Sehun ceritakan, sepertinya tidak ada tanda - tanda bahwa ia pernah menjadi manusia culun, yang terlihat kini ia sabat berwibawa, jas mahal, jam tangan kinclong, sepatu mengkilat.

"Yang di sebelahnya itu Lay, teman perkuliahan kami, saat itu Lay adalah orang cina, semua orang mencemoohnya karena bahasa Koreanya yang cukup jelek dan otaknya yang tidak terlalu pintar dalam hal menghitung. Namun ia sangat pintar untuk menguak suatu masalah atau menjawab pertanyaan yang tak pasti, maka dari itu, ia juga lulus sebagai business analyst dan bekerja untuk perusaan ayahnya di China dan datang ke Korea untuk bertemu kami semua setiap beberaha minggu. Di sebelahnya ada Suho Hyung, laki - laki itu terlahir kaya, namun ia mempunyai hati yang sangat baik dan jauh dari kata angkuh, uang tidak pernah menjadi masalah baginya, ia punya apapun yang berbentuk harta di dunia ini. Dan terakhir Baekhyun, tangan kanan Chanyeol yang menjadi manusia pertama dan terakhir akan berada di samping Chanyeol jika ia tidak pernah menikah lagi."
"Lagi?"
"Hana-sshi, kau.... benar - benar luguh rupanya."
Sehun dan Hana terdiam, mereka berdua tenggelam ke semua pikiran yang menjadi pertanyaan besar bagi Hana saat ini.
"Bagaimana dengan mu, Sehun-sshi?"
"Hm?"
"Siapakah kau untuk seorang Park Chanyeol?"
"Aku? Aku hanya orang yang kebetulan selalu ada di hidupnya dari kami kecil."

Hana terdiam mendengar penjelasan Sehun, mata wanita itu terasa tersihir dengan suara tawa laki - laki yang terlihat lebih tinggi dan besar dari semua teman - teman nya.

"Hana-sshi, apa kau tidak ingin makan kue-nya?" Chanyeol bertanya dari jauh.
"Ah, tidak papa, aku sudah makan pizza yang banyak tadi,"
"Ayolah sedikit saja, ini kan ulang tahunmu," Chen berkata dengan senyum lebarnya.
"Ah, ba-baiklah," Hana mengambil kue yang ada di atas meja dan mulai memakannya sedikit demi sedikit.

——==——

Kini pesta besar - besaran itu sudah selesai, terlihat Baekhyun yang tertidur di sofa besar, Chen dan suho yang tergetak di karpet empuk, Sehun yang tertidur di meja dan Chanyeol yang masih mengisap puntung rokoknya dengan botol beer di tangannya di taman belakang rumah itu.

Hana berjalan ke arah laki - laki itu dan berdiri di samping Chanyeol tegap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana berjalan ke arah laki - laki itu dan berdiri di samping Chanyeol tegap. Ia mengambil sebatang rokok dan mulai menghidupkannya.
Chanyeol memandangnya tersenyum,
"Sepertinya aku akan punya teman merokok lagi," Chayeol berkata santai.
"Uhuk - uhuk! Tidak, aku bukan perokok !"
"Oh ayolah Hana-sshi, aku tau ini bukan rokom pertamamu."
"Cih! Aku tidak suka perokok!" Hana hanya membuanh pandangannya.

Chanyeol tertawa kecil, wanita yang umurnya baru saja genap menjadi dewasa ini mencoba untuk membohongi seorang pemuda berusia 30 tahun.

"Bagaimana kalau aku menjawab iya," tiba - tiba Hana bertanya.
"Apanya?"
"Iya, aku hanya inging menjawab iya,"
"Untuk apa?"
"Untuk.... untuk semua pertanyaanmu yang belum ku jawab."
"Mwo? Jangan mgawur Hana-sshi, sepertinya kau mabuk,"

"Hana-sshi, hidup ini mungkin akan terasa lebih indah, jika ada yang menemanimu setiap hari, namun sepertinya aku kurang beruntung dalam hal itu,"
"Mungkin kali ini kau akan beruntung,"
"Benarkah, Apa kau akan meninggalkanku suatu hari nanti?"
"Pertanyaan macam apa itu?"
"Well, aku rasa, aku memang kurang beruntung,"
"Aku akan selamanya bersamamu, jika kau memberiku makan enak setiap hari," Hana tertawa lepas.

Obrolan lucu mereka terus berlanjut dan mereka terduduk di atas bangku taman yang cukup panjang di belakang rumah Chanyeol, angin dingin malam itu membuat Hana dan Chanyeol menutup mata mereka rapat dengan tenang.

TBC

Hallo semuanya, makasih banget nih yang udah support author terus sampe sekarang, semoga makin banyak yang baca dan vote boar author lebih semangat lagi updatenya.

Tolong comment, vote dan follow author ya.

🥰🥰🥰🥰

Terimakasih semuanya.

[COMPLITED] AHJUSSHI AND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang