ELEVEN

154 13 0
                                    

Hana duduk di ruang tamu yang sangat mewah dengan pernak - pernik yang sangat menarik mata, hari itu adalah hari ke 10 ia tinggal di rumah itu, ia tidak pernah tau siapa pemilik rumah itu, ia tidak penah sekalipun melihat wajah dari sang pemilik rumah, di setiap sisi rumah ini hanya ada sebuah foto keluarga yang memperlihatkan seorang anak kecil laki - laki manis dan kedua orang tuanya, Hana berfikir bahwa anak kecil itu adalah pemilik rumah ini dah seharunya, ia sangat tampan.

10 hari lalu tepat jam 5 sore, Hana di temani Baekhyun untuk datang ke rumah ini, memberikan kunci cadangan rumah dan memberi tahu di mana letak kamarnya, kamar Hana tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, semuanya pas dan rapih untuk di lihat.

Hana terlihat lebih bersih dari sebelumnya, ia sekarang setidaknya punya uang untuk dirinya, Baekhyun memberikan gaji pertamanya di muka, sebab Baekhyun tau ia sama sekali tidak punya uang.

Hari - hari Hana di sini benar - benar menyenangkan, ia bekerja di kantor besar itu di pagi hari dan menaiki bus untuk pulang, lalu mulai untuk membereskan rumah dan menyiapkan sedikit makanan tengah malam untuk sang pemilik rumah, dengan begitu Hana berharap ia bisa menjadi lebih dekat walau tak pernah bertegur sapa.

Hana membeli beberapa pakaian dengan uang gaji pertamanya, walaupun sangat murah namun terlihat nyaman, ia juga membeli beberapa perlengkapan mandi dan liptin murah yang ia temukan di pasar malam.

Di lain sisi, Chanyeol berada di bar kesukaannya bersama Sehun yang masih betah di Korea, Sehun masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan bersama dengan Chanyeol.

Sehun menghidupkan 1 batang tobacco di tangannya, asap yang mengepul ke udara membuatnya terlihat bagai mafia yang haus darah. Di depannya ada Chanyeol yang sedang memegang gelas black label nya.

"Jadi? Apa kau benar - benar menyuruh anak kecil itu untuk tinggal di rumahmu?" Sehun membuka suara.

"Sekarang ia tinggal di rumahku, sudah 10 hari," Chanyeol menjawab ringan sambil memandang ponselnya, ia melihat wanita itu sedang asik memakan buah sambil menonton acara kesukaannya.

"Cih! Apa kau sekarang menjadi phaedophils ?"

"YA!" Chanyeol menepuk lengan Sehun kencang.

"Hey ayolah, aku tau tingkahmu saat kau jatuh cinta!" Sehun mengucap

"Ya! Aku hanya kasihan, kau tau kan dia baru 20 tahun.

"Kalau begitu kau akan di panggil ayah!"

"Mwo? Jangan bodoh Oh Sehun!"

"Cih yang benar saja! Kau yang gila!"

Semua perkataan itu berlajut dengan canda tawa yang sepertinya membuat Chanyel
Dan Sehun larut dalam alkohol.

Mereka berdua bercanda tawa sampai larut, jam menujukan pukul 11 malam dan mereka berdua masih bersemangat untuk bercerita satu dengan yang lain.

"Ya! Sehun-aa apa kau mengingat mantan pacarmu yang jelek itu?" Chanyeol bertanya.
"Who?" Sehun bingung.
"Ah, aku lupa namanya,"
"Ah! Renna?" Sehun menjawab
"Park Renna," chanyeol berseru.
"Aish! Hyung! Dia adalah orang pertama yang tidur denganku.

"HAHAHAHA!" Chanyeol tertawa puas,

"yah, sepertinya kau harus bertemu dengannya lagi, mungkin sekarang ia terlihat lebih baik!" Chanyeol kembali ketertawa.

"Ah Hyung! jangan ingatkan aku!" Sehun kesal dan kembali menghidupkan tobacco favoritnya yang ke 2.

