TWENTY EIGHT

71 5 0
                                    

Pintu ruang rawat Hana di ketok dari luar, terlihat Sehun menujukan kepalanya dari luar, hari ini adalah hari ke 5 ia di rawat di rumah sakit.
"Oh sehun-Sshi, ada apa? Apa aku sudah boleh pulang?" Hana menembak langsung pertanyaan - pertanyaan penting yang kini berada di otaknya.
"Oh tentu, kau sudah boleh pulang, tapi kau harus kembali untuk membuka gips di kakimu 3 minggu lagi." Sehun menjawab.
Saat itu, 3 hari lalu, saat ia mendapat Chanyeol terduduk di depan kamar Hana sambil menangis, Chanyeol meminta Sehun untuk membatunya mengurus semua keperluan Hana selama di rumah sakit, Chanyeol tau, ia tak mungkin bisa muncul lagi di depan wajah wanita itu untuk sementara waktu, ia tidak bisa melihat wajah kesal Hana saat memandang dirinya, ia memilih untuk mengubur semua kenangan indah itu di pikirannya agar ia bisa selalu tersenyum saat teringat beberapa hal yang terjadi antara dirinya dan Hana sampai ia bisa menyelesaikan semua masalah yang menurutnya kurang penting ini. Selalu, hati Chanyeol masih selalu bergetar saat mengingat Hana, tiap kali ia akan menelpon Sehun menanyakan keadan Hana,
"Bagaimana keadaan Hana"
"Apa dia makan dengan baik?"
"Apa ia makan obatnya dengan teratur?"

Begitu banyak pertanyaan yang selalu ia lontarkan, ia ingin melihat Hana lagi, ia ingin memegang tangan itu lagi, entah apa yang salah dengan dirinya, ini adalah kali pertama ia merasakan bahwa seseorang yang ia tinggal ini begitu penting, penting di bagian hidupnya, penting di bagian Hatinya dan penting untuk dirinya.

Mengapa begitu penting?
Mengapa....

"Sehun-sshi, apa... Chanyeol baik - baik saja?"
"Hm? Kenapa? Apa kau khawatir?"

Sehun menyalakan TV yang ada di ruang rawat inap itu, terlihat wajah Chanyeol terpapang jelas, ia sedang melakukan sebuah wawancara di kantornya, pertanyaan - pertanyaan yang di ajukan adalah seputar pekerjaan Chanyeol, menurut Hana, Chanyeol terlihat lusuh, sudah pasti laki - laki itu tidak sarapan, sudah pasti laki - laki itu terlalu banyak minum setiap malam, tiba - tiba sebuah pertanyaan muncul dari sang wartawan.
"Apa tanggapan anda tentang aktris Park Shinhye?"
"Apapun yang sudah ia katakan adalah tidak benar, aku sudah tidak pernah bertemu langsung dengan wanita itu semenjak kami berpisah, kami sudah mengajukan tuntutan atas dasar pencemaran nama baik yang sudah di proses oleh pengacara kami, jadi kalian bisa menunggu hasilnya."
Hana memandang TV yang cukup besar itu sengan mata sendu.
"Lalu apa sekarang anda memiliki kekasih?" Sang wartawan kembali bertanya.
Chanyeol terdiam sebentar, wajahnya seperti tidak ingin menyebut nama yang hampir setiap malam ia pikirkan.
"Ah, hahahahahaha," Chanyeol tertawa mencairkan suasana.
"Ya, aku punya seseorang, ia pernah berjanji untuk selalu ada di sisiku, tapi mungkin ia tak ingin melihatku lagi untuk sementara waktu ini, sampai aku bisa menyelesakan semuanya, aku pasti akan mencarinya lagi." Chanyeol berkata lirih.

Sehun mematikan TV, ia memandang wajah Hana dalam diam, di tangannya ia memegang sebuah surat yang seharusnya ia serahkan kepada Hana maupun Chanyeol, seharusnya sekarang ia berbahagia, seharusnya mereka mungkin akan melangsungkan pernikahan kecil dan keluarga kecil mereka akan bahagia, tapi Sehun tidak bisa melakukannya, ia tak bisa memberi kabar yang bisa menjadi mimpi paling buruk di 21 tahun kehidupan Hana.

"Sehun-sshi, apa kau akan kembali ke Amerika setelah ini?"
"Oh? Tentu, memangnya kenapa?"
"Apa aku bisa pergi ke sana juga?"
"Mwo?"
"Aku akan tinggal di sana, sejauh mungkin dari Chanyeol,"
Sehun tertegung, begitu kasihan wanita ini, untuk dirinya saja ia tak punya apa - apa,
"Tolong bantu aku, Sehun-sshi,"

Aaahh... Sehun terdiam, apa ia harus berbohong pada Chanyeol, ia benar - benar bingung dengan keadaan ini, apa yang harus ia lakukan sekarang.

Iya?
Tidak?

Sehun kini terdiam, seperti biasa dengan sebatang rokok di tangannya, mudah baginya membawa Hana ke Amerika, tapi, bagaimana dengan Chanyeol? Apa ia masih bisa berteman dengan Chanyeol setelah ini? Apa ia harus terus menutupi di mana Hana selamanya? Cepat atau lambat Chanyeol akan mengetahui di mana Hana berada, tapi dengan cara ini setidaknya Hana akan aman, setidaknya ia akan menjadi pahlawan di hidup Hana.

Beberap hari berlalu, Hana kini sudah boleh pulang dari rumah sakit, tinggal 2 minggu lagi sebelum kakinya setidaknya tidak menggunakan gips, sampai saat itu, ia harus berada di rumah ini, rumah yang di siapkan oleh Sehun, semuanya tertata rapih dan bersih, agar mempermudah Hana untuk berjalan, Sehun membuat ruangannya menjadi lebih lebar dengan memindahkan beberapa furnitures.

Pintu di ketok dari luar, terlihat Sehun membawa kantong plastik berisi makanan, ia berjalan pelan memasuki rumah sewaannya, karena sepertinya ia masih harus berada di sini untuk beberapa minggu kedepan.
Kamar di atas di pakai oleh Sehun dan kamar tamu di bawah di pakai oleh Hana, mereka berdua berbagi tempat agar Sehun bisa terus memantau keadaan Hana.

"Sehun-sshi," Hana berdiri di depan pintu menyambut Sehun.
"Hana-sshi, mari kita makan, aku membawa jajangmyeon kesukaanmu." Sehun menunjukan kantong plastik penuh warna putih.
"Oh, baiklah," Hana memberi senyum manisnya dan duduk di kursi makan.

Mereka berdua menikmati makanan yang Sehun beli, entah mengapa tapi Sehun ingin segerah mengetahui jawaban Hana tentang apa yang akan ia pertanyakan saat mereka selesai makan.

Mereka berdua kini asik duduk di meja makan dan Sehun baru saja menghabiskan batang rokok ke 4-nya hari ini di depan rumah.
"Kenapa kau tidak merokok di sini?"
"Ah, tidak baik untuk kesehatan-mu."
"Cih..." Hana mengecap pelan, sudah ratusan kali ia melihat laki - laki itu merokok di depannya.

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu,"
"Ada apa?"
Sehun mengeluarkan surat yang dari beberapa hari lalu ia sembunyikan di saku jas-nya.
Hana menatap surat itu, sepertinya ia tidak terkejut dengan isi surat itu, mata Hana meneduh.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang,"
"Aku akan mempertahankannya, aku tidak bisa membuangnya, aku..."
"Kau harus mendaftarkan nya atas namaku,"
"Apa?"
"Dengan begitu aku bisa membawamu ke Amerika denganku,"

TBC

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now