SEVEN

159 13 0
                                    

Suara ketokan di pintu ruangan Chanyeol terdengar keras, ia memang menunggu seseorang untuk datang hari ini, terlihat seorang laki - laki dengan perawakan lebih tinggi darinya memasuki ruangan Chanyeol dengan senyum di wajahnya.

Chanyeol menyambut laki - laki itu dengan bahagia, sudah sekitar 3 tahun mereka tidak melihat satu sama lain.

"Hyung!" Laki - laki itu memberikan pelukan hangat.
"Sehun-na!" Chanyeol menjawab.
"Uri-man-ida!" Sehun masih memegang erat tangan Park Chanyeol.

"Apa kau sudah makan?" Chanyeol bertanya.
"Belum," Sehun akhirnya mendaratkan tubuhnya di sofa besar ruangan Chanyeol.
"Kalau begitu, kita makan stake langgananku saja," Chanyeol kembali menawarkan.
"Ah, mwo-ya?!" Sehun seperti tidak senang.
"Aku tidak datang ke Seoul hanya untuk makan Stake lagi!" Sehun melanjutkan.

Well, mungkin memang ia bosan dengan stake atau makanan western lainnya, Sehun yang kini tinggal di LA, kembali ke Seoul hanya untuk bertemu sahabat kecilnya, ya itu Park Chanyeol. Mereka berdua sangat dekat dan bisa di bilang sudah seperti kakak - beradik.

Namun karna satu dan lain hal, mereka terpisahkan oleh jarak dan waktu, Chanyeol yang di tabiskan harus melanjutkan perusahaan orang tuanya dan Sehun yang harus melanjutkan peninggalan kakeknya.

Laki - laki berwajah putih dan terlihat sangat muda itu juga belum menikah, ia merasa dirinya belum menemukan orang yang bisa ia banggakan 1 hari nanti.

"Bagaimana dengan jajangmyeon?" Sehun memberi ide

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana dengan jajangmyeon?" Sehun memberi ide.
"Hm, aku tidak pernah memesan makanan ke kantor ini sebelumnya," Chanyeol bingung.

Akhirnya Chanyeol mengangkat gagang telpon di mejanya dan meminta sekertaris nya untuk memesankan makanan.

"Cha, sudah ku pesan," chanyeol mendaratkan tubuhnya di sofa yang ada di depan Sehun.
"Jadi apa kabarmu?" Chanyeol bertanya,
"Geu-yang..." Sehun menjawab singkat.
"Apa kau sudah menemukan pujaan hatimu?" Chanyeol kembali melempar pertanyaan.
"Ah, persetan dengan hal itu, aku mungkin tidak akan menikah," Sehun menggerutu.
"Setelah apa yang terjadi denganmu, aku merasa begitu takut untuk jatuh cinta," Sehun melanjutkan.
"Mwo? Oh! Ayolah kawan, jangan terpaku denganku saja, aku memang tidak beruntung kala itu,"
"Cih! Lalu bagaimana denganmu sendiri, apa kau menemukan seseorang untuk menjadi penggantinya?" Sehun bertanya.
"Well, sepertinya aku tidak akan mencari lagi," Chanyeol berkata liring.
"Apa kau ingin kembali pada Shin-hye?, aku rasa perempuan itu tidaklah buruk." Sehun bertanya.
"Aku.... aku tidak tau,"
"Hey, apa arti senyum itu?"
"Oh?" Chanyeol kini tidak tau bahwa dirinya tersenyum bak orang gila.
"Ayolah kawan, jangan berbohong padaku," Sehun menyudutkan.

Tak lama berbincang, makanan yang di pesan mereka berdua datang ke kantor Chanyeol, Sehun sepertinya sangat menanti makannya, ia begitu antusias melihat makanan yang ada di atas meja kerja Chanyeol.

Mereka berdua makan dengan lahap, entah mereka terus berbincang tentang masa lalu dan tertawa bersama sambil mengingat - ingat apa yang terjadi saat keduanya masih sangat muda.

"Ya Sehun-aa, apa kau tidak mengingat wanita pertama yang menjadi kekasihmu?"
"Siapa?"
"Ah, aku lupa, tapi wajahnya sangat jelek pada zaman itu," Chanyeol tertawa.
"Bongshim?" Sehun bertanya,
"Ah, iya... bongshim!" Chanyeol menjawab senang.
"Oh ayolah, mungkin sekarang ia sudah mengganti namanya dan merubah seluruh wajahnya, saat itu aku kalah taruhan dengannya dan menajadi pacarnya selama 3 bulan." Sehun mengingat kejadian itu dengan jelas di otaknya.

"Apa kau masih bertemu dengan nya?" Kini Sehun bertanya pada Chanyeol tanpa menyebut nama yang menurutnya tabu itu.
"Tidak, aku bertemu dengannya terakhir kali di Paris, kala itu aku dan suami nya bertujuan untuk menghadiri sebuah acara yang cukup besar," Chanyeol menjelaskan.

Mereka berdua terdiam untuk beberapa waktu,
"Ah, hyung, ayo kita ke atap," Sehun mengajak Chanyeol.

Mereka berdua berdiri menatap bentangan langit dan darat yang menjadi pemandangan indah di sore hari di atas ketinggian yang menyaingi gedung lainnya, Sehun dan Chanyeol sama - sama membuka sebatang rokok yang ada di tangan mereka, Chanyeol bukanlah seorang perokok berat, tentu ia selalu punya sekotak rokok untuk dirinya, namun ia tidak tergantung pada hal tersebut.

"Hyung," Sehun memanggil.
"Apa kau tidak ingin kita kembali seperti dulu?"
"Sehun-aa, jika aku bisa memilih, maka aku akan memilih dia dari pada wanita itu," chanyeol menjawab.
"Hyung, aku tau bahwa Kai sudah melukai hatimu sangat dalam, begitu juga Hyejin, namun kau tak perlu berlarut - larut dalam kesedihan ini, aku tidak ingin melihat sahabatku sendiri membunuh sahabatku yang lain," Sehun melepas nafas beratnya.
"Sehun-aa, aku begitu takut dengan perasaatku sendiri, aku takut aku tidak bisa menajadi orang yang dewasa untuk memaafkan apapun yang sudah ia lakukan padaku," Chanyeol berkata.
"Hyung, jika nanti kita memang harus turun ke medan perang, kau tau aku akan ada di sampingmu," Sehun menepuk punggung Chanyeol pelan.

Mata mereka berdua masih menuju pada sehuah gedung yang menjulang cukup tinggi dengan tulisan KIMS. CORP di atas gedungnya. Hati Chanyeol terasa di sayat jikalau ia mengigat hari di mana istrinya di rebut oleh sahat kecilnya sendiri.

"Pi-gun-he"

TBC

SELAMAT MALAM SEMUANYA,
Apa kabar? Aku harap baik - baik dan sehat selalu semuanya.

Semoga bisa menemani malam kalian kali ini, Di perkenalkan karakter baru, Oh sehun ☺️

[COMPLITED] AHJUSSHI AND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang