TWENTY SEVEN

87 5 1
                                    

Chanyeol terduduk di bangku taman rumah sakit dari sekitar 30 menit lalu, kepalanya terasa sakit, ia belum makan, dan hanya meminum botol air yang sekarang sudah kosong, apa yang di katakan Baekhyun padanya tadi membuatnya bingung, mempertanyakan kebenarannya.

Baekhyun terengah - engah saat menyampaikan ceritanya tapi ia berkata bahwa saat ia dan Hana berada di Jepang, ayah Chanyeol sudah mengetahui adanya Hana di samping Chanyeol dan memancing Chanyeol untuk datang di hadapannya berharap anaknya akan jujur tentang siapa Hana sebenarnya, tapi kenyataannya Chanyeol berbohong di belakang keberanan yang sudah ayahnya ketahui.

Malam itu, Seseorang datang ke rumah mereka diam - diam dan memberika obat bius pada Chanyeol dan juga Hana, lalu membawa Hana ke sebuah hotel lain, saat pagi datang Hana terbangun di sebuah tempat yang tak pernah ia lihat sebelumnya, namun ia melihat kakek tua itu terduduk di meja makan membaca sebuah koran dan meminum secangkir kopi hangat.
Hana yang tidak bisa mencerna apa yang terjadi langsung terbangun dan melempar ratusan pertanyaan, tapi tiba - tiba semua pertanyaan itu terhenti saat melihat seseorang berdiri si belakang ayah Chanyeol, mata Hana terbelalak, ia seperti tak bisa bernapas, wanita yang ratusan kali ingin ia bunuh dalam kepalanya berada tempat di depan wajahnya.

"Hana-ya, sudah lama tidak bertemu," wanita itu berkata.
"Bi-bi-bibi?"
"Yah! Jangan memanggil aku seperti itu, panggil saja aku Jessica,"
"M-mwo?"
"Sayang, jangan sampai calon mantuku adalah wanita gila harta seperti wanita ini, wanita ini pernah mencuri uangku, itu mengapa aku membuangnya"
"Calon mantu?"
"Benar Hana-ya, sebentar lagi aku dan tuan Park akan menikah, tentu aku akan mengundangmu, tapi aku harap kau tidak datang,"
Hana terbelalak, tidak ada kata - kata yang perlu ia lontarkan untuk wanita iblis yang kini berpura - pura menjadi malaikat.
"Kau tau apa yang harus kau lakukan, Hana-sshi," Tuan Park membuka suara.

Hana tak berkata apa - apa dan langsung di kawal memasuki sebuah mobil yang mengantarnya ke airport, malam itu, ia mengjnap di airport dan langsung pulang ke Korea dengan pesawat pertama.

Semua yang terjadi hari itu masih teringat jelas di kepala Hana, ia tau, Tuan Park pasti mempercayai semua kata - kata bibi-nya dari pada cerita aslinya.

Sedangkan perasaannya tentang Park Chanyeol? Entah lah... Hana merasa begitu marah pada dirinya sendiri, sampai kapan ia harus terus merasa enggan untuk berdiri pada kenyataan yang terjadi, bertarung untuk kebenaran yang ada, tapi 5 tahun sudah berlalu dari terakhir kali Han melihat wanita itu, entah bagaimana ceritanya kini bibi yang ia tak ingin ingat namanya itu berada di keluarga yang begitu dekat dengannya.

Terlihat Chanyeol berjalan memasuki ruang rawat, mata Hana masih memandang ke luar ruangan, matanya sangat teduh, rasanya ia ingin menghilang saja, ia tak inging terlihat oleh siapapun.

Chanyeol terduduk di bibir tempat tidur Hana sambil melihat kaki Hana yang di Gips.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau kembali kepadaku?" Chanyeol bertanya.
"Apa aku harus membunuh wanita itu agar kau mau bersamaku?" Lanjutnya.
Bagi Hana membunuh wanita itu tidak akan menyelesaikan masalah, yang Hana inginkan adalah wanita itu menderita sedalam - dalamnya sampai ia tidak bisa bangkit lagi.
"Dari mana kau tau tentang ini?" Hana bertanya.
"Tidak penting aku tau dari mana tapi aku ingin kau tau Hana ya, bahwa aku menyaksikan kebenaran antara kau dan bibimu, aku tau mana yang benar dan tidak,"
"Lalu?"
"Kini aku bertanya padamu, apa yang kau ingin aku lakukan agar kau bisa terus bersamaku?"
"Mengapa kau ingin terus bersamaku? Bukankah mudah bagimu untuk memilih wanita lain?"
"Mwo? Mudah katamu?" Tiba - tiba Chanyeol tertawa, sepertinya ia mengerti sesuatu, cintanya sepertinya bertepuk sebelah tangan, jika Hana bisa melepasnya begitu saja, lalu apa arti Chanyeol di hidup Hana, ia terdiam, ia menertawakan dirinya yang terlihat bodoh, memalukan, ia lelah, ia tak ingin berbicara lagi, walaupun begitu ia ingin terlihat dewasa.
"Istirahatlah, aku akan pergi seperti yang kau inginkan,"
Hana terkejut, matanya membulat, ia tak ingin Chanyeol pergi, ia ingin terus bersama laki - laki itu, saat bersamanya Hana merasa aman, ia merasa kini hidupnya tak kosong lagi, ia punya sesuatu yang mendorongnya untuk terus hidup, ia ingin hidup lebih lama lagi untuk melihat laki - laki itu.
Chanyeol berjalan keluar dari ruangan Hana, tepat di saat pintu itu tertutup, Hana menangis sejadi - jadinya, ia sedih dan kesal saat mengetahui bahwa ia akan mengakhiri kisah cintanya dengan Chanyeol dengan cara yang kasar, Hana kembali menjadi Hana yang dulu lagi, Hana yang sendirian, tidak punya siapa - siapa, tidak ingin siapa - siapa dan merasa bahwa hidupnya sia - sia.

Semua pertanyaan hanya berakhir pada air mata, ia menangis sesegukan, suara tangisannya memenuhi ruangan kosong yang kini terasa begitu dingin. Di belakang dinding itu, terduduk Chanyeol,

Ia mendengar tiap tangisan Hana, entah mengapa, ia merasa sangat sedih, lebih sedih dari percerayan bodohnya, lebih sedih saat ia mendapati orang yang ia suka berselingkuh di depannya, ia meneteskan air matanya, sesegukan seperti orang bodoh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia mendengar tiap tangisan Hana, entah mengapa, ia merasa sangat sedih, lebih sedih dari percerayan bodohnya, lebih sedih saat ia mendapati orang yang ia suka berselingkuh di depannya, ia meneteskan air matanya, sesegukan seperti orang bodoh.

"Hyung, ya! Jangan seperti ini!" Sehun terduduk di sebelah Chanyeol.
"Sehun-aa, mengapa begitu menyakitkan,"
"Hyung, berhenti menangis, ayolah, bagaimana kalau kita pergi ke bar, oh?"
"Tidak, Sehun-aa, tidak hari ini, aku benar - benar tidak bisa berfikir jernih.

Chanyeol berdiri dari temparnya dan berjalan lunglai keluar dari rumah sakit besar itu, berharap ia akan meninggalkan semua kesedihan ini di rumah sakit ini dan saat ia melangkah keluar dari lobby ia tidak ingin mengingat apapun, ia ingin memecahkan kepalanya yang begitu sakit.

TBC

[COMPLITED] AHJUSSHI AND MEWhere stories live. Discover now