9 - Cause It's You

114 28 1
                                    

9 – Cause It's You

Kai mengerutkan kening heran melihat kerumunan di dekat gerbang. Bahkan banyak murid yang berlarian dari koridor ke arah gerbang. Kai menatap Nyle dan Gavin, berharap mereka memiliki jawaban untuk pertanyaan yang belum diucapnya. Tapi kedua sahabatnya itu mengedikkan bahu.

Lalu di belakang Gavin, Kai melihat Adriel berlari dari arah koridor. Dan dari Adriellah akhirnya Kai tahu bahwa di depan sana, Eris sedang dikeroyok murid dari sekolah lain. Salah satu dari orang-orang itu adalah teman lama Eris di gengnya dulu. Kai menatap kerumunan itu, dan dilihatnya Hana menerobos kerumunan itu, menatap panik ke sekelilingnya, sampai kemudian tatapannya berhenti pada Kai.

Hana berlari ke tempat Kai dan berkata panik, "Eris ... tolong dia. Temannya ... dia datang lagi ... dan sepertinya dia berniat jahat pada Eris."

Mendengar itu, seketika Kai melesat ke arah kerumunan itu. Dengan mudah murid-murid lain memberinya jalan begitu tahu kedatangannya. Berdiri di depan kerumunan itu, akhirnya Kai bisa melihat Eris memegang benda tajam di tangannya, sebuah cutter, sementara di depannya, ada setidaknya belasan orang, laki-laki dan perempuan, tampak siap mengeroyoknya.

Kai terbebalak kaget ketika melihat apa yang dilakukan Eris dengan cutternya. Alih-alih menggunakannya sebagai senjata, gadis itu malah menggunakannya untuk merobek ujung sisi rok seragamnya, sebelum kemudian dia melempar cutter itu cukup jauh darinya. Tak cukup sampai di situ, Eris merobek sisi rok seragamnya itu sekitar sepuluh senti, mungkin untuk memudahkannya bergerak.

Eris melepaskan ranselnya, melemparkannya tak jauh dari cutternya, lalu berikutnya menyusul sebuah buku yang cukup tebal, mendarat di atas ranselnya. Ia lantas melepaskan jaket hitamnya dan dengan santai mengikatnya di pinggangnya, menutupi roknya yang robek.

Kai mendengus tak percaya ketika Eris berkata ke arah rombongan di depannya itu, "Aku tidak punya banyak waktu mengurusi kalian, jadi cepatlah."

Ketika seorang laki-laki bertubuh tinggi maju, Kai tak bisa tinggal diam dan hanya menonton di sini. Ia melepaskan ranselnya dan menyerahkannya pada Gavin.

"Kalian tetap di sini," katanya pada teman-temannya, sebelum ia berlari ke tempat Eris yang sedang berkelahi melawan penyerangnya tadi.

Eris berhasil menghindari serangan pertama laki-laki itu, tapi melihat postur tubuh laki-laki itu, Kai khawatir Eris tidak akan bisa membalas serangan pria itu. Apalagi pria itu bergerak cukup lincah.

Tapi di luar dugaan Kai, ketika laki-laki itu kembali menyerang Eris dengan tinjunya, Eris mengelak dengan mudah, lalu ia melakukan tendangan berputar yang mendarat di pinggang lawannya. Ketika dua orang laki-laki lain dan seorang perempuan maju bersamaan, Eris tampak siaga.

Dan ketika Eris sedang sibuk melawan tiga orang itu, laki-laki yang pertama menyerang Eris tadi hendak menyerang Eris dari belakang. Kai berhasil melompat ke arah laki-laki itu sebelum dia menyerang Eris. Kai menarik bahunya, lalu mendaratkan sebuah tinju keras ke wajahnya, membuatnya jatuh terjengkang.

"Itu Kai!" seruan salah seorang dari rombongan itu menghentikan perkelahian Eris dengan tiga orang lawannya. Seorang perempuan yang tidak mengenakan seragam seperti rombongannya, menatap ke arah Kai dengan ngeri. Tampaknya dialah teman Eris yang dimaksud Hana. Tapi kenapa dia melakukan ini pada Eris?

"Kau ... kenapa kau membantunya?" tanya gadis itu pada Kai.

Eris lantas meninggalkan ketiga lawannya dan berjalan ke tempat Kai dengan marah. Kai pikir, menghadapi belasan orang ini sendirian rasanya lebih mudah daripada harus menghadapi Eris yang sedang marah.

"Apa yang kau lakukan?!" desis Eris begitu ia berdiri di depan Kai.

Kai tak menjawab dan malah menatap orang-orang yang sudah siap menyerang di depannya itu.

Wolf and The Beauty (End)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα