TWENTY ONE

116 8 0
                                    

Jepang!
Ini Jepang!

Hana hanya terus memandang pemandangan dari penginapan mereka, pantai yang indah dengan pantulan cahaya yang seperti kelap - kelip laut.

Tangan kekar itu kembali melingkar di tubuh Hana,
"Apa kau menyukainya?" Suara berat itu menyapa telinga Hana.
"Indah... sangat indah,"
"Kau lebih indah..."
"Ahjusshi, kau sepertinya buta"
"Ya... mengapa merusak moment indah ini! Keterlaluan sekali kau ini!"

 mengapa merusak moment indah ini! Keterlaluan sekali kau ini!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana terdiam di dalam senyumnya
"Gumawoyo... Park Chanyeol" Hana mengucap pelan.
"Untuk apa, kau dan aku sama - sama lari dari kejaran media masa, lalu apa yang spesial?"
"Karena kau mau berlari denganku, selama hidupku aku selalu sendirian, sampai - sampai aku lupa rasanya dan menjadi takut akan rasa, aku takut akan menjadi beban, aku takut hanya akan menyusahkanmu saja, aku takut orang yang aku sayang akan tiba - tiba menghilang, sungguh, untuk memikirkannya saja aku merasa tidak ingin mengenal siapa - siapa lagi di hidupku,"
Chanyeol mendengar setiap kata - katanya, ia merasa malu, di umurnya yang di atas kepala 3 ia masih memilih untuk egois, ia masih mementingkan dirinya sendiri, sedangkan wanita ini, yang baru saja menginjak 21 tahun, pikirannya begitu luas, hatinya benar - benar teduh, rasa itu kembali muncul, rasa yang membuat Chanyeol merasa ia harus melindungi wanita ini dari apapun.

"Hmmmm!!! Baunya enak," Hana mencari sumber wangi makanan yang masuk ke dalam indra penciumannya.

"Ayo kita berjalan - jalan," Chanyeol menggengam tangan Hana.

Chanyeol memimpin langkah, Hana masih tersenyum sambil menikmati udara yang begitu segar dari arah laut.

Getaran itu ada lagi, jantungnya seakan mau lepas dari tempatnya ia ingin hanya sekali ini saja menjadi egois lagi, ia ingin bersama dengan wanita ini, wanita yang 10 tahun lebih muda darinya, wanita yang keluarganya sudah tidak ada, hidup sebatang kara dalam keadaan susah sepanjang hidupnya.

Mereka mimilih sebuah restaurant yang ada di pinggir pantai, pandangan Chanyeol masih terus tertuju pada wanita yang ada di depannya, wajah berseri senang saat makanan yang di tata cantik di depannya di suguhkan dengan segelas anggur merah.

Bagaikan terbang ke alam mimpi, Hana tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan bisa menerima kebaikan yang berlimpah dari seseorang yang tidak pernah ia perkirakan sebelumnya.

Lucu...
Perasaannya merasa ini tidak akan bertahan lama, tapi ia terus meminta di dalam hatinya, 3 hari saja, ia hanya ingin 3 hari yang indah dengan laki - laki itu, setelah 3 hari, ia rela menghadapi apapun.

Malam semakin larut, mereka sedang menikmati indahnya kelap - kelip air laut yang terpapar sinar bulan purnama malam itu, sebuah meja yang di tata rapih dan segelas whiskey untuk Chanyeol juga champagne untuk Hana membuat semuanya menjadi begitu indah, tidak ada yang mengejar ngejar mereka, tidak ada yang berusaha menunggu - nunggu kesalahan mereka, hanya berdua menikmati dinginnya angin pantai hari itu.

"Hana-ya, apa aku boleh bertanya sesuatu?" Chanyeol kembali membuka topic.
"Tentu saja, ada apa?"
"Aku ingin bertanya, pada hari itu, hari di mana, aku datang untuk duduk di depanmu, apa kau mengingatnya?"
"Tentu"
"Aku ingin bertanya siapa laki - laki itu,"
Hana sedikit terdiam, wajahnya seperti mengingat kembali kejadian hari itu, hari di mana ia kehilangan segalanya,
"Oh maafkan aku, seharusnya aku tidak bertanya tentang hal itu lagi,"
"Dia adalah pemilik kontrakan yang ku tempati dulu," Hana menjawab.
"Boleh aku tau kenapa kau bisa di usir dari sana?"
Hana tiba-tiba mengeluarkan rintisan tawa kecil, ia mentertawai dirinya yang bodoh.
" kontrakan itu seharunya di tanggung oleh bibiku, tapi sepertinya bibiku berhenti membayar tanpa sepengetahuanku dan apa yang terjadi hari itu ku rasa kau masih mengingatnya jelas." Hana menutup tema itu dengan cepat, rasanya ia benci untuk mengingatnya di saat ia masih ingin bersenang - senang.
Chanyeol mengenggam tangan Hana lembut,
"Mulai dari hari ini dan seterusnya, tidak akan ku biarkan siapapun menyakitimu, selama kau ada di sampingku."
Hana tersenyum manis dan Chanyeol mendaratkan sebuat kecupan hangat di pipi Hana pelan.

Jam menunjukan pukul 12 malam, saatnya mereka untuk berjalan pulang, hotel mereka tidak jauh dari cafe indah tempat mereka berada sekarang, tapi malam yang gelap membuat Hana sepertinya bergidik ngeri dengan keadaan di sekitarnya, matanya menangkap siluet bapak - bapak tua yang sedang mabok di pinggir jalan di beberapa pintu masuk restaurant dan bar, ia mengeratkan pegangannya pada tangan Chanyeol, rasanya ia ingin sekali memeluk tubuh laki - laki itu, memejamkn matanya dan berharap laki - laki itu akan berubah menjadi superman dan menggotong Hana pulang secepat kilat. Chanyeol menyadari keadaan kini melepas genggaman tangannya dan meletakan tangannya melingkari tubuh Hana dan menariknya lebih dekat, Hana terkejut, tapi ia merasa lebih aman di dalam dekapan laki - laki yang jauh lebih tinggi darinya itu.

Mereka sampai di kamar yang mereka pesan tadi siang, Hana baru saja selesai mandi dan membongkar seluruh baju yang ada di kopernya dan sepertinya ia melupakan hal yang penting dari rumahnya, ya itu, baju tidurnya sendiri.

"SIAL!" Hana mengumpat
Dari ruang TV, Chanyeol mendengar umpatan kesal Hana.
"Ada apa?"
"Aku lupa membawa pakaian tidurku!" Hana mengumpat dengan balutan bathrobe.

Chanyeol tertawa lepas dan berjalan ke arah kopernya, ia mengambil salah satu kaus tidurnya yang cukup panjang.

"Pakai ini."

Hana tidak punya pilihan, tidak mungkin ia tidur dengan bathrope.

Hana keluar dengan kaus longgar yang sampai ke bawah paha-nya. Sepertinya ia menyerah dan keluar dari kamar untuk mengambil segelas minuman.

Sebuah tangan kekar melingkar di peruh Hana,
Laki - laki itu mencium aroma wangi tubuh wanita yang belakangan ini membuatnya mabuk kepayang.

"Aku tidak akan pernah bosan dengan aroma tubuhmu," Chanyeol berbisik

"Ahjusshi, berhenti menggodaku," Hana melepaskan tangan Chanyeol agar ia bisa lari dari dekapan tubuh laki - laki itu.

Hana terduduk di ruang TV dan membuka Netflix, mencari - cari film bagus yang menurutnya cocok untuk di tonton, pilihannya jatuh kepada " Crazy Rich Asian" drama comedy yang sedang menjadi topic pembicaraan.

Hana mencoba untuk berkonsentrasi dengan film yang sedang ia tonton sambil mencoba untuk menyingkirkan tangan yang menyentuh pahanya lembut.
"Ahjusshi, bisakan kau diam, aku sedang menonton film ini."
"Kau! Sekali lagi memanggilku ahjusshi aku akan melahapmu hidup - hidup,"
"Cih mana mungkin bisa,"
"Kau menantangku?"

Adegan pernikahan di film itu terjadi, di mana seorang pengantin berjalan ke arah altar.

"Cantik..." Hana berucap.
"Aku bisa membuat semua ini menjadi kenyataan," Chanyeol menjawab dengan mudahnya.
"Tapi aku tidak punya keluarga untuk hadir,"
"Kau punya aku,"

TBC

[COMPLITED] AHJUSSHI AND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang