SIX

175 15 0
                                    

Pagi - pagi sekali Chanyeol melangkahkan kakinya ke kantor besarnya dengan jas hitam dan kemeja kotak - kotaknya, ia bergegas menuju kantornya melewati semua orang yang menyapanya pagi itu, pikirannya hanya tertuju pada sesuatu yang ia rasa begitu penting pagi itu, ia harus tau di kantor bagian mana wanita itu bekerja.

ia langsung menuju laptop yang berada di atas mejanya, membuka data yang sedari tadi membuatnya tersenyum manis.

"Jang Hana..." matanya terus menuruni beberapa data tentang nama orang - ornag yang bekerja di kantornya.

tangannya terhenti saat melihat sebuah nama yang menurutnya mungkin saja benar, kaki panjangnya melangkah cepat menuju lantai 5 ia berharap menemukan wanita itu di sana, matanya menyusuri setiap meja - meja kotak yang di isi oleh orang - orang yang giat bekerja di pagi hari, beberapa orang kaget mendapati boss perusahaannya berjalan - jalan di lorong kantor kecil di lantai 5.

"oh!, Sajang-nim" suara team leader menyapa Chanyeol dengan nada tinggi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"oh!, Sajang-nim" suara team leader menyapa Chanyeol dengan nada tinggi.

"oh! Park gwejang-nim," Chanyeol memberikan salamnya,

"apakah ada yang bisa saya bantu," laki - laki paruh baya itu bertanya bingung melihat sang COO yang datang ke kantonya secara tiba - tiba.

"Ah, mungkin anda bisa membantu, apakah anda mengenal Jang Hana?" Chanyeol bertanya,

"dang-hyeonhaji," laki - laki itu bergegas memanggil wanita bernama Jang Hana itu.

Tak lama berselang, seorang wanita keluar dari kantor kaca besar itu, wanita itu berambut pendek dan memakai kaca mata besar, wajah Chanyeol berubah sendu.

pikirannya mulai ragu,

"Ah, Hana-sshi, terimakasih atas kerja keras anda," Park Chanyeol menundukan kepalanya dan bergegas pergi dari tempat itu.

kini langkahnya begitu pelan, menuju lantai satu, sepertinya ia membutuhkan coffee untuk memikirkan semua ini, cafetaria menjadi tempatnya menenangkan pikirannya sedikit.

orang - orang yang berada di tingkat 1 - 5 jarang sekali melihat Chanyeol bahkan hampir tidak pernah, bisa di katakan 90% dari mereka tidak mengenal Chanyeol sama sekali.

Chanyeol mengambil secangkir coffee yang ia tuang kedalam gelas besar yang di isi es batu, ice americano terasa menyegarkan saat kau punya banyak pikiran.

"Aaahh!" Chanyeol menyedot coffee yang ada di gelasnya dan meletakan punggungnya di kursi yang paling dekat dengan jendela, pikirannya begitu kalut, ia melihat jam tangan, sudah pukul 9 rupanya, 2 jam berlalu dari saat ia bergegas mencari wanita bernama Hana di penjuru kantornya.

"apa ia berbohong?" Chanyeol berfikir dalam hatinya.

"Tapi untuk apa berbohong?" Chanyeol tidak mengerti.

Ia serasa di buru rasa kesal dan tidak terima, seharusnya pagi ini ia menemukan wanita itu disini, di dalam gedung ini; tapi kenyataanya kini ia masih sendirian. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan jika ia tidak bisa bertemu lgi dengan wanita itu.

Hana POV

Wanita yang kini terduduk merenung di depan ruang ganti tempat ia bekerja menitihkan sedikit air matanya, sedih rasanya ia tak bisa pulang ke rumahnya, ia ingin tidur di tempat tidurnya, ia ingin mandi di kamar mandinya, ia ingin mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman dari lemarinya. Tapi lihat yang sekarang ia alami, ia memakai pakaiannya dari setadi pagi, ia tak punya uang untuk membeli makan dan yang lebih penting lagi, ia tak punya tempat tidur untuk dirinya beristirahat.

Sedih....

Wanita yang kini tidak bisa disebut gadis lagi itu kembali meneteskan air matanya.

Walau bagaimanapun perasaanya, dalam beberapa jam kedepan, ia harus mulai membersihkan tempat ini, mulai dari tempat makan para karyawan sampai toilet hingga kebun di lantai teratas gedung ini, semuanya harus di bersihkan.

Hana tidak pernah menginjakan kakinya lebih dari lantai 3, ia bukanlah orang yang di andalkan perusahaan untuk membersihkn ruangan orang penting, ia masih terlalu muda dan belum berpengalaman dalam soal membersihkan ruangan, maklum saja, ia baru menjadi kariawan di gedung itu selama kirang lebih 3 bulan, sebelumnya ia bekerja di sebuah cafe yang cukup jauh dari rumahnya, tetapi, ia merasa lelah karena harus pulang terlalu larut setiap harinya, maka dari itu, pekerjaan di gedung ini lebih nyaman baginya walaupun ia harus memulainya pagi - pagi sekali.

Ia menundukan kepalanya berharap matanya bisa tepejam sedikit, ia begitu lelah, kakinya begitu lemah dan kepalanya begitu pusing, ia masih harus menunggu makan siang kariawan untuk mengisi perutnya.

Sesekali ia menolehkan pandangannya pada jam dinding di dalam ruang ganti tersebut, ia merasa waktu berjalan begitu lama dan pelan.

Pikirannya kembali terbang pada kejadiannya bertemu dengan laki - laki jangkung berkulit putih yang menolongnya hari ini. Ia merasa sedikit beruntung karena mendapatkan pertolong yang sepertinya tidak perlu di balas dengan uang ataupun kepuasan manusiawi lainnya, permintaan yang di ajukan laki - laki itupun cukup mudah di kabulkan, mungkin benar ia menolong Hana dengan tulus.

Tapi....
mengapa?
Apakah mungkin, ia menyukai Hana tanpa alasana?
Wow, itu tidak wajar.

~~==~~

Jam menunjukan pukul 16:00 dini hari, seharusnya ia bisa mengambil jam istirahatnya, tapi seperti masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.

Tulalit tulalit...

Walkie-talkie yang ada di tangan Haneul kini berdering, menandakan bahwa ia mendapatkan pekerjaan baru yang harus di kerjakan secepatnya.

Matanya menatap layar walkie-talkie tersebut dengan muram, ia lapar, haus, lemah dan lelah, tapi kakinya masih terus berjalan menuju lantai 10, tempat di mana ia harus mengerjakan keperjaannya kali ini.

Katanya, sang pemilik kantor baru saja memesan makanan dan kini Hana harus membereskannya, ini pekerjaan baru bagi Hana, ia tak pernah menginjakan kakinya di lantai ini sebelumnya, tersirat beberapa pengetahuan baru di pikirannya.

1. Lantai 10 tidaklah mengerikan melainkan lebih sepi dari lantai laninya.
2. Tidak ada kaca - kaca di pinggir koridor, semuanya tertutup rapat dengan tembok dan pintu yang tinggi.
3. Di lantai 10 terdapat ruang CEO dan COO.

Hana meghentikan langkah kakinya di depan sebuah ruangan dengan tulisan COO di depan pintu kayu besarnya.

TOK TOK TOK

"House keeping..." Hana berucap pelan.

TBC

Hallo, hallo,
Jangan lupa vote dan comment ya guys.

Author sayang kalian.

Terimakasih

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now