28 - Menjauh Darinya, Kenapa Selalu Seberat ini?

97 24 2
                                    

28 - Menjauh Darinya, Kenapa Selalu Seberat ini?

Kai terus menatap gadis yang berjalan di sampingnya ini. Saat ini, sisi diri Eris yang ini adalah sisi yang paling dibenci Kai. Ia benci ketika melihat gadis ini sedih. Kenapa dia harus menghukum dirinya sendiri seperti itu? Bukan salahnya jika orang tuanya mengalami kecelakaan. Bukan salahnya jika orang tuanya begitu menyayanginya. Bukan salahnya jika omnya begitu peduli padanya. Itu keluarganya, astaga. Jadi kenapa gadis ini harus menyalahkan dirinya sendiri hingga sejauh ini? Menyakiti dirinya sendiri hingga separah ini?

Kai teringat ketika Eris terisak dalam tidurnya semalam. Dia bahkan masih dihantui mimpi buruk seperti itu. Kenangan, adalah hal paling kejam untuk menghukum seseorang. Seharusnya Eris tidak perlu merasa bahwa dia berhak menerima hukuman yang lebih kejam dari itu. Dan Kai, tahu dengan baik bagaimana kenangan selalu berhasil membunuhnya, lagi, dan lagi.

Saat ini, Kai tak tahu kenapa ia begitu ingin memeluk Eris, mengusap lembut punggungnya, menghiburnya. Tapi ia tahu, ia tidak bisa melakukan itu. Kai tahu Eris adalah gadis yang kuat. Tapi Kai juga bisa melihat, betapa hancurnya gadis itu ketika dia membicarakan masa lalunya. Eris pasti sangat menyesal dan bersedih setiap kali teringat orang tuanya. Selama ini, setahu Kai, Eris juga tinggal sendiri di kota ini. Membiasakan diri dengan kesendirian? Apakah dia benar-benar selalu merasa seperti itu? Sendiri ...

Cinderella, huh? Pada akhir ceritapun Cinderella bertemu pangeran dan meninggalkan keluarga tirinya yang kejam. Di akhir cerita, Cinderella hidup bahagia. Tidak bisakah Eris menjadi Cinderella saja? Tak bisakah dia membiarkan Kai menjadi pangeran yang membawanya pergi?

Saat ini, Kai benar-benar yakin. Dirinya pasti sudah gila.

***

Ketika Eris memasuki gerbang villa, Om Bram sudah duduk di undakan teras, tampak sedang menunggu seseorang. Begitu melihat Eris, Om Bram bergegas menghampiri Eris, memeluk keponakannya itu singkat, sebelum kemudian menanyakan keadaan Eris,

"Kau baik-baik saja, Eris? Astaga, kenapa kau tidak mengatakan apa pun jika kau memang pergi ke rumah temanmu? Membuat semua orang khawatir seperti kemarin, kau ini benar-benar ..."

"Om," Eris menyela kalimat kesal bercampur khawatir omnya itu. "Aku baik-baik saja sekarang," gadis itu menambahkan dengan senyum.

Om Bram mendesah lega, lalu ia mengatakan bahwa ketika ia tidak bisa menelepon Selyn, ia benar-benar cemas karena Eris belum juga pulang. Kai memberikan penjelasan yang sangat rapi tentang kronologis palsu kejadian kemarin sore, hingga pagi tadi. Tapi Kai berhasil meyakinkan Om Bram bahwa Eris sudah baik-baik saja sekarang. Dengan sempurna. Siapa tahu, Kai punya kemampuan akting sehebat ini?

Om Bram sendiri tampaknya cukup menyukai Kai. "Kau memang anak yang bertanggung jawab. Kau bahkan mau merepotkan dirimu dan menjemput Eris di rumah temannya, lalu mengantarnya kemari. Terima kasih, Kai. Tampaknya mulai sekarang, aku bisa tenang jika meninggalkan dia di kota ini sendiri," kata Om Bram pada Kai. "Dengan kau yang ada di sampingnya, aku bisa tenang karena dia akan baik-baik saja."

Kai tersenyum sopan. "Om tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Eris dengan baik," ia berkata dengan begitu meyakinkannya.

Eris bisa merasakan wajahnya memerah ketika Om Bram terbahak seraya menepuk punggung Eris sedikit lebih keras dari biasanya. Omnya ini sedang menggodanya, dan Eris benar-benar malu saat ini. Dan jika ini bukan omnya, Eris tak tahu apa yang akan ia lakukan untuk membalasnya, sungguh.

Dan apa kata Kai tadi? Menjaga Eris dengan baik? Membuat Eris kesal sepanjang waktu mungkin adalah definisi dari menjaga dengan baik menurut Kai. Menyeret Eris kesana-kemari dan memamerkannya sebagai gadisnya di depan semua orang, dan juga ... yah, sedikit membantu Eris semalam. Oke, menyelamatkan nyawa Eris, Eris mengakui juga akhirnya. Meski ia tidak akan pernah mau mengakui itu pada siapa pun, terutama Kai. Atau ia akan mati kesal karena Kai akan terus menggodanya karena itu.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now