45 - Persiapan Kejutan

76 19 1
                                    

-13-

Leaving

Ketika aku meninggalkanmu

Aku membunuh separuh jiwaku

Ketika aku melepasmu

Hidupku seolah berhenti, mati

45 – Persiapan Kejutan

"Kenapa kalian membawaku kemari?" panik Selyn ketika Nyle dan Gavin membawanya ke pondok berburu mereka di tengah hutan.

"Kai menyuruh kami untuk mengurungmu di sini," kata Gavin dingin.

Selyn menatap Nyle dan Gavin bergantian. "Tapi bulan purnama masih dua minggu lagi. Dan aku juga sudah tidak seliar dulu. Aku bahkan mulai bisa mengenali kalian. Aku tidak akan ..."

"Kai tidak mau mengambil resiko. Ia merasa tidak aman jika kau berada di dekat para manusia," Nyle berkata tanpa menatap Selyn.

Selyn tertegun. Kai tidak pernah mengatakan hal-hal seperti itu sejak Selyn mulai bisa mengendalikan dirinya. Tidak pernah, sampai beberapa hari lalu. Tapi itupun Kai tidak mengatakannya sekasar itu pada Selyn. Kai hanya berkata bahwa Eris ...

Benar. Kai mengkhawatirkan Eris. Kai tidak ingin Selyn berada di dekat Eris. Tidak, dengan alasan apa pun. Akhirnya, hari yang ditakutkan Selyn datang juga. Meski Selyn tahu hari ini akan datang, tapi ia tak menyangka hari itu akan datang secepat ini. Sejak Selyn menjadi begitu dekat dengan Eris, ia selalu takut jika Kai akan menjauhkan Eris darinya. Lain halnya jika Eris pergi untuk kuliah. Setidaknya, Selyn akan masih bisa menghubunginya. Tapi ini ... setelah ini ... akankah Kai mengijinkan Selyn menemui Eris lagi?

"Nyle," Selyn menatap Nyle, memohon, "Kau tahu aku sudah bisa mengendalikan diriku, kan? Aku tidak akan dengan ceroboh menyakiti para manusia. Ataupun Eris. Sungguh, Nyle."

Nyle memalingkan wajah, menolak menatap Selyn, membuat gadis itu mengernyit seolah kesakitan.

"Tak ada yang bisa kami lakukan, Selyn. Kai sudah membuat keputusan," kata Gavin tegas.

Selyn menatap Gavin tak percaya, menggeleng keras, menolak. Bersama Eris, Selyn merasa memiliki kehidupan lagi. Ia memiliki keluarga, sahabat, kakak. Selyn berusaha keras untuk mengendalikan diri karena Eris. Ia berusaha untuk menjadi semanusia mungkin bahkan saat ia berubah, demi Eris. Ia tidak ingin kehilangan Eris. Ia pikir, cinta Kai akan cukup untuk menahan gadis itu di sisinya, dan di tengah-tengah keluarga mereka. Dan seharusnya begitu.

Selyn tak pernah menyangka, Kai akan menyerah seperti ini, semudah ini. Setidaknya, Kai harus menunggu beberapa tahun lagi, sampai setidaknya Eris menemukan seseorang yang bisa menjaganya. Tidak sekarang. Hari yang ditakuti Selyn ini, datang terlalu cepat dari dugaannya.

***

1 hari sebelumnya ...

"Kapan?" Eris menatap Adriel dengan kening berkerut.

"Besok lusa," sahut anak laki-laki itu. "Dan kami belum tahu apa yang akan kami lakukan. Maksudku, sebelum ini, dia selalu menutup diri sehingga kami tidak pernah bisa melakukan apa pun di hari ulang tahunnya. Karena itu ..."

Eris mengangguk-angguk seraya mulai berpikir. Besok lusa Selyn ulang tahun. Benar. Itu berarti ini adalah ulang tahun pertama yang akan dirayakannya bersama Kai dan yang lain. Ia lalu menatap Adriel dan Xander penuh percaya diri.

"Aku akan mempersiapkan segalanya untuk kalian," katanya. "Tapi aku perlu kalian melakukan satu hal untuk membantuku."

Adriel dan Xander saling berpandangan. "Apa itu?" tanya mereka kompak.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now