FIFTEEN

134 11 0
                                    

Hana sendirian di rumah itu, ia kembali memasak mie instan yang ia beli beberapa waktu lalu, tidak peduli seberapa banyak uang yang ia punya, Hana hanya terbiasa untuk mengkonsumsi mie instan.

Hari ini pun akan berlalu dengan dirinya yang seorang diri, merenung, meratapi nasipnya dan terus mencari solusi yang sepertinya tidak pernah datang.

"Tingtong..." pintu bel di depan rumah Hana berbunyi, terlihat seorang laki - laki berdiri di depan pintu dengan sebuah paket di tangannya.

"Paket untuk Hana" laki - laki itu berseru.

"Paket ?"

Hana berjalan membuka pintu utama dan menyambut laki - laki itu dengan bingung.

"Hana-sshi?"
"Benar,"
"Ada paket untuk anda, tolong tanda tangan di sini,"

Hana menerima paket itu dengan wajah bingung, terkadang dunianya memang susah untuk di tebak.

Hana terduduk di sofa rumahnya sambil membuka bungkus kado kotak yang cukup besar itu, matanya bingung, alis matanya berketut, sebuah gaun yang indah terlihat dengan warna hitam elegan menghiasi kelap kelip gaun tersebut.

"Apa ini"

Hana terdiam, ia hanya meletakan kotak itu di samping tubuhnya dan memilih untuk meninggalkan kotak itu sendirian berlalu ke kamarnya.

Hana kembali sendirian, tubuhnya kembali lemas mengingat laki - laki yang kini berputar di kehidupanya, Park Chanyeol, laki - laki yang datang ke hidup Hana dengan tiba - tiba dan juga menjadi pahlawan kesiangan di waktu yang tepat.

Benar, hati Hana bergetar hebat saat dirinya melihat laki - laki itu, mungkin hanya perasaat senang, tapi getaran itu tidak pernah luntur, apa yang sebenarnya Chanyeol inginkan menjadi pertanyaan besar bagi Hana.

Kepalanya terus berfikir dengan keras ia tidak tau apa tujuan dari laki - laki itu mengajaknya untuk memulai hidup bersama- sama, sudah pasti Hana hanyalah perempuan sial yang sama sekali tidak beruntung dan mencoba mencari jalan keluar dari semua masalah yang sekarang ia hadapi.

Sial... Hana tiba - tiba mengambil sebuah kesimpulan....

Apa Park Chanyeol... menginginkan.....

Hana berjalan kembali ke kotak yang tadi ia terima, sepertinya ia tau siapa pengirimnya, ia mengangkat gaun hitam selutut itu dengan pelan dan mendapati sebuah surat dengan tulisan tangan yang sama sekali tidak asing baginya.

"Aku yakin, kau pasti terlihat cantik dengan gaun itu"

Singkat padat dan jelas, Hana menutup mulutnya pelan, kini sepertinya kesimpulannya benar, laki - laki itu ingin Hana membayar dengan tubuhnya.

Hana terduduk lemas, ia tau ini semua akan berakhir dengan dirinya yang menjadi pelacur, sial, tidakkah ia menyadarinya, seorang laki - laki paruh baya yang tinggal sendirian, tiba - tiba mengajak seorang wanita lemah yang tidak punya apa - apa untuk tinggal bersamanya secara gratis dan di bayar untuk membersihkan rumah ini dengan gaji di atas rata - rata...

Tidak.....

Hana memegang kepalanya yang terasa berat, kini ia sadar, semuanya hanyalah tipuan, Hana terus menerus menundukan kepalanya dan berpasrah.

"Jika memang aku harus membayar semua ini dengan tubuhku, maka aku tidak menyesal memberikannya kepada seorang Park Chanyeol," Hana berdengung, matanya menangkap arah jarum jam yang menunjukan pukul 4 sore, 1 jam lagi Chanyeol akan tiba di rumah ini, lalu apa yang harus ia lakukan, memakai gaun ini dan berdiri menyambutnya? Lalu menggiringnya masuk ke kamar dan....

Wow, Hana sadar dirinya begitu terhina kali ini.

Suara pintu terbuka dari depan terdengar, sepertinya Chanyeol baru saja pulang.
"Aku pulang," Chanyeol berkata singkat dan dengan cepat mendapati Hana yang terduduk di atas meja kopi.

Chanyeol tersenyum,
"Ah, kau menerima paketnya,"
"Oh, terimakasi banyak," Hana tersenyum.

"Aku sudah menyiapkan makanan," Hana berkata dan berlalu pergi membawa gaun itu di tangannya.

Hana akhirnya memutuskan untuk membersihkan diri dan memakai gaun yang sedari tadi ada di tangannya.

Di lantai bawah, terliha Chanyeol yang sedang menyantap makanannya dengan lahap, ia membuka jasnya dan 3 kancing kemeja putihnya serta menggulung lengan kemejanya agar ia bisa makan dengan nyaman.

Hari ini Hana hanya memasak nasi goreng kimchi biasa, rasanya lezat seperti biasanya, Chanyeol tidak pernah mengeluh tentang makanan yang Hana buat, semuanya terasa enak di lidahnya, mata Chanyeol menyusuri suara langkah kaki dari atas anak tangga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini Hana hanya memasak nasi goreng kimchi biasa, rasanya lezat seperti biasanya, Chanyeol tidak pernah mengeluh tentang makanan yang Hana buat, semuanya terasa enak di lidahnya, mata Chanyeol menyusuri suara langkah kaki dari atas anak tangga.

Matanya tak berkedip, mulutnya tak berkata, ia seperti bermimpi melihat orang yang ada di depannya kini, Hana berbalutkan dress hitam selutut yang yang ia beli beberapa jam lalu.

Hana memandang wajah Chanyeol malu, mereka menatap 1 dengan yang lain, Hana meletakan tangannya di atas tangan Chanyeol dan menariknya ke sofa.

Perempuan itu terlihat begitu gugup, ia tidak tau apa yang harus dia lakukan, Hana memandang ujung sepatu Chanyeol....
Ia bingung....
takut....
resah....
Oh tidak, kini ia bergetar ketakutan....
Tidak.... ia tidak ingin melakukannya....
Ia ingin menghilang saja....

Tiba - tiba tangan hangat Chanyeol menyentuh wajah Hana, mengangkat wajah Hana pelan dan memandang mata Hana dalam, nafas Hana tercekat, mata itu seperti begitu intense tapi di pikiran Hana laki - laki itu terlihat brengsek, mengerikan.... dan..... tampan....

Sial!
Ah!
Itulah!
Hana memang lemah dalam hal mengatakan bahwa Chanyeol begitu tampan!

CUP!

TBC

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now