Ting!

pintu bar terbuka dan terlihat sepasang suami istri memasuki rungan bar, mata Chanyeol dan Sehun menangkap siluet laki - laki dan perempuan yang ia sangat kenal, sepasang suami istri itupun terliat berhenti sejenak, tangan kedua insan yang ada di genggaman satu dengan yang lain membuat Chanyeol membuang pandangannya.

Sehun memandang Chanyeol ibah,

"Ah, Kai, Jennie, apa kabar?" Sehun berdiri dari tempat duduknya untuk menyambut mereka berdua yang sepertinya juga terkejut.

"Oh, Sehun-aa, kapan kau tiba di Korea?" Kai berkata lebut,

"Beberapa hari lalu, ada hal yang harus aku kerjakan di Korea," Sehun menyambut pertanyaan kai dengan senang.

"Ah, Jennie-sshi, kau terlihat cantik dengan rambut pendekmu," Sehun memuji.

"Ah, kau masih saja bermulut manis rupanya," Jennie menjawab.

Chanyeol memandang mereka berdua dalam diam,

"Oh, Chanyeol-sshi, an-nyong," Jennie berkata sambil melambaikan tangannya.

"Oh, Jennie, apa kabar?" Chanyeol menjawab seadanya.

Chanyeol berdiri dari tempatnya untuk membeli minuman lagi,

"Ku dengar kau sudah putus dengan Park Shin-hye," Kai bertanya memojokkan.

"Well, yang paling menyakitkan di hidupku pun sudah ku lewati, apalah artinya antara aku dan Park Shin-hye," Chanyeol sepertinya tidak senang dengan pendapat kai.

Beberapa tahun lalu, Chanyeol dan Park Shin-hye terpaut jalinan kasih, pemberitaan tentang mereka di mana - mana, Chanyeol yang menjadi pusat perhatian banyak media masa dunia business dan Park Shin-hye yang menjadi daya tarik dunia hiburan membuat keduanya menjadi buah bibir yang tak henti di bicarakan.

Sayangnya saat itu Park Shin-hye hanya menjadi pelarian, ia sebenarnya sama sekali tidak bisa merasakan cinta, ia kaku dan dingin, semuanya terasa sia - sia dan tanpa arti dan Park shin-hye menjadi tempat pelampiasan amarahnya yang berlebihan pada...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayangnya saat itu Park Shin-hye hanya menjadi pelarian, ia sebenarnya sama sekali tidak bisa merasakan cinta, ia kaku dan dingin, semuanya terasa sia - sia dan tanpa arti dan Park shin-hye menjadi tempat pelampiasan amarahnya yang berlebihan pada Kai juga Jennie yang mengundang Chanyeol ke pernikahan mereka tanpa ada kata Maaf yang pernah terucap oleh Kai sedikitpun.

Chanyeol sangat menyesal pernah mempermainkan hati Park Shin-hye, ia wanita yang sangat baik dan cantik, tapi sayang ia mempunyai masalah dengan kepribadiannya yang mengontrol orang lain terlalu jauh dan emosinya yang menguap - nguap.

"a-apa yang kau katakan Chanyeol-aa, kau sudah terlalu banyak minum,teman," Sehun menepuk punggung Chanyeol pelan dan berusaha membuatnya sadar.

Tanpa kata Chanyeol meninggalkan Bar itu dan sedikit berlari menuju mobilnya, ia merasa begitu sakit, melihat mereka berdua bahagia membuatnya lebih benci lagi dengan kenyataan, jika memang Chanyeol harus melepaskan Jennie untuk kebahagian,

lalu...

siapa yang akan bertanggung jawab atas kebahagiannya?

apakah ia harus berpura - pura bahagia?

apakah ia harus terlihat seperti orang yang tak punya perasaan?

Chanyeol membanting stir-nya dengan kencang, ia merasa di hianati oleh kejujurannya sendiri, jika memang Jennie menyukai Kai dari awal mengapa ia harus berkata iya saat Chanyeol melamarnya?

apakah karena saat itu Kai bukan seorang COO?

atau apa karna saat itu Kai masih menjadi anak buah ayahnya?

apakah karena uang?

BRAAAAAAKKKK!!!!!

TBC

[COMPLITED] AHJUSSHI AND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang