TWELVE

129 11 0
                                    

Malam itu, Hana menonton TV di rumahnya sambil memakan buah - buahan segar, akhirnya ia bisa membeli buah kesukaannya, anggur, sambil memakan anggur yang baru ia beli tadi siang, ia menonton acara kesuakaannya, di sela - sela acara TV itu ada berita yang terpampang jelas, berita tentang salah satu orang paling berpengaruh di Korea,

"Di beritakan sekitar 30 menit lalu, telah terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kemacetan di jalan tol arah kota menggunakan lajur M1," mata Hana kini menyipit, penyiar berita itu menampilkan beberapa gambar yang siluet tubuhnya tidak asing bagi Hana

"Di kabarkan langsung oleh polisi lalu lintar terdekat, pengendara mobil mengalami luka berat di bagian tangan dan kakinya, di yakinkan bahwa yang mengendarai mobil tersebut adalah Park Chanyeol, pewaris dan COO dari Shinwa Co."

Kini mata Hana terlihat membesar,
"Pa-pa-park Chanyeol?" Hana bingung
"Pewaris Shinwa Co."
"A-a-a-apa?"

Selama ini yang ia ketahui hanyalah:
1. Perusahan itu di pimpin oleh seorang kakek tua.
2. Boss tertinggi di Shinwa Co. adalah.....
Baekhyun...

Tubuh Hana mengeras, game macam apa yang sedang Chanyeol mainkan atas dirinya?
Apa ia boleh marah?
Apakah ia boleh tidak terima?
Apakah ia boleh.... bertanya?

KRRRIIINNGGG!!!

Telfon rumah Chanyeol berdering untuk pertama kalinya dalam sejarah Hana menempati rumah besar ini, Hana memandang bingung, jika ia tidak mengangkat telpon ini, apakah akan terjadi sesuatu pada sang pemilik rumah? Apakah Chanyeol yang ada di berita itu adalah Chanyeol yang menolongnya? Apakah Chanyeol itu adalah Chanyeol yang ia kenal

KRIIIINGGGG!!!

Bunyi telpon rumah itu kini benar - benar mengganggu Hana, Ia memutuskan untuk mengangkat telpon itu dengan hati - hati.

"Hallo," Hana berkata ringan.
"Hallo, anda Jang Hana?" Suara di ujung telpon terdengar panik,
"Be-benar," Hana menjawab.
"Ah, tunangan anda kecelakan, apakah anda bisa datang ke Seoul Central Hospital?" Suara di ujung itu kembali bertanya.
"Tu-tunangan?"
"Iya, Tunangan anda Park Chanyeol,"
"Pa-park Chanyeol?"
"Kami menunggu kehadiran anda secepatnya, tuan Park masih ada di dalam ruang oprasi," wanita itu menjelaskan dan menutup telponnya.

Hana menutup wajahnya, ia benar - benar bingung, ia merasa dirinya di permainkan Park Chanyeol dengan mudahnya, walaupun begitu, Hana tetap melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit yang bisa di tempuh dengan taxi selama 15 menit.

Hana kini merasakan ketakutan,
Bagaimana keadaan laki - laki itu?
Apakah dia baik - baik saja?
Apakah ia masih bisa bernafas?

Ingatan Hana terbang ke 2 hari lalu, malam itu ia kembali bertemu dengan Park Chanyeol di Cafe d' Roses seperti biasa.

Chanyeol terlihat kelelahan, sepertinya banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.

"Hana-sshi, apa kau punya ponsel genggam?" Chanyeol bertanya.

"Tidak," Hana berkata singkat

"Aku rasa kau harus membeli 1 secepatnya," Chanyeol mengecap teh panasnya hari ini.

"Kau terlihat lelah," Hana berkata jujur.

"Well, hari aku melakukan banyak hal yang ku benci," Chanyeol berkata.

"Contohnya?" Hana bertanya,

"Contohnya..."

Pikiran Chanyeol terbang ke pagi yang indah di seoul terlihat lampu - lanpu baru saja menyala bagai melambaikan tangan.

Mata Chanyeol menyisiri tempat - tempat yang terlihat mewah dan menawan, tiba - tiba matanya menangkap sesosok wanita yang berjalan sempoyongan dengan heals 5cm nya, ia menyandarkan diri di tiang listrik untuk menopang tubuhnya.

Tanpa basa basi Chanyeol turun dari mobilnya dan menolong wanita itu

"Shin-hye-ya!!!"

"Hye-ya!!!"

Chanyeol mencoba menyadarkan Park Shinye yang tergeletak di tangannya.

"Hye-ya! Hye-ya!" Chanyeol mencoba menyadarkan wanita itu.

Kedua insan itu berakhir di rumah Shinhye, mau tak mau Chanyeol harus menunggu Shinhye sampai sadar.

"Yeol-aa!!!! Aku sangat merindukanmu!" Shinhye mengerang di dalam tidurnya.

Chanyeol menatap wanita itu sedih, sepertinya ia belum bisa memaafkan Chanyeol yang meninggalkannya tanpa alasan pasti.

Setelah 30 menit di rumah Shinhye, Chanyeol memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya ke kantor, ia merasa sedih dan tidak tega meliha Shin-hye yang sepertinya kesepian.

Mereka dulu memang sempat tinggal bersama, namun setelah itu Chanyeol merasa dirinya tidak pantas untuk bersama dengan wanita yang mencintainya seutuhnya, ia hanya berharap bahwa dirinya bisa berubah suatu hari nanti, tapi ternyata ia tidak pernah bisa mencintai wanita lain lagi.

~~==~~

30 menit berlalu, Hana tiba di rumah sakit besar di Seoul, matanya menyisir ruangan bertuliskan "gawat darurat" kakinya hanya terus berlari mencoba untuk menemukan laki - laki yang tubuhnya sepertinya cukup mudah untuk di bedakan dari yang lain dengan ukuran yang tidak normal.

"Tidak ada! Kenapa tidak ada! Di mana dia!"

Mata Hana terus mencari sampai seorang perawat menghampiri Hana yang terlihat bingung,

"Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku kesini setelah mendapat telpon untuk pasien bernama Park Chanyeol."
"Oh, pasien Park sudah di pindahkan ke ruang rawat di lantai 10, mari saya antar."

Dengan pembicaraan itu, Hana mengikuti wanita itu menuju ruang rawat yang bertuliskan nama Park Chanyeol di depannya.

Mata Hana menyipit saat sampai di depan pintu besar itu, terlihat laki - laki yang jangkung terbaring lemas di atas tempat tidurnya belum sadarkan diri.

"Dia masih butuh banyak istirahat, maka kami memberinya obat tidur," perawat itu pergi meninggalkan Hana yang terpaku.

Dengan hati yang terasa besat, Hana melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruang rawat itu.

Hatinya terasa perih, pasukan oksigen serasa menipis...
Resah...
gelisah....
sedih....

Semua perasaan terasa menjadi satu.

TBC

Hallo semuanya, terimakasih banyak untuk temen - teman yang udah dukung author untuk FF ini, tolong share, vote dan comment di FF nya biar author lebih semangat lagi.....

Dan untuk side reader, yuk, bantu vote dan comment juga, gratis loh 🥰

Terimakasih banyak

[COMPLITED] AHJUSSHI AND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang